Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Penyebab Lemahnya Budaya Membaca di Indonesia

24 Agustus 2021   15:28 Diperbarui: 24 Agustus 2021   15:39 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lihat itu, sudah kakek-kakek asik membaca buku di tempat parkir, tapi ini di Moskow. Dokumen Syaripudin Zuhri.

 Anda lihat generasi melineal, generasi nunduk, akan terlihat di mana-mana, berjam-jam mereka main game di HP, lalu kapan mereka membaca buku, jangan bayangkan mereka membaca buku-buku tebal, 500 halaman misalnya, untuk membaca buku tipis 100 halaman sudah payah. Mata mereka sudah lelah dengan game yang mereka mainkan.

Kelima, adanya TV dan Youtube. Ini mestinya ditaruh diatas, tapi sekarang generasi melineal jarang nonton TV, karena ada yang lebih menarik dari TV , yaitu Youtube.  Karena kalau nonton TV acara atau program TV sudah disediakan oleh produser TV, pemirsa hanya tinggal menonton acara tersebut, dan tidak bisa memilih materi, acara atau rogram yang disukai.

Ini anak muda sedang asik membaca buku di sebuah taman, tapi lagi-lagi di Moskow. Dokumen Syaripudin Zuhri.
Ini anak muda sedang asik membaca buku di sebuah taman, tapi lagi-lagi di Moskow. Dokumen Syaripudin Zuhri.

Tapi dengan Youtube, mau pilihan acara terbuka bebas, dan kapan saja bisa ditonton, waktu tayang bisa memilih sendiri.  Apalagi bagi Youtuber, bukan hanya menonton, tapi bisa membuat konten dan dibayar, coba itu apa tidak menggoda? Sudah bebas mencarii materi pilihan, eh jika mau, bisa dibayar. Nonton dibayar, apa ga asik tuh? Jadi gimana mau baca buku? Buku selain berat, harus dibeli dan tak ada yang membayar, kecuali jika jadi penulis yang memang sudah populer.

Itu saja lima penyebab utama generasi melineal yang menyebabkan mereka susah untuk diajak membudayakan membaca buku. Anda bisa menambahkan dengan penyebab lainnya.  Dengan lima penyebab di atas, generasi milineal ini segalanya dibuat instan , siap saji, siap pakai dan susah diajak berproses. Maunya terima jadi, dan susah untuk diajak membaca buku, yang luas pembahasannya. Silahkan Anda buktikan sendiri, banyak tidak generasi melinial yang asik membaca buku di berbagai tempat?

Lalu kemana buku-buku itu? Siapa yang membaca buku? Akh ternyata buku tetap eksis, karena buku ternyata punya kelebihan sendiri, seperti sudah saya sebutkan di alinea paling atas. Jadi perpustakaan konvesional tetap diperlukan, dan orang yang membaca buku, buku dalam arti fisik, seperti dulu tetap akan ada.

Buku tak bisa digerus jaman total seratus persen. Jadi walau banyak orang yang membaca buku via computer, Tab, Laptop, HP dan berbagai macam sarana elektronik, membaca buku secara konvensional masih akan tetap ada! Tapi masalahnya generasi muda membaca buku tidak? Atau perlu ada Pestival membaca buku, wah ini susah karena memakan waktu? Atau menurunkan harga buku dan membebaskan berbagai macam pajak untuk buku.Wah bisa melebar ke mana-mana. Sudah akh. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun