Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Festival Indonesia Moskow 2018, Orang Rusia pun Jualan Martabak

6 Agustus 2018   20:51 Diperbarui: 8 Agustus 2018   16:55 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lihat itu Martabak, susah diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia, karena memang di Rusia tak kenal martabak. Foto; Syaripudin Zuhri

Musim panas di Rusia sedang berlangsung, suhu kisaran antara 25-30 derajat. Terik matahari yang begitu terang dan membuat gerah, bisa tiba-tiba diguyur hujan yang lebat, tiba-tiba mengguyur dengan derasnya dan kemudian hujan pun berhenti.

Di musim panas kali ini memang agak sedikit unik, dalam arti panasnya diselingi dengan hujan, persis seperti di Indonesia. Di mana hujan tiba-tiba, dan berhentinya pun tiba-tiba, tidak lama hujannya dan matahari pun terang kembali.

Demikianlah suasana yang mengantar Festival Indonesia Moskow (FIM) yang ketiga, 3-5 Agustus 2018, yang didahului forum bisnis pada hari Kamis, tanggal 2 Agustus 2018. Jadi selama 3 hari FIM berlangsung dengan meriah. Antusias orang Rusia begitu menggebu-gebu. Anda bisa bayangkan dari jumlah yang hadir.

Di hari pertama menurut data berjumalah 32.657 orang, di hari kedua berjumlah 54.565 pengunjung dan di hari penutupan pengunjung yang hadir 47.647 orang. Jadi total pengunjung 134.869 orang, melebihi target yang ditetapkan oleh Bapak Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarusia, M Wahid Supriyadi, sebanyak 120.000 orang pengunjung, luar biasa.

Booth nasi goreng dan sate makanan favorit yang dicari orang Rusia di FIM 2018. Foto: Syaripudin Zuhri.
Booth nasi goreng dan sate makanan favorit yang dicari orang Rusia di FIM 2018. Foto: Syaripudin Zuhri.
Padahal di hari yang sama, ada juga semacam festival oleh Kedutaan Jepang, di tempat yang berbeda, tapi tak mengurangi antusias orang Rusia. Padahal juga di tengah-tengah pertunjukan itu, terkadang hujan lebat, walaupun berhenti juga dengan cepat. Hal tersebut tidak mengurangi orang Rusia untuk tetap berada di lokasi FIM.

Lagi-lagi kita harus mengancungkan jempol untuk semangat orang Rusia menonton FIM. Berbagai booth ada di FIM , kurang lebih seratus booth dari berbagai provinsi, kabupaten dan wali kota di Indonesia, yang turut memeriahkan acara FIM ketiga ini. Ada Booth DKI, Malang, Manado, Bali, Malang, Pekalongan, dan lain sebagainya.

Boleh dibilang pengunjung seperti "tumplek blek", kalau kata orang Betawi. Di FIM, puluhan ribu orang setiap hari berkunjung. Dan jangan lupa juga, panggung yang tersedia juga tak main-main, ada panggung utama, panggung DKI, panggung untuk unjuk kerja membuat makanan, seperti martabak. Nah setiap panggung full oleh penonton. Oya ada juga booth khusus wayang kulit, wah yang ini lain kali aja ceritanya.

Bahkan begitu semangatnya mereka menghadiri acara FIM ini, pagi-pagi hari mereka sudah berdatangan, padahal acara resmi pada hari pertama, Jumat 3 Agustus 2018, dibuka pukul 15.00 waktu setempat atau pukul 19.00 WIB. 

Tapi mereka bertahan sampai ditutupnya acara sekitar pukul 21.00 (01.00 WIB). Begitu seterusnya sampai di hari ketiga, hari penutupan, yang memang sangat ditunggu, karena ada undian tiket PP Moskow-Bali dari sponsor Qatar Airlines. Dan berbagai hadiah yang menarik lainnya. Mereka tak beranjak sampai benar-benar lampu dipanggung utama padam, luar biasa.

Inilah nasi goreng dan sate kambing makanan favorit pada FIM 2018. Foto : Syaripudin Zuhri.
Inilah nasi goreng dan sate kambing makanan favorit pada FIM 2018. Foto : Syaripudin Zuhri.
Oya, apa sih yang mereka mau lihat dan apa sih yang mereka mau makan dan mau beli pada acara FIM? Wah banyak sekali, tentu saja segala jenis makanan, buahan-buahan tropis, durian, nangka, kelapa muda, manggis, mangga, rambutan, dan lain sebaginya, yang harganya bisa sampai 10kali lipat harga di Indoensia.

Lihat saja misalnya harga durian, dibandrol dengan 1200 rubel per Kg. Mari kita hitung, jika satu buah duriannya 4 Kg saja, berarti 4 x 1200 rubel, sama dengan 4800 rubel. Sedangkan satu dollar sama dengan 62 rubel. Jadi 4800 : 62= $77.41. 

Nah kalau satu dollar sama dengan 14.500 rupiah berarti $77.41 X Rp 14.500 rupiah = Rp 1.122.445 jika dibulatkan + harga sebuah durian adalah Rp 1.120.000! Dan hebatnya itu durian laku dijual dengan harga selangit, luar biasa!

Oya di setiap booth ditampilkan atau dipamerkan, yang bisa juga dibeli, berbagai kreasi budaya Indonesia, dari mulai pakaian, perhiasan, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

Dan di setiap booth tak ada yang sepi dari hari ke hari, full. Yang paling seru tentu, bila soal makanan adalah nasi goreng dan sate, yang memang sudah terkenal sebagai makanan terlezat sedunia versi CNN. Dan nasi goreng pula yang diburu oleh mereka. Nasi goreng dan sate Indonesia boleh dibilang makanan favorit pada FIM ini.

Dan jangan lupa martabak dan pisang goreng! Makanan camilan pengantar ngopi dan ngeteh. Kalau martabak dan pisang goring yang jualan ibu-ibu dari Dharma Wanita oke lah, sudah ga aneh. Nah anda bisa bayangkan penjual martabak dan pisang gorengnya orang Rusia. 

Coba itu, ternyata budaya Indonesia sudah bisa mempengaruhi orang Rusia, " orang Bule", sebutan mereka bila di Indonesia. Nah orang Bule jualan martabak dan pisang goreng, unik bukan. Dan ini dijualnya di Negara mereka, di Rusia. Jadi martabak dan pisang goreng pun sudah mendunia, keren!

Apakah mereka malu berjualan martabak dan pisang goreng? Tidak! Apakah mereka minder menjual martabak dan pisang goreng? Tidak! Jangan lupa yang jualan nasi gorengnya, ganteng-ganteng dan cantik-cantik, yang kalau di Indonesia bisa menjadi artis sinetron, di Rusia mereka jualan martabak. He he he.

Jadi dalam FIM pun kita banyak mendapat pelajaran atau hikmah tersendiri, selain dari tampilan musik yang menggoyang badan orang Rusia. Dan soal musik nanti ada tulisan sendiri, sekedar bocorannya: lagu dangdut yang lagi in, Syantik, yang dinyanyikan Siti Badriah, mampu menggoyang publik Rusia, dan seakan mereka tak mau berhenti bergoyang, padahal acara akan ditutup, sesuai dengan jadwal.

Wah pokoknya heboh. Belum lagi dengan berbagai jenis tarian yang menghibur, seperti tari piring yang lincah, menawan.

Duren seharga 1200 rubel perkilogram ekuivalen Rp 1.120.000. Mantap! Foto: Syaripudin Zuhri.
Duren seharga 1200 rubel perkilogram ekuivalen Rp 1.120.000. Mantap! Foto: Syaripudin Zuhri.
Kembali ke martabak dan pisang goreng. Loh mengapa yang diangkat yang ini? Ya saya tertarik saja, karena selama ini kan kita tahunya martabak dan pisang goreng dijual oleh abang-abang yang mangkal di perempatan atau di tempat-tempat keramaian di Indonesia, dan tak akan menyangka kalau di acara FIM ini orang Rusia pun jualan martabak dan pisang goreng. Di sisi manusianya yang saya mau lihat, apa itu? Mereka tak malu untuk jualan martabak dan pisang goreng!

Bagaimana makanan lainnya? Banyak, Anda bisa bertemu dengan siomay, bakso, mie pangsit dan lain sebagainya. Bakso, siomay dan mie pangsit pun tak kalah, diburu oleh orang Rusia. Jadi boleh dibilang apapun jenis makanan dari Indonesia menjadi makanan yang digemari atau dicari orang Rusia. 

Begitu juga dengan pakaian, terutama batiknya. Mereka sangat bangga dengan batik. Yang uniknya lagi, anda masih ingat dengan tudung cetok Pak Tani yang digunakan Pak tani membajak sawah? Nah di acara FIM ini menjadi khiasan tersendiri.

Tudung cetok tersebut, yang dibuat dari belahan bamboo yang dianyam seperti piramid atau kukusan, mereka cat dengan warna wrani, merah, kuning, hijau, biru dan lain sebagainya, dan tudung tersebut digantung di mana-mana. Dan dijadikan asoseries untuk berfoto dengan latar belakang foto besar pantai Bali.

Coba itu, tudung yang dipakai Petani kita, malahan menjadi seni yang kreatif, mereka bangga memakainya. Karena begitu inginnya berfoto dengan tudung tersebut, ada yang berfoto dengan tudung yang sudah digantung, dengan posisi terbalik, dan karena tidak sampai mereka sampai harus berjinjit, tak sampai juga, penggantungnya ditarik agar lebih pendek, ada-ada saja.

Bangga juga saya jadi orang Indonesia, dengan mata kepala sendiri saya melihat. Betapa Indonesia membanggakan, sampa-sampai ada orang Rusia yang ingin bertukar pin bendera Indonesia dengan pin bendera Rusia. Saya sampai menyesal mengapa tak bawa pin kecil tersebut, pin yang biasa dicantumkan di saku baju. Indonesia begitu besar di mata orang Rusia, mereka begitu tertarik dengan Indonesia.

Kalau bisa bukan setiap tahun FIM ini dibuat, minimal dua kali lah. Tapi mana tahan... ini saja ketika membuat tulisan, masih terbawa efek ngantuknya, karena penulis pun ikut terlibat di dalamnya. Begitulah FIM 2018, yang meriah dan sukses! Alhamdulillah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun