Mohon tunggu...
Syaripudin Zuhri
Syaripudin Zuhri Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sampai akhir

Saya senang bersahabat dan suka perdamaian. Moto hidup :" Jika kau mati tak meninggalkan apa-apa, maka buat apa kau dilahirkan?"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Putin Ditantang 7 Capres Tetap Menang Telak

20 Maret 2018   21:47 Diperbarui: 21 Maret 2018   09:54 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putin menang telak melawan 7 penantang Capres Rusia. Sumber: TV Rusia pada berita pagi tgl 20 Maret 2018

Hari Minggu 18 Maret 2018, suhu di Moskow berkisar kurang lebih minus 14 derajat C, suhu peralihan dari musim dingin ke musim semi, yang membuat suhu udara turun naik, kadang mendekati nol, kadang langsung turun jauh melewati titik beku, membuat yang fisiknya lemah mudah terserang penyakit, flu khususnya. 

Katanya musim semi telah datang, tapi dua hari sebelumnya  salju masih turun dengan lebatnya dan segera menumpuk di mana-mana, terutama di pinggir-pinggir jalan, karena yang di tengah jalan biasanya dikeruk petugas dengan mobil keruk yang jalan berderet, membentuk formasi diagonal, bisa sampai 5-7 mobil keruk sekaligus, menjadi tontonan yang menarik.

Nah dalam suasana yang suhu membekukan ini, pada hari Minggu tersebut diadakan Pemelihan Presiden ( Pilpres ) di Rusia, yang  berjalan dengan aman, tertib dan nyaman, seperti tak ada apa-apa, biasa saja, karena Pilpres di Rusia, tak seperti di kita, Indonesia. Kedewasaan mereka dalam berpolitik sudah jauh lebih matang. Pemilu adalah pesta demokrasi, dan itu bukan ajang untung saling memusuhi diantara kandidat dan team relawan masing-masing.

Pilpres di Rusia yang diadakan setiap 6 tahun sekali, sebelumnya setiap 5 tahun,  memilih presiden lagi, dan Presiden Putin sebagain patahana, tetap mencalonkan kembali dan penantangnya tak tanggung-tanggung, 7 orang capres, dan kalau dalam bahasa gaul kita, di Indonesia,  adalah 4 L "  Lu lagi-lu Lagi " karena memang isi capresnya masih yang lama dan usianya rata-rata sudah di atas 50an tahun ,kecuali satu yang capres perempuan, satu-satrunya capres perempuan, yaitu Ksenia Sobchak, disamping 6 penantang tua, dari Pavel Crudinin, Vladimir Zhrininovsky,  Crigori Yavlinsky, Sergey Baburin, Boris Titov, Maxim Suraykin.

Jadi Presiden Pudin, eh Putin ( hampir saja nama penulis yang tercatat) ditantang 7 orang! Kalau dalam logika politik sederhana, ya Presiden Putin akan menang lagi, dan ternyata benar, menang telak, data pagi hari tanggal 20 suara Putin sudah menujukkan angka 76,6 %, luar biasa! Mengapa demikian? Ditantang 7 orang capres kok menang juga? 

Karena suara pemilih menjadi terpecah, pihak lawan Presiden Putin tercerai berai diantara Parrat Komunis Federasi Rusia, Partai Liberal Demokrat Rusia ( LDPR), Parta Yabloko( Apel) atau Partai Demokratik Bersatu Rusia , Partai Russian Alla People Union  (Ros), Partay Of Growth, Partai Komunis Of Rusia dan Partai Civic Iniative ( PCI).  Dan hebatnya lagi jikapun mereka bersatu, suara mereka, suara penantang,  dikumpulkan tidak lebih dari 30 %!

Putin menunjukkan kekuatannya, dilawan 7 orang Capres Rusia tetap menang telak. Sumber: TV Rusia.
Putin menunjukkan kekuatannya, dilawan 7 orang Capres Rusia tetap menang telak. Sumber: TV Rusia.
Mengapa mereka atau pihak lawan Presiden Putin tidak bersatu, jika benar-benar ingin menang dalam Pilpres Rusia? Faktanya bersatu pun suara mereka kalah. Kalau semuanya ingin menjadi Presiden dan tak bersatu, Presiden Putin sebagai Patahana akan tetap di atas angin sesuai dengan survey-survey sebelumnya, yang menempatkan Putin jauh di atas lawan-lawan politiknya. Bayangkan dalam survey tersebut yang disiarkan TV Rusia, suara Putin di atas 68 % suara. Sedangkan penantangnya jauh di bawah prosentase yang diraih Putin.

Jadi bisa diduga, kecuali ada sesuatu yang di luar logika politik, maka Pilpres Rusia tanggal 18 Maret 2018, kans Putin akan menang jauh lebih besar ketimbang lawan-lawannya. Faktanya menang, lebih menjakjubkan kemenangan tersebut hanya dalam hitungan jam, bukan hari, minggu atau berbulan-bulan seperti  Pilpres RI tahun 2014 yang lalu, hitungan manual!  

Walaupun ada semangat dan suasana yang menggairahkan dalam Pilpers Rusia kali ini, dengan munculnya penantang baru dari kaumnnya Hawa,Ksenia Sobchak, yang cantik, karena memang presenter, dan usianya bro, baru 36 tahun! Luar biasa, berani benar dia ikut menantang Presiden Putin, yang dengan gamblang Ksenia berkata akan menentang system, itu artinya akan menentang kebijakan-kebijakan Presiden Putin.

Ini demokrasi Bung! Siapa aja boleh menjadi capres, termasuk di Rusia. Walau pun Putin diprediksi akan menang kembali ( Ini tulisan rencananya mau dipsoting sebelum diketahui kemanang Putin, tapi karena kendala pekerjaan dan berbagai acara di kantor menjadi tertunda). Pilpres d i Rusia berjalan dengan, lagi-lagi adem ayem, seperti tidak terjadi apa-apa. Pilpres di hari Minggu, 18 Maret 2018 yang lalu, seperti hari Minggu-Minggu sebelumnya, sepi di jalan-jalan.

 Oya, mereka memilih di dalam gedung-gedung milik pemerintah, baik di sekolah-sekolah atau gedung pemerintah lainnya. Ada yang sempat saya lihat di jalan  Sabalovskaya, tidak jauh dari stasiun Matro Sabalavskaya ada TPS, tempat pemungutan suara nomornya sekitar 5 digit, saya ga sempat foto, karena ada dua polisi yang sedang berjaga di dekatnya, kwatir disangka yg tidak-tidak. 

Karena kalau memantau Pilpres tersebut memang punya jalur resmi dan diundang oleh pemerintah Rusia, termasuk dari Indonesia, ada dua tokoh dari Indonesia yang diundang resmi. Salah satunya mantan ketua MK, Prof. Dr. Jilmly Asshidiqie, SH dan Arif Rahman Hakim Sekjen KPU.

Jadi kembali ke Pilpres Rusia yang adem ayem ini. Lagi-lagi menunjukkan kematangan politik. Pilpres itu hal biasa, mengapa harus sampai memecah belah bangsa. Rusia juga banyak etnis yang berbeda. Ada agama yang berbeda, ada latar belakang yang beragam perbedaaannya. Nah dalam Pilpres Rusia mereka tetap bersatu dan tak ada nyawa yang melayang seperti di Pemilu Afrika atau semacam tawuran yang mengharubiru. Selamat buat Putin yang kembali menjadi Presiden Rusia. Pilpres Rusia bisa menjadi contoh untuk Pilpres RI 2019 mendatang. Dimana Presiden Petahana tidak takut ditantang 7 orang capres!

Tentara pun ikut memilih dalam Pilpres di Rusia. Berita di Tv Rusia saat Pilpres berlangsung. Sumber : TV Rusia 360.
Tentara pun ikut memilih dalam Pilpres di Rusia. Berita di Tv Rusia saat Pilpres berlangsung. Sumber : TV Rusia 360.
Satu lagi, militer di Rusia ikut memilih dan panggung kemenangan sudah dibuat ketika Pilpres masih berlangsung siang hari, dan malam harinya Putin sudah pidato kemenangan di Kremlin di panggung terbuka dengan para pendukungnya, karena prosentase yang muncul pertama kali sudah diatas 70 %... siapa yang bias menyusul? 

Rasanya tak mungkin, maka kemenangan Putin sudah di depan mata, atau kalau pakai gaya Orde Baru, apapun pertai pemenangnya, Suharto Presidennya, kira-kira mirip seperti itu, hanya bedanya kalau Suharto sudah takut duluan, karena di MPR dan DPR sudah dikantongi -+60% anggotan MPR dan DPR diangkat , jadi yang dipilih dalam Pemilu saat itu hanya 40%, diperebutkan 3 partai, PPP, Golkar dan PDI, belum pakai P( Perjuangan).

Nah di Rusia, Putin membuka peluang untuk siapapun menantangnya, termasuk dua capres independent, Putin percaya diri, dan menang! Oya,  di Rusia ada Pilpres tapi tetap dalam rangka kesatuan dan persatuan anak bangsa, bukan saling menjatuhkan dan menghakimi! Majulah Rusia, majulah Indonesia! Demokrasi memang untuk kita semua, anak bangsa di dunia manapun. Bravo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun