Mohon tunggu...
Vinsensius SFil MM
Vinsensius SFil MM Mohon Tunggu... Dosen

Suka membaca dan menulis yang bermanfaat bagi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Si Iblis Menjelma

1 Agustus 2025   06:00 Diperbarui: 1 Agustus 2025   00:05 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.beliefnet.com/faiths/christianity/how-many-children-did-adam-and-eve-have.aspx

Episode sebelumnya: "Tersungkur dari Surga"

Suara dedaunan berdesir lembut. Embun pagi masih menggantung di kelopak bunga Eden yang mekar tanpa cela. Di tengah taman itu, Adam duduk bersandar di batang pohon besar, mengamati burung-burung yang bersenandung harmoni. Di sisinya, Hawa sedang tertawa kecil, jemarinya menyentuh permukaan air sungai yang jernih.

Di atas sana, tak terlihat oleh mata manusia, para malaikat berjaga. Mereka bukan pengamat biasa. Mereka adalah pelindung. Penjaga harmoni ciptaan. Pujangga agung yang mengiringi perjalanan manusia pertama dengan cinta dan kehendak Allah.

Tapi tak semua roh di langit berpihak kepada terang.

“Satu dari makhluk tercantik itu menolak untuk melayani,” bisik Raphael pada Mikhael, yang berdiri di ambang batas dimensi antara dunia roh dan bumi. “Dan kini, ia mengincar buah yang tak seharusnya disentuh.”

Mikhael tak menjawab. Pandangannya tajam menembus lapisan waktu, memperhatikan pergerakan sesuatu yang meluncur dari bayang-bayang, seperti kabut dingin yang menjalar di hari yang panas.

Seekor ular. Tapi bukan sembarang binatang.

Roh jahat itu telah menyusup ke dalam bentuk yang licik, menyamarkan kehancuran di balik suara yang manis.

“Apakah benar Allah berfirman: Jangan makan dari pohon mana pun di taman ini?”

Hawa, polos dan tanpa curiga, menoleh pada suara itu. Matanya belum mengenal tipu daya. Suaranya lembut saat ia menjawab, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun