Episode drama terus berjalan sampai detik ini, memungkinkan kita membuka kisah kita "kemarin" yang dapat saja berjibaku di arena licin tapi menarik, bernuansa licik tapi resik. Repot tapi asyik. Sulit tapi wajib. Ruwet tapi gairah.Â
Berbahaya tetapi mempesona. Penuh jebakan tapi rindu menarik pesona. Jemu tetapi kembali selalu mempesona. Penuh gejolak tapi semarak. Bisa diperhitungkan tetapi 'ambiar' tidak terduga.
Realita aksi yang kontradiktif seperti tergambar ini memberi bukti bahwa membibit kebaikan dan kebenaran susah-susah gampang. Tetapi sekali bertumbuh, ia terus bertumbuh dan sampai beranak pinak. Buahnya terukir dalam kenikmatan kesejahteraan bersama dengan nama "Pencapaian bonum commune".
Tahun ini dan beberapa bulan ke depan, sampai dengan puncak pemilihan pemimpin, mungkin mengajak kita omong tentang tiga di antara berbagai jenis pemimpin: pemimpin besar, pemimpin tenar dan pemimpin bijaksana; mengutip pikiran Bung Kanis, (Kanis Pari, Jangan takut berpolitik, 2004).
Pertama, pemimpin yang besar, adalah pemimpin yang dipuja-puja karena tindakan dan perbuatan besar yang jelas kelihatan. Sekitarnya ramai, penuh pengikut, tidak kurang teman dan handai, semua tertarik mengambil bagian dari kebesarannya.
Kedua, pemimpin yang tenar, adalah pemimpin yang disorak-sorai; semua berputar di sekitarnya, berebutan kecipratan secuil ketenaran guna popularitas kapan-kapan. Memanfaatkan waktu memetik keuntungan diri.
Ketiga, pemimpin yang bijaksana, bergulat dengan pertimbangan dan tanggungjawab hati nurani sendiri. Ia biasanya salah dimengerti, dinilai keliru tetapi punya terobosan baru untuk seluruh orang-orang yang bekerja bersamanya.
Ia tidak tenggelam dalam puji, lupa diri dan akhirnya runtuh berderai. Ia tidak mabuk popularitas, goyang kesimbangan dan akhirnya pecah berantakan. Ia memiliki sahabat yang paling setia adalah cuma hati nuraninya sendiri. Prinsipnya; berat yang kupikul, ringan tanggunganmu.
Baginya, hidup hari ini sebenarnya ia bergaul dengan masa depan/ masa datang. Jika berhasil, semua kebagian sorak. Bila gagal, semua buru-buru cuci tangan!
Ketiga jenis pemimpin ini mengajak semua kita untuk berkaca diri demi memberikan yang terbaik hari ini untuk hari esok atau untuk masa depan. Masing-masing kita, ada pada jenis mana, suatu tanya untuk siap sebelum "memberi" Â di hari H. "Beri untuk kemanusiaan dan kebangsaan, untuk kesejahteraan, untuk kebersamaan dan untuk kesatuan yang abadi.*** Â