MEMBERI YANG TERBAIK DI TAHUN POLITIK
(Sebuah Catatan Refelektif)
WAKTU setahun terus maju. Ia berjalan dari sebelumnya, meniti melewati tahun ini dan terus bergerak ke "tahun besok".  "Tahun besok" akan tiba, karenanya tahun ini secara khusus kita diajak mempersiapkan diri untuk masuk ke arena politik "tahun besok," dan  ini ketetapan.
"Tahun besok" adalah tahun untuk menoreh sejarah, olehnya tahun ini menjadi moment untuk introspeksi diri tentang suatu keberadaan dan aksi. Keberadaan dan aksi kita yang telah diukir sehingga dapat menghantar ke "tahun besok" untuk memilih pemimpin.
Tentunya kita perlu "seseorang" untuk memimpin dan bersama menghantar ke depan. Ke depan adalah sederetan waktu. Suatu kurun waktu untuk menjaga keberadaan kita. Ke depan juga berarti "masa depan."
Memang ke depan masih misteri bagi kita namun karena harus dimulai  dan bersinergis dengan masa sekarang maka "kata dan aksi" yang pas untuk mengkover 'sesuatu' untuk masa depan adalah berpikir dan berkehendak memilih "yang terbaik."
"Memilih yang terbaik" adalah juga "memberi yang terbaik" dari kita, oleh kita, dan untuk kita, agar eksistensi kita jadi abadi dalam sejarah, dan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan. Sedangkan kesatuan dalam kebersamaan adalah harga mati. Â
Untuk tahun yang berjalan ini adalah waktu reflektif, saat-saat mengkritisi dan berupaya memberi "yang terbaik." Kebaikan kecil, kebaikan sedang dan kebaikan besar jika diberi dalam semangat melayani dan didukung atas nama panggilan maka niatan "memberi terbaik dan tepat" yang kita punyai akan terus bertumbuh dan membuahkan hasil.
Karena terus bertumbuh maka ia bermisi menyejahterahkan semua orang yang dilayani dan si pelayan bahagia. Ia kemudian terus berbiak dan sambil berbiak, beranak-pinak. Karena itu yang dibutuhkan hanyalah dua hal; loyalitas dan totalitas dalam memberi (=pelayanan).
Tidak semudah membalikan telapak tangan untuk ejawantah loyalitas dan totalitas dalam pelayanan karena memberi yang terbaik, apalagi benar harus bergelut dengan perjuangan dan tanggungjawab "kemanusiaan dan kebangsaan/ tanah air." Sarat dengan hak, berat dengan kewajiban. Mungkin, sukses dan gagal datang dan pergi, kecewa gembira silih berganti. Tetapi tetap harus maju.