Mohon tunggu...
Vincent Setiawan
Vincent Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro President University

Mahasiswa Teknik Elektro President University

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Blunder Besar Kominfo

1 Agustus 2022   08:26 Diperbarui: 1 Agustus 2022   08:30 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
New World. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Hal yang jauh berbeda dengan beberapa platform e-commerce dan game internasional yang diblokir saat ini. Privasi bagi mereka adalah hal yang nomor wahid. 

Hal lain yang menjadi perhatian bagi website-website tersebut adalah kasus Snowden. Kasus ini menjadi bukti bahwa kontrol negara terhadap data pribadi rakyatnya dapat menjadi hal yang sangat berbahaya. Dan karena kasus ini pula, maka kebijakan privasi dunia digital menjadi sangat ketat seperti sekarang ini.

Nah, sekarang analoginya saya kembalikan kepada anda. Jika anda memiliki brankas yang sangat ketat penjagaannya di tangan anda, apakah anda akan memberikannya kepada sebuah rumah yang diisi oleh orang-orang tua yang tidak paham teknologi dan pentingnya brankas tersebut? Apalagi jikalau anda mendengar kabar bahwa rumah itu seringkali dibobol oleh penjahat. 

Kiamat Internet Indonesia

Kebijakan bodoh nan tidak bijak ini pun pada akhirnya bisa mengakibatkan kiamat internet bagi Indonesia. Bagaimana tidak, banyak sekali website yang bisa dibilang menjadi urat nadi vital surface web yang harus diblokir oleh negara. 

Hal ini akan membuat industri kreatif seperti E-sport dan juga freelancer dunia maya Indonesia menjadi mati. Banyak orang yang akan benar-benar kehilangan pekerjaan, apalagi sektor industri kreatif yang berada di dalam negeri masih bisa dibilang cetek. Dan juga ekosistem industri yang dibangun tidaklah sebaik dengan apa yang ada di dunia maya. 

Apalagi, dengan aksi main blokir ini, akan semakin banyak website yang enggan untuk membuka aksesnya kepada masyarakat Indonesia. Mereka akan menganggap bahwa masyarakat Indonesia, terutama pemerintahannya adalah pemerintahan yang otoriter dan tidak bisa menjaga iklim usaha digital. Perusahaan manapun pasti enggan berinvestasi di negara yang seperti ini. 

Apalagi jikalau stakeholder yang mengambil keputusan diisi oleh orang-orang yang tidak paham dan tidak bisa membedakan judi online dengan game. Pastinya, orang manapun akan semakin malas untuk mengambil keputusan berinvestasi di negara seperti demikian. 

Solusi?

Sayangnya, sampai hari artikel ini dibuat, hanya ada 1 solusi yang ditawarkan. Membuka sementara akses kepada Paypal untuk masyarakat bisa menarik uangnya. Sangat super sekali pola pikir para stakeholder kita.

Padahal, yang dibutuhkan oleh para streamer, freelancer, gamers, dan sebagainya adalah pembukaan akses secara penuh kepada situs-situs tersebut. Karena, jujur saja, bangsa kita sendiri tidak bisa membuat website yang sekokoh dan sekompleks itu. 

Kalau programmer-programmer kita saja sudah menyerah, masa sih bapak-bapak yang terhormat (eh atau sebaliknya) ini masih memaksakan untuk membuat aplikasi versi "anak bangsa" dari website-website tersebut.

Lagipula, kontrol pemerintah yang terlalu ketat terhadap akses ke dunia maya dapat menyebabkan kemunduran di berbagai sektor. Hal ini telah terjadi di banyak negara yang otoriter dan tertutup, contohnya adalah Afghanistan, Pakistan dan Korea Utara (Cina adalah sebuah pengecualian karena kemampuan mereka dalam bidang IPTEK sudah berada di atas rata-rata). Masa sih, kita mau menggunakan role model Afghanistan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun