Mohon tunggu...
Vincentius Lionel Justin
Vincentius Lionel Justin Mohon Tunggu... SMA Kanisius Jakarta

Mencoba mewujudkan pondasi nalar yang kritis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Alternatif Espresso yang Murah di Rumah

25 Mei 2025   19:59 Diperbarui: 25 Mei 2025   19:59 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era serba instan dan konsumtif ini, budaya minum kopi telah bertransformasi menjadi sebuah gaya hidup. Kedai kopi menjamur di setiap sudut kota, menawarkan beragam jenis kopi dengan cita rasa yang memikat dan suasana yang nyaman. Namun, di balik kenikmatan secangkir kopi di kedai, tersembunyi biaya yang tidak sedikit. Bagi sebagian besar masyarakat, terutama kalangan pelajar seperti kita, harga secangkir kopi yang berkisar antara 15 ribu hingga 35 ribu rupiah terasa cukup memberatkan, apalagi jika frekuensi minum kopi cukup sering. Pemikiran bahwa kopi berkualitas, dengan rasa yang kuat dan berani (bold), hanya bisa didapatkan di kedai kopi pun semakin mengakar. Padahal, ada solusi cerdas dan ekonomis untuk menikmati kopi dengan cita rasa serupa, bahkan dengan sentuhan personal, yaitu dengan menggunakan mokapot.

Mokapot, atau yang sering disebut juga dengan stovetop espresso maker, adalah sebuah alat sederhana namun revolusioner yang memungkinkan kita menyeduh kopi dengan tekanan uap di atas kompor. Alat ini terdiri dari tiga bagian utama: bagian bawah untuk air, bagian tengah berbentuk corong untuk bubuk kopi, dan bagian atas untuk menampung kopi yang telah diekstraksi. Cara kerjanya yang sederhana tidak mengurangi kualitas kopi yang dihasilkan. Justru, dengan mokapot, kita memiliki kendali penuh atas kualitas kopi yang kita minum, mulai dari pemilihan biji kopi, tingkat gilingan, hingga rasio air dan kopi.

Dari segi harga, keunggulan mokapot sangatlah signifikan. Investasi awal untuk sebuah mokapot berkualitas baik berkisar antara 100 ribu hingga 300 ribu rupiah, tergantung merek dan materialnya. Namun, investasi ini adalah investasi jangka panjang. Bandingkan dengan kebiasaan membeli kopi di kedai setiap hari. Jika kita mengonsumsi satu gelas kopi seharga 20 ribu rupiah setiap hari, dalam sebulan kita akan mengeluarkan biaya sekitar 600 ribu rupiah. Dalam setahun, angka ini bisa mencapai 7,2 juta rupiah. Dengan mokapot, biaya utama kita hanyalah pembelian biji kopi, yang tentu saja bisa disesuaikan dengan anggaran dan preferensi rasa kita. Sekilo biji kopi berkualitas baik biasanya cukup untuk menyeduh puluhan cangkir kopi, dengan biaya per cangkir yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga di kedai kopi.

Selain dari segi ekonomi, mokapot juga menawarkan keunggulan dari segi rasa. Kopi yang dihasilkan oleh mokapot memiliki karakteristik yang unik: kuat, pekat, dan kaya akan aroma. Proses ekstraksi dengan tekanan uap menghasilkan konsentrasi kopi yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode seduh manual lainnya seperti pour over atau French press. Bagi mereka yang menyukai kopi dengan rasa yang bold dan strong, mokapot adalah pilihan yang sangat tepat. Kita juga memiliki kebebasan untuk bereksperimen dengan berbagai jenis biji kopi, dari berbagai daerah dan dengan profil rasa yang berbeda-beda. Dengan demikian, kita tidak hanya mendapatkan kopi yang sesuai dengan selera kita, tetapi juga memperluas wawasan kita tentang dunia perkopian.

Lebih dari sekadar alat pembuat kopi, mokapot juga menawarkan pengalaman yang berbeda. Proses menyeduh kopi dengan mokapot adalah sebuah ritual yang melibatkan indera penciuman dan penglihatan. Aroma kopi yang memenuhi dapur saat proses ekstraksi berlangsung adalah bagian dari kenikmatan itu sendiri. Suara gemericik uap dan kopi yang menetes ke bagian atas mokapot menjadi melodi tersendiri bagi para pecinta kopi. Proses ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai setiap tahapan dalam menghasilkan secangkir kopi yang nikmat, dari biji kopi mentah hingga menjadi minuman yang siap disantap.

Seiring dengan perkembangan zaman, mokapot hadir dalam berbagai jenis yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi penggunanya. Perbedaan utama terletak pada material, ukuran, dan sumber panas yang digunakan.


1. Mokapot Tradisional (Aluminium)

Jenis ini adalah yang paling umum dan klasik. Terbuat dari aluminium, mokapot ini dikenal cepat menghantarkan panas dan relatif lebih terjangkau. Namun, beberapa orang mungkin khawatir dengan potensi residu aluminium dalam kopi, meskipun penelitian mengenai hal ini masih beragam. Merek Bialetti adalah salah satu produsen mokapot aluminium yang paling terkenal.


2. Mokapot Stainless Steel

Mokapot jenis ini terbuat dari baja tahan karat yang lebih tahan lama dan dianggap lebih aman karena tidak bereaksi dengan kopi. Meskipun biasanya lebih mahal daripada mokapot aluminium, daya tahannya menjadikannya investasi jangka panjang yang baik. Mokapot stainless steel juga seringkali kompatibel dengan berbagai jenis kompor, termasuk kompor induksi.
 

3. Mokapot Elektrik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun