Mohon tunggu...
Vincentius Giovani
Vincentius Giovani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain musik dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Perkembangan Pekerjaan di Indonesia dengan Teori Sosiologi

3 Desember 2022   15:10 Diperbarui: 3 Desember 2022   15:25 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak

Perkembangan pekerjaan saat ini mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir, hal ini dikarenakan cepatnya perkembangan teknologi yang berada di masyarakat. Sekarang, banyak pabrik yang menggunakan teknologi robot dan menyebabkan kurangnya lapangan pekerjaan bagi buruh pabrik. Tidak sedikit juga tempat-tempat lain seperti parkiran, pesan antar di fastfood yang sudah menggunakan system computer untuk memaksimalkan pelayanannya. Tujuan tulisan ini dibuat adalah untuk menganalisa seberapa teknologi 4.0 berdampak pada bidang pekerjaan dan juga seberapa efektif penggunaan metode ini.

Pendahuluan

Di kesempatan kali ini kita akan memakai teori sosiologi untuk menganalisis perkembangan pekerjaan di Indonesia. Lalu apa itu teori sosiologi. Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat. Ilmu tentang struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya. Sosiologi merupakan gabungan dua kata dari Bahasa Latin dan Yunani, yakni socius yang berarti kawan dalam bahasa Latin sedangkan logos bermakna ilmu pengetahuan dalam bahasa Yunani. Jadi secara harafiah sosiologi merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari pola perilaku manusia dalam bermasyarakat. Ada beberapa pengertian sosiologi menurut para ahli. Menurut Auguste comte, sebagai pencetus konsep sosiologi, Comte mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu positif. Artinya sosiologi bekerja mempelajari gejala-gejala sosial dalam masyarakat berlandaskan pada logika rasional dan ilmiah. Menurut Emile Durkheim sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji fakta dan institusi sosial dalam berbagai tatanan masyarakat. Dari kumpulan fakta terkait cara berpikir dan bertindak tersebut, Durkheim meyakini adanya kekuatan untuk mengendalikan individu. Menurut Karl Marx, Marx tidak secara eksplisit mendefinisikan sosiologi, tetapi dalam The Communist Manifesto dirinya meyakini bahwa masyarakat (proletar) perlu dibebaskan dari sistem kapitalis. Sosiologi dipercaya dapat melawan penindasan dan melahirkan masyarakat tanpa kelas. Menurut Weber, sosiologi berlaku sebagai studi yang meninjau tindakan sosial guna menjelaskan hubungan sebab-akibat dari fenomena sosial tertentu. Dalam sudut pandang Spencer, sosiologi merupakan ilmu yang mengamati susunan dan proses sosial sebagai sebuah sistem. Sosiologi juga memiliki 4 ciri utama yaitu pertama empiris, sebagai ilmu pengetahuan sosiologi didasarkan pada realitas sosial yang terjadi di lapangan dan tidak bersifat spekulatif. Kedua Teoritis, selalu berusaha menyusun abstraksi berupa kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat dari gejala sosial yang diteliti berdasarkan dari hasil pengamatan empiris. Ketiga kumulatif, dalam membangun argumen terkait suatu fenomena tertentu harus dilandaskan pada kumpulan teori yang sudah tercipta sebelumnya. Dan yang keempat non etis, sosiologi ada tidak untuk menilai baik dan buruk suatu permasalahan, melainkan pada penjelasan logis terkait latar belakang terjadinya suatu fenomena tertentu.

Perkembangan pekerjaan di Indonesia juga di pengaruhi oleh globalisasi. Anthony Giddens mendefinisikan globalisasi sebagai keadaan individu, kelompok masyarakat, dan negara yang interdependen. Giddens juga sepakat bahwa globalisasi identik dengan fenomena ekonomi global yang melibatkan perusahaan-perusahaan transnasional. Analisis Giddens terhadap fenomena globalisasi tertuang dalam salah satu karya populernya yang ia tulis bersama Phillip W.Sutton berjudul Sociology.

Salah satu fenomena globalisasi yang disorot oleh Giddens dalam bukunya adalah boneka Barbie. Boneka perempuan tersebut dapat ditemukan di lebih dari 140 negara saat ia dan Sutton menulis buku Sociology. Dengan demikian, Barbie menjadi salah satu penanda koneksi antar masyarakat di tengah globalisasi.

Dalam buku itu, Giddens menjelaskan bahwa ada sejumlah faktor pendorong globalisasi. Menurut Giddens, setidaknya ada 4 faktor pendorong globalisasi, yakni:


1. Perubahan masyarakat Giddens berpendapat globalisasi terjadi karena tatanan dunia terus berubah. Sebagaimana semua masyarakat yang akan terus mengalami perubahan, demikian pula dunia. Di antara faktor utama yang memicu perubahan adalah industrialisasi.

 2. Kolonialisme. Faktor lain yang mendorong perubahan dunia menuju globalisasi adalah kolonialisme. Penjajahan oleh negara-negara barat, menurut Giddens telah membuat negara-negara dunia saat ini terbagi menjadi 4 kategori berdasarkan kualitas pembangunannya. Keempatnya: negara dunia pertama, kedua, ketiga, dan New Industrializing Societies (NICs) atau negara industri baru.

3. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), awal kemajuan IPTEK ditandai dengan kemunculan alat telekomunikasi yang memanfaatkan sinyal analog dan kabel. Alat komunikasi terus berkembang menjadi berbagai jenis ponsel yang ada saat ini. Menurut Giddens, masyarakat menjadi semakin terkoneksi berkat adanya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Temuan teknologi lain yang menghubungkan masyarakat dari berbagai penjuru adalah internet. Melalui internet, masyarakat di berbagai belahan dunia dapat bertukar informasi dalam waktu yang cepat. Penggunaan internet pun secara cepat terus meluas ke seluruh penjuru dunia.

4. Ekonomi Global Giddens menilai globalisasi identik dengan fenomena ekonomi global. Perdagangan berlangsung antar negara melalui perusahaan-perusahaan raksasa. Perusahaan tersebut memproduksi barang yang dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai negara, seperti coca-cola, Kodak, dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun