Terlampir: kwetansi Rp.107juta bayar sendiri dan klaim asuransi Rp.1 Miliar Covid19.
Perawatan Covid19 di rumah sakit khusus covid yang disiapkan pemerintah gratis, bagi yang memiliki asuransi yang cukup atau memiliki uang untuk bayar sendiri tentu akan memilih rumah sakit khusus Covid19 swasta yang tidak gratis.
Penulis sendiri saat ini dirawat di RS Covid Swasta dengan menggunakan asuransi yang menggunakan kartu jaminan kesehatan tanpa membayar uang muka. Limit maksimum biaya pengobatan per tahun paket asuransi yang penulis ikuti sebesar Rp.2 miliar / tahun. Setiap obat/tindakan yang akan digunakan diajukan oleh dokter ke pihak asuransi, pasien mendapatkan sms terkait pengajuan tindakan yang akan dilakukan, asuransi menyetujui, kemudian obat/tindakan baru diberikan ke pasien.
Bisa dibayangkan bagaimana pemerintah Jokowi mendapat tekanan dari berbagai pihak sejak awal wabah Covid19 sehingga tidak melakukan lockdown secara sungguh-sungguh. Yang dimana biaya memberi orang makan misalnya selama sebulan masih jauh lebih murah dan irit biaya dibanding harus merawat banyak pasien Covid19. Setelah lockdown secara serius seharusnya saat ini seperti di Cina urusan menghadapi wabah Covid18 sudah selesai, biaya menjadi minimal. Tindakan preventif yang dilakukan Pemerintah Cina saat ini hanya mencegah orang keluar dan masuk dari dan ke luar negeri, di dalam negeri Cina sendiri sudah aman.
Ditambah lagi berbagai sabotase terhadap usaha pemerintah Jokowi untuk mencegah penularan Covid19, misalnya: Sempat ada pembatasan jumlah busway yang beroperasi sehingga penumpangnya berdesak-desakan, penjemputan HRS saat tiba dari Arab Saudi oleh ribuan orang yang dilanjutkan dengan acara pernikahan anak perempuannya yang mengundang banyak orang. Setelah pelanggaran dilakukan HRS didenda cuma Rp.50juta untuk jumlah massa ribuan orang.
Jika dibandingkan dengan biaya perawatan satu orang pasien Covid tanpa gejala di rumahsakit selama sembilan hari Rp.107juta rupiah +/- (kwetansi terlampir) maka hanya bisa untuk biaya pengobatan 1/2 orang pasien, jika tanpa gejala. Jika pasien nya dengan permasalahan berat sampai masuk ICU mungkin pengobatan bisa sampai 200 atau 300an juta sehingga 50 juta itu hanya 1/6 orang pasien.
Apakah ini angka yang wajar? Ya jelas wajar. Contoh lain sahabatku masuk rumah sebuah runah sakit swasta karena serangan Jantung. Ketika akan dilakukan kateter dan akhirnya dibalon lalu dipasang sebuah ring dengan harga @Rp.60 juta. Menginap sekitar tiga hari di rumah sakit. Ketika keluar dari rumah sakit jumlah tagihan yang harus dibayar adalah Rp.200 juta an. Untungnya temanku ikut asuransi yang cukup sehingga tidak menbayar apa apa.
Mari kita hitung jumlah pasien Covid19 yang masuk rumahsakit karantina Covid19 milik pemerintah yang dibiayai negara. Apakah pemerintah sanggup membiayai anggap saja untuk satu pasien kita asumsikan seharga 1 buah mobil Toyota Avanza Baru. Kita asumsikan Covid19: tanpa gejala / ringan keluar biaya 100juta, sedang 200juta, dan berat 300juta. Ini misalkan asumi saja jadi belum tentu tepat. Jika asumi rata rata tingkat sedang harga Toyota Avanza Baru 200juta, jika rata rata semua Covid19 nya ringan satu orang 100 juta yaitu separuh Toyota Avanza Baru.
Sejak RSD Wisma Atlet dibuka pada 23 Maret 2020, jumlah pasien yang terdaftar mencapai 63.529 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 59.826 orang telah keluar dari RSD Wisma Atlet.
m.liputan6.com/amp/4488669/update-21-febuari-2021-3702-pasien-covid-19-masih-dirawat-di-rsd-wisma-atlet
Jika dihitung misalnya kita anggap paling minim satu orang 50juta saja dikali 63529 orang pasien sama dengan Rp.3.176.450.000.000 = Rp.3,1 triliun. Padahal biaya pasien Covid yang saya ceritakan tadi bukan Rp.50 juta per orang melainkan ada yang Rp.100juta yang tanpa gejala sampai bisa  Rp.300juta kalau gawat. Jadi prediksinya antara Rp. 3 triliun sampai Rp. 12 triliun tergantung ringan atau berat nya lalu di ambil rata-ratanya. Harap diingat ini baru Rumah Sakit Covid Pemerintah Wisma Atlet saja yang ada di Jakarta. Angka angka ini hanyalah asumsi untuk pembanding saja tidak bisa dijadikan referensi data.