Mohon tunggu...
Vilvia Ezzadara
Vilvia Ezzadara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar yang terus belajar

Seorang mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lunturnya Nilai-nilai Pancasila pada Generasi Muda

17 Mei 2021   19:56 Diperbarui: 17 Mei 2021   20:08 9707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila, seperti yang banyak masyarakat ketahui merupakan suatu ideology bangsa dan pandangan hidup bagi Masyarakat Indonesia. Pancasila dipilih sebagai dasar negara karena memiliki nilai-nilai yang mencerminkan kepribadian dan adat-istiadat asli bangsa Indonesia. Berdasarkan sejarah yang ada, Pancasila lahir bukan dengan begitu mudahnya. Proses lahirnya Pancasila melalui proses perenungan, menggali sejarah, bahkan hingga perdebatan yang rumit antara tiap-tiap tokoh penggagasnya. Pancasila yang terus menjadi pedoman kehidupan berbangsa memiliki lima nilai sila yang seharusnya menjadi prinsip bagi masyarakat Indonesia yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Musyawarah dan Keadilan. Seluruh nilai ini, menyatu menjadi satu dan tidak boleh terpecahkan satu sama lain demi terciptanya sistem pemerintahan yang baik yang mengandung juga nilai moral yang bersifat menyeluruh dan abstrak. 

Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan perlu dilestarikan. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila perlu ditanamkan agar terus bertumbuh baik dalam pola kehidupan antargenerasi. Proses tersebut bisa dilakukan melalui Pendidikan Pancasila. Pancasila perlu ditanamkan untuk setiap masyarakat agar memiliki moral dan wawasan yang baik. Dalam pembelajaran sekolah, Pendidikan tentang Pancasila sudah dijadikan sebagai kurikulum dan mata kuliah di perguruan tinggi. Dengan adanya pendidikan Pancasila, nilai-nilai Pancasila juga diharapkan dapat diamalkan dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Pesatnya perkembangan globalisasi dan digitalisasi, mampu menjadikan generasi muda saat ini banyak memiliki keunggulan dan kreativitas. Namun, perkembangan globalisasi membuat nilai-nilai Pancasila tersebut mulai goyah khususnya pada kehidupan generasi millenial bersamaan dengan era digital yang semakin maju. Banyak generasi muda yang justru abai terhadap nilai Pancasila dan lebih memilih memajukan mereka dalam fashion, makanan dan berbagai budaya dari luar Indonesia serta menginginkan segala hal dengan instan. 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa globalisasi merupakan penyebab utama memudarnya nilai-nilai Pancasila dalam diri masyarakat. Adanya pengaruh globalisasi menyebabkan generasi muda dengan mudah dan cepat mendapatkan segala informasi dari seluruh dunia. Berbagai informasi tersebut salah satunya kebudayaan dan cara hidup manusia dari berbagai belahan dunia. Selain itu, karena kurangnya pengetahuan dan bimbingan, menjadi penyebab generasi muda tidak mampu menyaring informasi yang mereka dapat. Bahkan, sebagian besar generasi muda tidak berpikir panjang. Mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang berbau kebarat-baratan itu keren dan dijadikan panutan. Padahal, budaya barat sangat tidak sesuai dan berbeda dengan budaya Indonesia. 

Fenomena lunturnya dan bergesernya nilai-nilai Pancasila merupakan suatu ancaman bagi bangsa Indonesia. Fenomena lunturnya nilai-nilai Pancasila sudah terlihat dengan banyaknya kejadian dan gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Seperti maraknya kejadian pembunuhan, pemerkosaan, bahkan korupsi yang dilakukan oleh pejabat dan petinggi negara. Hal-hal lain juga banyak terjadi yang melibatkan generasi muda seperti maraknya tawuran antarpelajar, cara berpakaian yang sangat terbuka, dan cara bersikap dan berbicara pun seperti jauh sekali dari adat dalam budaya di Indonesia. Hal ini sesuai dengan data yang dikemukakan oleh Kemenpora, bahwa ada 10 permasalahan karakter bangsa pada generasi muda yaitu maraknya tingkat kekerasan dikalangan pemuda, adanya kecenderungan sikap ketidakjujuran, berkurangnya rasa tidak hormat terhadap orang tua, guru, pemimpin, sikap rasa curiga, dan dan kebencian satu sama lain, penggunaan bahasa Indonesia yang semakin memburuk, berkembangannya perilaku menyimpang (narkoba, pornografi, pornoaksi), kecenderungan mengadopsi nilai budaya asing, melemahnya idealisme, patriotisme, serta meningkatkan sikap pragmatisme dan hedonisme, dan masih banyak pengaruh negatif lainya yang diakibatkan pengaruh negatif dari globalisasi di kalangan generasi muda. 

Fenomena lunturnya nilai-nilai Pancasila tidak hanya dialami oleh generasi muda yang ada di kota besar atau generasi muda yang kurang pengetahuan dan pendidikan. Pada generasi muda di desa pun sudah mulai mengalami kemerosotan. Seperti mulai sulitnya penerapan nilai sila ke-3 pancasila yaitu nilai persatuan. Saat ini generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu untuk menikmati perkembangan teknologi daripada hidup dan bermain dengan sesama generasi muda lainnya. Selain itu, lunturnya nilai-nilai Pancasila juga terjadi pada beberapa lapisan mahasiswa, dimana seharusnya pada saat di bangku perkuliahan nilai-nilai Pancasila sudah menjadi tingkatan tinggi dalam pemberian pendidikan Pancasila itu sendiri. Seperti contohnya, pada saat pertengahan 2019, terjadi ricuh mahasiswa Papua di Malang yang menuntut kemerdekaan bagi Papua. Yang mana seharusnya hal tersebut bisa dilakukan baikbaik mendatangi pemerintahan tidak dengan melakukan aksi ricuh di daerah bukan tempatnya. 

Kemajuan teknologi internet yang dapat menembus batas geografis menyebabkan seakan-akan tidak ada jarak yang berarti bagi setiap belahan dunia. Di era digital ini, peran internet menjadi sangat masiv di kalangan generasi millennial. Dalam perkembangannya yang begitu pesat, kecanggihan internet memberikan berbagai layanan yang bisa diakses dan sering digunakan oleh generasi millennial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan yang marak saat ini yaitu aplikasi Tiktok. Memang benar jika dengan adanya social media, generasi millennial menjadi memiliki wawasan lebih luas terhadap apa yang terjadi di dunia luar. Akan tetapi, penggunaan social media yang tidak terkontrol dengan baik juga mengantarkan generasi millennial ini kehilangan akal dan bergesernya nilai kearifan lokal yang telah tertanam sebelumnya. Nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila juga akan terkena imbasnya terkait ketidakpahaman generasi millennial dalam mengatasi kegandrungan internet tersebut. 

Lunturnya nilai-nilai Pancasila tidak hanya disebabkan karena pengaruh globalisasi dan kemajuan IPTEK saja, tetapi kurangnya peranan orang tua, pendidikan agama, tidak efektifnya pembinaan moral, dan kurangnya kesadaran dari setiap individu juga menjadi permasalahan yang harus segera dicari dan dituntaskan agar Indonesia memiliki generasi unggul yang mencintai dan menerapkan dengan baik nilai-nilai pancasila dalam setiap aspek kehidupannya. Berbagai kemajuan di era digital akibat pengaruh globalisasi memang tidak semudah itu untuk dihindari secara keseluruhan. Beberapa kemajuan justru sangat baik bagi perkembangan hidup masyarakat. Demi terjaganya nilai-nilai Pancasila dalam generasi millennial, sudah saatnya dilakukan pendekatan dan pengawasan dari orang tua dan pemerintah secara lebih intensif agar generasi millennial tidak hanya kreatif dalam menggunakan internet, tetapi tetap menjaga nilai-nilai Pancasila serta menjaga budaya Indonesia agar tetap lestari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun