Oro-oro Ombo, Kota Batu, Jawa Timur -- Desa Oro-oro Ombo adalah salah satu desa dengan potensi besar dari sektor kepariwisataan, peternakan, dan pertanian yang menjadi andalan bagi perekonomian masyarakatnya. Desa Oro-oro Ombo terletak di kaki lereng Gunung Panderman dengan panorama yang indah serta hawanya yang sangat sejuk, berada di Kecamatan Batu, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
Desa Oro-oro Ombo terdiri atas 13 RW dengan jumlah penduduk 12.036 jiwa (BPS, 2024). Masing-masing RW memiliki pekarangan yang mereka sebut sebagai P2L (Pekarangan Pangan Lestari). Â Pekarangan di setiap RW ini dimanfaatkan oleh warga untuk menanam berbagai komoditas utamanya yaitu TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dan tidak sedikit pula dimanfaatkan juga untuk menanam komoditas sayuran seperti selada, cabai, sawi dan sebagainya. Â "P2L ini amat berguna bagi aktivitas warga, karena warga juga antusias untuk ikut memelihara" , ujar Ibu Sulistyowati - Ketua PKK Desa Oro-oro Ombo. P2L ini memiliki potensi yang amat besar, namun masih terjadi masalah dimana lahan pekarangan yang ada sempit, seperti yang terdapat pada RW 04 dan RW 05.Â
Program Pemberdayaan Masyarakat Budidaya Urban Farming dengan Media Vertikal oleh Kelas C Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, menjadi solusi dari adanya permasalahan keterbatasan lahan di wilayah Desa Oro-oro Ombo ini yang diimplementasikan dengan sosialisasi manfaat urban farming, sosialisasi terkait pemasaran digital, pelatihan pemanfaatan lahan sempit dengan sistem vertikal, praktik teknis penanaman dan perawatan TOGA, hingga pengolahan hasil tanaman menjadi produk bernilai tambah seperti bubuk jahe dan kunyit instan dilakukan pada  Sabtu, 24 Mei 2025. Dengan adanya program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya urban farming dengan media vertikal diharapkan dapat menularkan pengetahuan ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh Kelas C Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya serta membangun Desa Oro-oro Ombo mandiri dengan pertanian maju tanpa keterbatasan lahan.
Pemberdayaan Masyarakat yang telah dilaksanakan pada Sabtu, 24 Mei 2025 meliputi beberapa kegiatan di bawah ini:
Sosialisasi Manfaat Urban Farming dan Pemasaran Digital
Kegiatan Sosialisasi dan diskusi dilakukan bersama masyarakat khususnya ibu-ibu PKK RW 1 sampai dengan RW 7. Harapan dari kegiatan tersebut seluruh masyarakat dapat berkontribusi terhadap pemanfaatan dan perawatan P2L serta budidaya urban farming dengan media vertikal. Kegiatan sosialisasi memaparkan kepada masyarakat tentang apa urban farming, manfaat urban farming, serta bagaimana cara pemasaran secara digital melalui berbagai platform online. Sosialisasi ini didukung dengan menampilkan layar presentasi dengan gambar-gambar sederhana untuk meningkatkan pemahaman dan ketertarikan warga terhadap urban farming dan pemasaran digital.Â
Pelatihan Budidaya Urban Farming dengan Media Vertikal dan FGD (Forum Group Discussion)
Sebagai bentuk pelaksanaan mengatasi permasalahan kurangnya lahan dengan budidaya menggunakan vertical farming, dilakukan pelatihan penanaman yang baik mulai dari cara mencampurkan media tanam (tanah, pupuk, sekam) dengan perbandingan 1:1 hingga selanjutnya cara menanam pada media vertical farming, cara perawatan dan sesi FGD (Forum Group Discussion). Penanaman dilakukan di lokasi masing-masing RW mulai dari RW 1 hingga RW 7. Alat yang digunakan berupa media vertical farming terbuat dari bambu dan botol, ember, sekop, polybag, bahan yang digunakan adalah bibit berbagai tanaman TOGA dan sayuran, pupuk kandang, humus, dan tanah.Â