Permai adalah kata yang menggambarkan keindahan alam bernuansa menyejukkan dan harmonis
Cinta Sejati di halaman sekolah yang telah menjadi saksi bisu ribuan langkah, dua hati tumbuh beriringan, tak pernah tergesa. Cinta mereka tidak meledak dalam sorak sorai, melainkan mengalir tenang seperti aliran air kecil di sela batu nyaris tak terdengar. Namun, tak pernah absen. Setiap pertemuan, setiap tawa kecil, dan setiap detik yang mereka habiskan dalam diam, menjadikan ruang sekolah itu terasa permai indah bukan karena bentuknya, tapi karena kehadiran satu sama lain yang menenangkan.Â
Waktu membawa mereka menjauh dari gedung-gedung penuh kenangan itu, menuju kedewasaan yang lebih hening.Â
Di satu sore, ketika langit berada di antara bukit-bukit dan rerumputan bergoyang pelan oleh angin lembut, sepasang kekasih itu berjalan berdampingan menuju sebuah tempat yang sunyi. Alam menyambut mereka dengan peluk cahaya keemasan, dan seluruh lanskap di hadapan mereka terasa permai.Â
Burung berkicau terbang dengan formasi, suara alam yang begitu indah, dan angin sepoi-sepoi berhembus ke arah mereka membuat seolah dunia mempersilakan cinta itu bertumbuh lebih dalam dari sebelumnya. Tanpa keramaian, tanpa ucapan, hanya perasaan yang menyatu bersama bisikan semesta.Â
Di bawah langit yang berwarna kuning keemasan, dikelilingi oleh suara dedaunan dan napas bumi yang tenang, cinta mereka menemukan bentuknya yang utuh. Tanpa bicara, tanpa suara dari kedua pasangan itu
Lamaran yang dibuat dalam bentuk tindakan sederhana, seluruh momen awal dari penyatuan 2 hati, terjadi pada saat itu. Hanya suara-suara hewan, suara-suara angin, cahaya yang mendukung momen itu, membuat akhir dari kisah cinta mereka, dimulai dari awal kehidupan yang baru.Â
Cinta Sejati di halaman sekolah yang telah menjadi saksi bisu ribuan langkah, dua hati tumbuh beriringan, tak pernah tergesa. Cinta mereka tidak meledak dalam sorak sorai, melainkan mengalir tenang seperti aliran air kecil di sela batu nyaris tak terdengar.
Lamaran yang terucap dalam bisu, dalam sorot mata yang menunduk penuh harap. Tempat itu sangat indah, karena di sanalah cinta yang berakar di masa remaja akhirnya menemukan rumah. Tak perlu kata, sebab alam telah menjawabnya dengan suasananya yang sangat mendukung.Â