Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis yang umum terjadi di seluruh dunia. Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Dalam upaya untuk mengelola tekanan darah, banyak orang mengubah pola makan mereka, salah satunya dengan mempertimbangkan kandungan santan dalam masakan.
Masakan bersantan merupakan bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia. Rasanya yang gurih dan creamy menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang.
Santan sendiri merupakan bahan makanan yang umum digunakan pada banyak masakan di Asia Tenggara. Namun, seringkali muncul pertanyaan apakah masakan bersantan dapat menyebabkan hipertensi. Benarkah demikian?
Santan memang mengandung lemak jenuh yang tinggi. Konsumsi lemak jenuh berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. LDL ini dapat menumpuk di dinding arteri, sehingga menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
Seperti dilansir dari Buku Hipertensi Bukan untuk Ditakuti (2014) oleh Yunita Indah Prasetyaningrum, S.Gz, beranggapan bahwa dengan mengonsumsi masakan bersantan ini bisa menyebabkan hipertensi sebenarnya tidak sepenuhnya keliru ataupun salah.
Masakan yang mengandung santan ini sebaiknya dihindari dan khususnya kepada orang yang telah menderita hipertensi.
Sejumlah studi telah meneliti hubungan antara konsumsi lemak jenuh dan risiko hipertensi. Sebuah studi yang diterbitkan dalam "Journal of Hypertension" menyimpulkan bahwa konsumsi lemak jenuh yang tinggi berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa hubungan antara lemak jenuh dan hipertensi mungkin kompleks, dan faktor lain seperti aktivitas fisik, genetika, dan pola makan keseluruhan juga memainkan peran.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi risiko hipertensi akibat konsumsi santan antara lain:
- Jumlah santan yang dikonsumsi: Konsumsi santan berlebihan tentu lebih berisiko daripada konsumsi santan dalam jumlah moderat.
- Cara pengolahan santan: Santan yang dimasak dengan suhu tinggi dan waktu yang lama dapat meningkatkan kadar lemak jenuhnya.
- Kondisi kesehatan individu: Orang yang memiliki riwayat hipertensi atau faktor risiko lainnya, seperti diabetes dan obesitas, lebih berisiko mengalami hipertensi akibat konsumsi santan.