Mohon tunggu...
Vian Juanda
Vian Juanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - A Student of UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

I am just a simple person who loves writing about random topic.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ketidakselarasan Jalan yang Kupilih

27 Juli 2021   09:23 Diperbarui: 27 Juli 2021   09:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sedikit berbagi cerita mengenai ketidakselarasan yang terjadi dalam hidupku.

Saat SMA, jurusanku IPA. Orangtuaku berekspektasi bahwa aku harus kuliah di bidang IPA, mulai dari Perawat, Bidan, hingga Dokter.

Jangan ditanya, akupun juga ingin menjadi Dokter saat itu, lebih spesifik lagi ingin menjadi Dokter spesialis penyakit dalam.

Tapi realitanya, jalan yang kupilih berbeda.

Saat memilih jurusan untuk mendaftar universitas, jurusan yang kupilih tidak jauh dari kata "Pemerintahan" dan "Hukum". Kalau kamu berpikir aku menyukai dunia seputar bidang tersebut, jawabannya "Not really".

Aku juga tidak tahu kenapa aku memilih jurusan-jurusan itu.

Bummmmmmmm!!!!!!! Akhirnya aku diterima di jurusan Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah) dan akan melakukan sesi wawancara.
Sejujurnya, saat itu aku sama sekali tidak mengerti kemana arah jurusan yang kupilih ini. Malam hari sebelum wawancara kugunakan untuk membaca artikel seputar Hukum Keluarga Islam.

"Oooooo jadi aku bisa jadi pengacara jika kuliah di jurusan ini". Cukup menarik.

Sesi wawancara berjalan lancar, dan aku lolos seleksi wawancara.

Kehidupan semester pertama hingga semester tiga cukup berat bagiku. Aku yang bukan lulusan Pondok Pesantren cukup kewalahan menghadapi istilah-istilah Arabic, bahkan gagap membaca Arab gundul. Aku berproses menghadapi kesulitan-kesulitan itu.

Sampai akhirnya wisuda, pertanyaanku satu, "Nah sekarang mau kerja di mana?"

Aku melamar kerja di berbagai bidang, bahkan yang jauh dari jurusanku. Hasilnya, belum rezekiku. Akhirnya aku kembali ke kampung halaman, Alhamdulillah aku ditawari kerja di Taman Kanak-kanak (RA). Menjadi seorang guru sama sekali tidak ada di daftar rencanaku, terlebih mengajar anak-anak kecil. Aku menjalaninya, rupanya cukup menyenangkan. Ada hal yang harus kuperhatikan saat berinteraksi dengan anak-anak, mulai dari nada bicaraku, berbicara sambil tersenyum, bersabar dalam mengajari, dan lainnya. Aku seperti Bunglon yang berubah warna, beradaptasi pada hal yang tak terduga. Kukatakan begitu karena faktanya aku adalah orang yang minim senyum, cuek, dan tidak suka basa-basi.

Apakah sudah selesai? Belum...
Aku mempunyai mimpi yang akan kugapai. Jika aku sudah menggapainya, maka akan kutuangkan dalam tulisan di lembar berikutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun