Mohon tunggu...
VEVI DIAN PURNAMA
VEVI DIAN PURNAMA Mohon Tunggu... Operator - Karyawan Swasta

Kepada yth ; Team KOMPASIANA Deskripsi Perkenalan Hai salam sehat semua, Kenalkan nama saya Vevi Dian Purnama dan Teman-teman bisa memanggil nama saya dengan sebutan Vevi. Saya bekerja sebagai freelance paruh waktu disebuah perusahaan swasta. Sebelumnya saya ingin berterima kasih banyak kepada Team Kompasiana, atas di perkenankannya saya bisa mendaftar di situs ini. Saya seorang yang memiliki hobi senang belajar menulis cerita tentang pengalaman hidup pribadi saya sendiri. Maka dari itu izinkanlah saya bergabung disini. Saya akan lebih banyak menceritakan sisi pribadi diri saya sendiri dan juga meresurvey sisi kehidupan di sekeliling saya. Jadi kebanyakan artikel yang saya buat menceritakan sedikit banyak tentang pengalaman diri saya dan juga hasil re-survey saya. Saya ingin belajar bagaimana cara menulis suatu artikel yang baik dan benar, yang isi artikelnya berdasarkan cerita pengalaman saya. Semoga artikel saya nanti ketika di baca dapat di mengerti oleh setiap pembaca dan dapat di pahami maksudnya, juga semoga bisa bermanfaat dan menjadikan inspirasi buat orang banyak. Semoga apa yang saya tulis ini selalu menjadi informasi dan wawasan yang berguna untuk para pembaca. Mungkin demikian perkenalan singkat dari saya, mohon maaf apabila dari deskripsi perkenalan singkat saya ada kekurangan dan kesalahan. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatanku

12 Agustus 2023   19:00 Diperbarui: 12 Agustus 2023   19:03 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"KEMBALILAH SEUTUHNYA SEPERTI YANG KU KENAL DULU"

Puisi Cinta
Ditulis oleh : Vevi Dian Purnama

Kasih..
Aku tak pernah mengerti..?

Selalu kembali kau ulangi. Kau sendiri yang memulai, bahas masalah lalu hari ini. Persoalan dulu kau ungkit kembali. Kau menyimpan dendam yang tak pernah mati. Padahal bila saat itu kau ingat lagi, bukanlah keinginanku tuk kau turuti, bukanlah kehendakku tuk kau sanggupi, melainkan keinginanmu yang merajai, juga keadaan yang mematai,  di setiap langkah kita saat memulai, tujuan hidup kita berdua yang inti, tapi anehnya kita tak bisa berbuat apapun melewati, masa sulit penderitaan kita yang tersakiti, karena tertutupnya akal pemikiran kita yang terbodohi, oleh hawa nafsu kita yang tak tertandingi, dan hanya air mata kesedihan mengiringi, begitu gelap hari demi hari. Namun ku tetap menenangi, segala upaya tuk menghindari, menjaga dan membentengi diri, agar kau tak mengulangi, menoreh tinta merah duniawi, namun apa yang terjadi..?!?

Kasih..

Sekuat ku menjagamu sendiri, sehebat perkataanku peduli, sebesar ujian yang kita hadapi, tetap ku lemah tak bisa membatasi, tetap ku goyah tak bisa melindungi, dirimu yang amat ku cintai dan ku sayangi, akhirnya seakan ku biarkan dirimu sendiri, tanpa tanggung jawabku lagi, semuanya karena materi, dan kau meninggalkanku pergi, dan pergi tuk memenuhi tuntutan hati. Saat itulah aku meratapi, penyesalan yang tak henti, kenapa hal ini harus terjadi..?
Mengapa kau yang harus menjalani..??

Kasih.. 

Hati kecilku ku tak menyanggupi, dirimu harus kembali.
Kau tak lagi pernah ku dapati, seutuhnya dirimu yang pernah ku kenali.
Kau tak pernah lagi seutuhnya ku miliki, karena separuh cinta itu pergi dengan tertekan kini.

Kasih.. 

Mengapa pengalamanmu terulang kembali, tak adakah kesadaranmu tuk intropeksi diri, tak adakah penyesalan di hati, tak adakah kasihanmu tuk tidak menyakiti, tak adakah bersalahmu yang tak kau tutupi, ku harapkan darimu ketulusan hati, merubah dirimu sendiri, yang ku cintai dan ku sayangi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun