Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Cara Bersih-bersih Sanubari, Gapai Idul Fitri Hakiki

19 Mei 2020   07:39 Diperbarui: 19 Mei 2020   07:40 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot YouTube: Rajab Amali

Dengan mencemari batasan-batasan dari yang Maha Pencipta itu, manusia dapat menjadi melampaui batas dari yang telah ditentukan rumusannya. Disinilah pangkal kekeliruan hidup itu bermula. Kita melompati atau menerabas pagar-pagarNya secara sadar atau tidak.

Misalnya Al-Quran memberi pesan bahwa segala sesuatu Allah ciptakan secara berpasangan. Sepertihalnya ada siang dan ada malam, ada langit dan ada bumi, ada pria dan ada wanita, ada hidup dan ada mati, ada kotor dan ada bersih, ada racun dan ada madu, begitulah juga dia ciptakan ada nilai-nilai baik yang Dia perintahkan, dan ada nilai-nilai buruk yang Dia larang. 

Namun jadi masalah serius tatkala kita campur aduk sedemikian rupa nilai-nilai yang haq dan bathil, seperti madu dan racun yang disatukan. Maka sama saja halnya kita mencemari apa yang diperintah-Nya dan apa yang dilarang-Nya, bila dicampur aduk.

Misalnya Allah memerintahkan kita menjaga kebersihan bukan hanya secara lahiriah, tapi juga harus secara batiniah. Kemudian kita hanya melakukan salah satunya saja, sekalipun kita sudah dewasa. Apakah hal ini tidak bermakna mengotori pesan-pesan-Nya secara utuh atau sepasang pesan tadi?. 

Allah tidak hanya memerintahkan kita Syahadat, Shalat, Shaum, Zakat dan Haj bagi yang mampu,  tapi juga memerintahkan umat Islam membaca (memahami) Al-Quran yang notabene hudan lin-naas. Kemudian kita mengabaikan perintah membaca/memahami Al-Quran, apakah ini bukan mencemari perintah Allah?. Bukankah setiap perintah mengandung makna larangan untuk meninggalkannya?. Begitulah urgensinya membaca pesan ayat-ayat-Nya itu wajib.

Oleh karena itu, mari   saat bulan suci ini kita tingkatkan membersihkan jiwa dan raga, batiniah dan lahiriah, budaya dan peradaban yang masih ternoda. Bagaimana cara membersihkannya?,

Tentu dengan kitab suci Al-Quran. Dengan kitab yang bersih dari apriori manusia dari mitos dan dari motif menyimpang. Caranya sirami terus menerus sanubari kita dengan nilai nilai Al-Quran, hingga nafsu setan yang merasuki jiwa kita lama kelamaan tereliminasi, seperti segelas kopi yang terus menerus disirami air mineral. Itulah kenapa wajib menuntut ilmu (Al-Quran) dari buaian hingga liang lahat. Belajar itu butuh kesinambungan. Belajar itu butuh konsisten hingga membentuk karakter atau kesadaran. 

Saya pikir tidak ada yang paling mahal di dunia ini selain dari kesadan berdasarkan Ilmu-Nya. Dengan ilmu kita berpikir jernih, semua persoalan dapat diatasi dengan baik, bukan?.

Tapi ingat, dalam Al-Quran dan dalam catatan sejarah, Yahudi sejak dahulu pernah mengenal Al-Quran seperti seorang ayah mengenal anaknya sendiri. Tapi tujuannya untuk memutarbalik kalam Allah dari kedudukan dan fungsi yang sebenarnya. 

Artinya, tidak cukup Al-Quran sebatas kita pelajari sekalipun kita menjadi sejenius Yahudi. Percuma, bila tidak dibangun harapan Al-Quran yang telah dipelahari itu kedalam Shalat (satu teknik pembukuaan diri untuk menyadarkan diri dengan Al-Quran). Bahkan tidak cukup Kitab Al-Quran dibukukan kedalam hati bila kita menelantarkan anak Yatim dan tidak memberi makan golongan Miskin. Sebagaimana diperingatkan Allah dalam Surat Al-Maaun. 

Oleh karena itu,  mari kita bersihkan harta kita dengan membangun Zakat sebagai satu sistem pembinaan perekonomian Islam. Sebagaimana setiap hari kita butuh makan/minum dan setiap hari kita butuh buang air untuk membersihkan perut kita, maka begitu pula halnya setiap hari kita butuh penghasilan dan setiap hari kita juga butuh Shadaqah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun