Mohon tunggu...
Vethria Rahmi
Vethria Rahmi Mohon Tunggu... Penulis - Pranata Humas Ahli Muda Kanwil Kemenag Riau

Thalabul Ilmi yang tak berhenti belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rahasia Dibalik COVID-19 Pada Kriptografi 19

5 Maret 2020   07:00 Diperbarui: 17 April 2020   20:38 1824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski tampak nyaris mustahil, faktanya banyak yang akhirnya terbongkar, Seperti dikutip dari lolwot.com, "10 Shocking Conspiracy Theories were Actually True".

Siapa yang menari dan  diuntungkan dari masalah ini patut diduga sebagai konspiratornya. Misalnya, Direktur Institut penyakit Infeksi dan alergi Nasional, Anthoni Fauci menerangkan kepada jurnal scientific American. Kalau CDC bekerjasama dengan satu perusahaan  bioteknologi berusaha menciptakan vaksin Covid- 19 . Ternyata setali tiga wang dengan China yang mengklaim bulan April temuan Vaksin Coronannya akan uji klonis.

Artinya Vaksin yang sedang diupayakan kedua negara ini motifnya jelas bisnis bagi Amerika untuk meraup keuntungan besar dari adanya COVID-19. Inilah hebatnya Yahudi sebagai invisible hand dibalik semua visible hand.

Oleh karena itu penilaian sesuatu itu Hoax atau Fakta tergantung siapa yang punya kepentingan dan untuk keuntungan apa. Termasuk siapa dalang di balik Virus Corona sangat tergantung dari data dan nara sumbernya. Apakah benar-benar independen atau tidak?.

Berdasarkan untung rugi, dalam Kasus COVID-19 ini, faktanya China yang paling dirugikan. IMF ramal akibat Corona, ekonomi China terburuk sepanjang 30 tahun. Karena pertumbuhan ekonomi China tahun ini hanya 5,6% dari sebelumnya 6%. Tidak hanya itu, ekonomi dunia juga diprediksi melambat 0,1%, akibat virus Corona. Namun IMF juga memperkirakan ekonomi China akan pulih di bulan April atau Juni.

Dari segi ancaman kesehatan, China juga yang paling dirugikan, Hingga 4 Maret 2020, ada 92.860 orang di dunia yang terinfeksi virus corona. Menyebar di 76 negara. 3162 orang meninggal. Dari total 80.151 kasus di China, 47.270 di antaranya sudah sembuh. Dilansir dari laman kompas.com

Apakah tersebarnya COVID-19, terkait upaya China sebelumnya yang menipudaya Amerika?. Tipudaya dengan rekayasa ekspor produk China ke Amerika dengan label made in Taiwan, telah membuat Amerika berang. Terbukti Sejumlah importir tertangkap mengemas barang secara ilegal dari Cina dengan label buatan Vietnam. Kemudian mereka juga menggunakan sertifikat asal Vietnam yang dapat digunakan untuk ekspor ke AS, Eropa dan Jepang.

Sudah cukup lama Amerika merasa dirugikan China. Dalam 20 tahun terakhir, Amerika Serikat terus-menerus dikejar. Dan dilampaui China dalam semua aspek. Pada 2007, Amerika Serikat telah dilampaui China dalam hal ekspor. Pada tahun 2011, China juga telah melampaui Amerika Serikat di bidang manufaktur. Dan diperkirakan, pada tahun 2030, GDP China akan melampaui Amerika Serikat. Menjadi perekonomian terbesar di alam semesta ini.

Yang bisa dibanggakan Amerika Serikat hari ini, yaitu tinggal bidang militer dan pertahanan. pendidikan tinggi. dan keuangan. Yang paling Intinya, adalah bidang teknologi. Tetapi rasa superioritas mereka tidak sekuat dulu lagi.

Di bidang e-commerce, total penjualan China telah melampaui lebih dari dua kali lipatnya Amerika Serikat. Dalam hal pembayaran elektronik, orang Amerika masih dalam tahap menulis cek. Atau tanda tangan. Dan China telah jauh melampaui puluhan gang. Dan berjalan jauh didepan Amerika. Begitulah China sekarang yang dikhawatirkan Amerika.

Makanya, Sekarang Anda bisa mengerti mengapa Trump selalu mengancam China dan begitu khawatir tentang kebangkitan Huawei dan teknologi Cina lainnya. Yang paling dominan di Cina saat ini, adalah bidang teknologi terobosan. Bidang artificial intelligence atau, kecerdasan buatan. Makalah tentang kecerdasan buatan yang diterbitkan oleh para ilmuwan Cina, dan di jurnal inti telah mencapai 89% dibanding Amerika Serikat.
Maka Amerika yang ingin selalu menjadi number one, patut diduga ingin menghambat laju perekonomian China. Kalau menyangkut terusiknya harga diri, tidak mustahil orang jadi kalap menyerang. Begitu juga Amerika. Politik dalam kezhaliman sifatnya selalu persiapan untuk balas dendam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun