Ketika logika berjalan menyimpangi alur,
Hati pun tak terhibur dan mulut enggan bertutur
Ketika amal ilmiah disulap nafsu
tak-tik tik-tak kan terinjak paku
Kesadaranku berpihak pada ruang itu
Meskipun tak tahu kemana kan berlabuh
Ruang yang dibangun oleh orang orang hebat
Dan terhimpun dalam pedoman yang mengikat
Mereka suka berpolitik dan bersiasat
Tapi tak malu dengan wasiat dan lupa syariat
Mereka tertawa akan kemenangan
Tapi melupakan nikmat kedamaian
Mereka dengan yakinnya memimpin
Meskipun tangannya mengambil koin
Yaa tuhan...
Mereka bersemangat mencari pengikut
Tapi tak takut penyakit bertambah akut
Mereka berani menjegal yang lain
Dan marah ketika dijegal yang lain
Dengan gagahnya mereka ingin dibela
Lalu kemuliaan apa yang harus dibela?
Yaa tuhan..
Mereka berani menyumpah orang baru
Isi sumpah pun mereka melupakannya
Orang baru mereka nasihati rumit-rumit
Nasihat pun mereka tak mengindahkannya
Orang lain menegakkan yang suci mereka curigai
Karena mereka sangat yakin akan kebenarannya sendiri
Dicap serakahÂ
mereka tak suka
Yang lain bersuka
mereka curiga
Mereka berkuasa
yang lain terima
Yang lain berkuasa
Mereka kecewa
Yang lain naik
Mereka Jatuhkan
Mereka naik
Yang lain relakan
Si itu ber anu anu
Dan si ini ter anu anu
Apakah anu?
Ataukah sistemnya yang anu?
Ya tuhan, kemanakah jiwa ini kan bersimpuh
Akankah kisahnya menjadi api
Yang melenyapkan semua inti
Malang, 17-Oktober-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H