Mohon tunggu...
Veronika Rahayu M
Veronika Rahayu M Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🌻

Hello everyone!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencintai Pluralisme Sebagai Tombak Persatuan

24 Oktober 2017   20:13 Diperbarui: 1 Desember 2018   08:52 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketiga artikel yang telah saya sajikan pada beberapa waktu yang lalu selalu membahas mengenai pengetahuan alam. Pada kesempatan kali saya akan membahas topik mengenai cinta tanah air.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa sebentar lagi kita sebagai bangsa Indonesia akan merayakan hari besar negara kita. Hari itu adalah Hari Sumpah Pemuda. Pastinya sebagai bagian dari bangsa yang besar ini kita sudah mengetahui tanggal peringatan Hari Sumpah Pemuda, bukan. Hari Sumpah Pemuda diperingati setiap tanggal 28 Oktober.

Dibalik adanya suatu peringatan penting suatu bangsa pastinya menyimpan sejarah yang tidak kalah pentingnya. Berikut akan saya uraikan mengenai sejarah terjadinya Hari Sumpah Pemuda.

Sumpah Pemuda tidak muncul begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang. Sesuai dengan namanya "Sumpah Pemuda" berarti suatu janji yang telah dirumuskan oleh para pemuda Indonesia untuk membangkitkan semangat perjuangan Indonesia pada zaman itu untuk melawan penjajahan yang sedang terjadi. Pada saat itu mereka telah terbuka wawasannya dan telah sadar bahwa untuk  membentuk suatu bangsa yang satu tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau individual, melainkan diperlukan suatu kerjasama dan kekompakan agar terbentuklah suatu semangat nasionalisme. Kemudian para pemuda ini menjadikan sumpah pemuda sebagai tonggak persatuan untuk menciptakan nasionalisme serta melawan penjajah Indonesia waktu itu.

Pada awalnya bangsa Eropa datang ke Indonesia untuk melakukan perdagangan. Akan tetapi, tujuan tersebut berubah menjadi penjajahan karena bangsa Eropa mengetahui bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah terutama rempah-rempah yang dapat dijadikan sebagai penghangat tubuh. Beberapa bangsa Eropa yang pernah datang ke Indonesia yaitu Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Di antara keempat bangsa Eropa tersebut, Belanda adalah bangsa yang paling lama menjajah Indonesia yaitu selama 350 tahun.

Awalnya kedatangan bangsa Eropa ini disambut baik oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi, lambat laun sikap bangsa Eropa menjadi sewenang-wenang terhadap bangsa Indonesia. Hal ini membuat bangsa Indonesia tidak segan-segan untuk melakukan perlawanan terhadap bangsa barat ini.

Perlawanan yang telah dilakukan bangsa Indonesia juga menghasilkan tokoh-tokoh penting negara. Akan tetapi, sayangnya perlawanan yang dilakukan awalnya hanya bersifat kedaerahan saja. Seperti contohnya perlawanan yang dilakukan Pattimura untuk mempertahankan Maluku, perlawanan Imam Bonjol di daerah Sumatera Barat, perlawanan di Yogyakarta yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro, dan masih banyak lagi.

Akhirnya terjadilah era kebangkitan nasional yang digerakan oleh tokoh-tokoh nasional seperti Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika, ataupun Ki Hajar Dewantara. Para tokoh ini yang kemudian melahirkan organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia, dan Perguruan Taman Siswa.

Era kebangkitan nasional inilah menjadi awal adanya Sumpah Pemuda. Pada waktu itu di Jakarta para pemuda yang merantau untuk belajar mendirikan organisasi daerahnya sendiri. Organisasi itu meliputi Tri Koro Darmo yang beranggotakan para pemuda Jawa. Ada pula Jong Sumateranen Bond yang beranggotakan pemuda Sumatera, Jong Minahasa yang terdiri dari  pemuda Minahasa, serta Jong Celebes yaitu perkumpulan pemuda Sulawesi. Para pemuda yang bergabung dalam organisasi kedaerahan tersebut, sangat menginginkan adanya persatuan. Mereka ingin agar organisasi-organisasi kedaerahan yang ada itu meleburkan dirinya menjadi satu perkumpulan organisasi yang bersifat nasional.

Untuk mewujudkan hal itu, pada tanggal 30 Maret sampai dengan 2 April 1926 di Jakarta diadakan Kerapatan Besar Para Pemuda Indonesia. Peristiwa ini disebut sebagai Kongres Pemuda I. Kongres ini dipimpin oleh Muhammad Tabrani. Tujuan Kongres Pemuda I ini, yaitu membentuk perkumpulan pemuda yang satu dengan maksud memajukan paham persamaan dan kebangsaan serta mempererat hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan.

Walaupun Kongres Pemuda I ini belum berhasil mendirikan organisasi pemuda yang bersifat nasional, namun para pemuda itu tidak berputus asa. Mereka tetap berusaha untuk mendirikan sebuah organisasi yang bersifat nasional. Pada bulan Juni 1928, dibentuk sebuah panitia untuk persiapan Kongres Pemuda II. Susunan panitia tersebut, antara lain Sugondo Joyopuspito yang diangkat sebagai ketua dengan wakil ketua yaitu Joko Marsaid. Muhammad Yamin menjabat sebagai sekretaris dan Amir Syarifuddin sebagai bendahara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun