KOPl kini telah menjadi bagian dari gaya hidup, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar. Apalagi dengan semakin banyaknya kafe khusus kopi dan inovasi dalam pembuatan kopi, sehingga melahirkan semakin banyak pecandu kopi di dunia ini. Minum kopi selain menjadi bagian dari gaya hidup, bisa juga berfungsi sebagai media sosialisasi dan menjalin relasi.
Kafe khusus kopi atau sering disebut coffee shop menjadi salah satu alternatif hiburan yang dianggap mampu menjadi sarana pelepas penat dan lelah setelah sehari penuh bekerja. Sayangnya, kopi yang seharusnya menjadi unsur penting dari sebuah kafe atau coffee shop belum mendapatkan apresiasi yang cukup kuat dari masyarakat. Padahal apabila dilihat lebih jauh, kopi adalah sesuatu yang menarik untuk dipelajari. Kopi juga dapat menjadi bahan inspirasi seseorang. Bahkan, tak sedikit orang yang menganggap kopi sebagai seni, karena setiap proses yang dilalui, mulai dari penanaman, pemanenan, hingga pengolahan biji menjadi minuman, terdapat tingkat kesulitan dan keunikan tersendiri.
Buku Katakan Cinta dengan Kopi ini tidak hanya menceritakan tentang bagaimana seseorang mengungkapkan cinta dengan kopi namun cenderung bagaimana kopi menjadi media yang unik untuk mengungkapkan cinta. Tidak hanya itu saja yang diceritakan pada buku ini, semua seluk beluk tentang kopi, dari sejarah, jenis kopi hingga cerita-cerita cinta tentang kopi diceritakan di buku ini. Katakan Cinta dengan Kopi memberikan sebuah persembahan khusus untuk keistimewaan kopi bagi saya. Ketertarikan saya kepada kopi mengantarkan saya untuk mengetahui asal mula kopi, cara meracik kopi, tips-tips tentang kopi hingga sederet cerita cinta kopi. Semua pengalaman saya tentang kopi telah saya tuangkan dalam buku ini. Semua kepahitan dan keunikan kopi saya tuangkan pada cerita-cerita seseorang tentang pengalamannya bersama kopi.
Seperti pada salah satu puisi TS Elliott, Elliot menulis: "I have measured out my life with coffee spoons."Di dalam puisi tersebut Elliot mengungkapkan bagaimana Elliot mengukur segala macam kepahitan, kebahagiaan dan pengalaman hidupnya melalui sendok-sendok kopi. Elliot mungkin ingin memberi tahu, makin banyak sendok menuangkan kopi, makin pahit juga hidupnya. Dan makin sedikit sendok kopi yan dituang, makin tidak pahit pula hidupnya. Tetapi kopi tetaplah kopi. Rasa pahit adalah bagian tak terpisahkan dari dirinya. Rasa pahit akan selalu setia menemani kopi. Rasa pahit tak mungkin berkhianat pada kopi, seperti kepahitan juga selalu mengiringi hidup. Jadi jangan heran jika Pak Seno, dalam salah cerita Dewi Lestari, pernah titip pesan begini: “…kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.” Kopi adalah sepucuk nubuah: sekuat apa pun kita mencoba membuat hidup terasa manis, kepahitan toh sewaktu-waktu akan datang berkunjung.
Bagaimanapun pahit manisnya kopi dan apapun jenis bentuk penyajian sebuah kopi, buat saya secangkir kopi tetap enak untuk dinikmati kapan saja. Mau minum kopi di kala pagi, walaupun mata masih lengket, apa menikmatinya di siang hari yang panas atau hujan, atau minum kopi di waktu malam sambil begadang. Bagi saya, kopi adalah pilihan minuman yang tepat untuk dinikmati kapan saja saya mau.
Beberapa point yang ingin saya ungkapkan sebagai sebuah bentuk kecintaan saya pada kopi:
point pertama, saya ingin kita semua bisa menghargai hasil bumi yang ada di Indonesia terutama kopi. Beberapa Negara penghasil kopi terkenal di dunia antara lain adalah Costa Rica, Colombia, Kenya, Jamaica dan tentu saja negara kita, Indonesia. Kalo saya nggak salah, beberapa produk kopi buatan negara kita memang menjadi idola di luar negeri sana, seperti Kopi Toraja yg konon sangat digemari di Jepang dan dihargai dengan nilai tinggi disana.
Point kedua, saya ingin menyuguhkan kopi dalam bentuk lain, yaitu dalam bentuk seni rupa (seni lukis kopi dan seni berkarya dengan kopi). Memang seni lukis kopi ini bukan sebuah wacana baru. Seni lukis kopi ini sudah terkenal secara historis berasal dari praktek seni lukis tradisional di Thailand. Dan pada perkembangannya ke Indonesia, di bawa oleh seorang seniman kontemporer bernama Rudy Sri Handoko dari Surabaya, lukisan-lukisannya dari kopi dipamerkan di Galeri Kopi Bali sejak tahun 2000 an.
Point ketiga, Saya ingin semua orang menghargai profesi seorang barista. Job description seorang barista ini agak berbeda dari pelayan toko biasa. Hal yang membedakan adalah seorang barista diharuskan bisa menjadi seorang multi tasked person. Artinya, dia tidak hanya berfungsi sebagai waiter, tetapi juga bisa menjadi kasir, bisa menjadi house-keeping, artinya merawat dan membersihkan barang-barang yang berkaitan dengan rumah tangga, seperti piring, gelas, dan lainnya. Menjadi seorang barista diharuskan bisa memberikan service terbaik bagi customer dan juga bisa mengurus segala urusan 'belakang' dapur. Inilah yang membuat seorang barista memiliki peranan yang sangat penting terkait dengan maju tidaknya sebuah coffee shop.
Last but not least, selamat menikmati buku ini bersama secangkir kopi pilihan anda. Semoga setelah membaca buku ini, kopi memberikan inspirasi yang berguna bagi anda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI