Mohon tunggu...
Veronica B L
Veronica B L Mohon Tunggu... Lainnya - full time student

penikmat konten visual dan teks

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Cara Mengelola Konflik dalam Organisasi?

11 Desember 2020   17:27 Diperbarui: 11 Desember 2020   17:35 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : online.csp.edu

Rasanya tidak mungkin apabila dalam suatu organisasi tidak pernah terjadi konflik. Organisasi memiliki lebih dari satu anggota, berarti terdapat lebih dari satu cara kerja, tujuan, pemahaman, dan pendapat. 

Untuk berproses dan mencapai suatu tujuan yang ingin diraih oleh organisasi, setiap bagian di dalamnya perlu berhubungan satu sama lain. Dalam hubungan, terdapat pihak-pihak yang memiliki hak dan kewajiban untuk dipenuhi (Baldwin, 2014). 

Ketika terdapat kepentingan yang bertabrakan, konflik rentan terjadi. Konflik merupakan sesuatu yang wajar dialami oleh organisasi.  Hal ini dikarenakan setiap manusia memiliki pengalaman dan budaya yang berbeda satu dengan yang lain (Samovar, 2017). 

Konflik dapat menjadi fase bagi organisasi untuk berkembang, tetapi juga dapat meyebabkan perpecahan. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana kita dapat mengelola konflik tersebut?

Berikut adalah tips ketika menghadapi konflik dalam organisasi:

  • Listen.
    Dengarkan pendapat atau gagasan dari rekan anda secara menyeluruh. Perbedaan bukan berarti salah. Perlu diketahui bahwa setiap orang memiliki caranya sendiri dalam melihat sesuatu. Bisa jadi pendapat rekan anda dapat memperluas cara berpikir anda mengenai isu tersebut. Ingat, ada banyak jalan menuju Roma.

  • Stand in their shoes.
    Silahkan coba memahami alasan mengapa rekan anda dapat berpikir demikian. Perbedaan kepentingan dapat menjadi salah satu faktor dari adanya konflik.

  • Open for critics.
    Tidak ada orang di dunia ini yang tidak berada dalam suatu proses. Bahkan menua adalah sebuah proses. Anggaplah kritik sebagai bagian dari proses agar dapat menghadapi kemungkinan yang lebih buruk.

  • Reasoning.
    Apabila anda ingin menyatakan argumen atau pendapat anda, pastikan bahwa anda memiliki alasan yang kuat. Anda perlu memiliki pertimbangan mengapa argumen atau pendapat anda lebih baik untuk organisasi tersebut. Hati-hati dengan pemilihan kosakata dan nada bicara, karena dapat menimbulkan mispersepsi.

Semoga membantu dan selamat berproses!

Sumber: 

Baldwin, J. R., Coleman, R. R. M., Gonzal, A., & Shenoy-Packer, S. (2014). Intercultural communication for everyday life. John Wiley & Sons.

Samovar, L. A., Porter, R. E., McDaniel, E. R., & Roy, C. S. (2017). Communication Between Cultures (9th ed.). Boston: Cengage Learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun