Mohon tunggu...
Veronica AgustinaDarida
Veronica AgustinaDarida Mohon Tunggu... Lainnya - .

mahasiswi upnvj

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jurnal Penelitian

17 Januari 2021   16:47 Diperbarui: 17 Januari 2021   16:52 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

E-COMMERCE SEBAGAI PEWUJUDAN HADIRNYA TOKO ONLINE SHOP DI ERA DIGITAL

 

Veronica Agustina Darida

2010611020

Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, UPN Veteran Jakarta

veronicaagustina6@gmail.com

  

ABSTRAK

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisis bagaimana proses perkembangan e-commerce sehingga dapat berkembang dengan pesat hingga saat ini, apa kelebihan dan kekurangan dalam melakukan kegiatan jual beli melalui e-commerce, dan apakah faktor penilaian produk merupakan sebuah pertimbangan bagi konsumen dalam membeli suatu barang secara online. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner. 

Yaitu dengan mebagikan angket kuesioner secara online, melalui google form yang berisi beberapa pertanyaan mengenai penilaian terhadap toko online shop kepada para pengguna aktif smartphone yang menggunakan layanan e-commerce. Angket kuesioner ini dibagikan kepada masyarakat, khususnya pada remaja dengan perkisaran usia 13-45 tahun. 

Selain menggunakan angket kuesioner online, penelitian ini juga melakukan studi pustaka untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan valid mengenai topik penelitian. Secara singkat kegunaan e-commerce di era digital ini memberikan banyak manfaat bagi para penggunanya. Namun, ada beberapa kekurangan atau kelemahan dalam e-commerce. Tetapi masih banyak masyarakat yang mengganggap penggunaan e-commerce di era digital ini sangat membantu dan memiliki banyak manfaat.

 Kata kunci : E-commerce, Toko online shop, Era digital

ABSTRACT

The purpose of this paper is to analyze how the development process of e-commerce so that it can develop rapidly until now, what are the advantages and disadvantages of buying and selling activities through e-commerce, and whether the product assessment factor is a consideration for consumers in buying an item. by online. The method used in this writing is to use a questionnaire method. Namely by distributing questionnaires online, via google form which contains several questions regarding the assessment of online shop stores to active smartphone users who use e-commerce services. 

This questionnaire questionnaire is distributed to the public, especially to adolescents with the age range 13-45 years. Apart from using an online questionnaire, this study also conducted a literature study to obtain further and valid information about the research topic. In short, the use of e-commerce in this digital era provides many benefits for its users. However, there are some drawbacks or weaknesses in e-commerce. But there are still many people who consider the use of e-commerce in this digital era to be very helpful and have many benefits.

Keywords : E-commercce, Online store, Digital era

PENDAHULUAN

Situasi dan kondisi yang terjadi saat ini terus mengalami perubahan dan perkembangan. Segala sesuatu saat ini terlihat seperti lebih modern,canggih, dan praktis dalam penggunaannya. Perubahan dan perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, juga merupakan akibat dari adanya pengaruh arus globalisasi. Globalisasi yang masuk memiliki pengaruh yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan pada zaman.  Dalam waktu yang singkat, telah terjadi banyak perubahan pada keadaan zaman saat ini. Lebih jelas lagi, perubahan zaman adalah keadaan dimana bidang-bidang yang menyangkut kehidupan manusia terus mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan atas perkembangan zaman ini mencakup berbagai aspek dalam kehidupan manusia. Contohnya, terjadi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan, sosial budaya, teknologi dan informasi, sehingga timbul perubahan dalam bidang-bidang tersebut ke arah yang lebih modern.

Dengan adanya perubahan dan perkembangan zaman tersebut, segala sesuatu yang menyangkut pemenuhan kebutuhan manusia saat ini didasarkan oleh sistem komputerisasi yang didukung dengan penggunaan internet. Masuknya internet dalam kehidupan manusia disebut juga dengan era digitalisasi, yang dimana segala sesuatunya berkaitan dengan internet atau dapat disebut internet sebagai gaya hidup masyarakat saat ini.  Menurut Sibero, internet atau juga yang merupakan kependekan dari Inter-connected Network adalah sebuah jaringan komputer yang menghubungkan antar komputer secara global (Bowo, 2018). 

Sejarah hadirnya internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah computer sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET (Safiranita, 2017). Populasi manusia yang terus meningkat setiap tahunnya, menyebabkan semakin banyaknya keinginan dan pemenuhan atas kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Dibutuhkan waktu yang cepat agar dapat memenuhi segala keinginan dan kebutuhan tersebut. Oleh karena itu peran internet di era digitalisasi ini sangat dibutuhkan. Kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi saat ini, sangat membantu dalam proses pemenuhan berbagai kebutuhan tersebut.

Kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet (Irmawati, 2011). Melalui internet kita dapat mengetahui berbagai hal-hal yang terjadi di masyarakat. Selain untuk menyebarkan dan mengetahui informasi, internet juga memiliki peran atau manfaat dalam bidang perekonomian,  seperti dalam perdagangan dan bisnis. Melalui internet kegiatan perdagangan dan bisnis menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan adanya kemajuan teknologi dan hadirnya internet, maka tercipta suatu sistem perdangangan melalui elektronik, yang bertujuan memudahkan pelaksanaan kegiatan perdagangan atau perekonomian lainnya di masyarakat.

Sebelum adanya internet ditengah-tengah kehidupan manusia, proses perdagangan mulai dari pemasaran, penjualan, hingga pembelian suatu barang dan jasa dilakukan secara langsung. Maksudnya adalah dilakukan secara tatap muka, yaitu adanya pertemuan penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi. Banyak tempat usaha berupa toko atau warung belanja yang dibuka  untuk menyediakan berbagai  barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. 

Masyarakat dapat mengunjungi toko tersebut untuk membeli secara langsung, berbagai macam barang yang dibutuhkan sesuai dengan keinginannya masing-masing. Tempat yang menyediakan berbagai macam barang yang dilakukan secara langsung ini dapat disebut sebagai toko offline. Tetapi, dengan adanya teknologi dan internet, dan bertambahnya kesibukan masyarakat yang beragam, toko offline ini dinilai mempunyai beberapa kekurangan atau kelemahan sebagai suatu tempat penyedia barang bagi masyarakat. Oleh karena itu, dengan menggunakan manfaat yang disediakan oleh teknologi dan internet, maka hadirlah suatu tempat perdangangan untuk melakukan kegiatan jual beli secara online, yang disebut dengan toko online.

Kehadiran toko online ini memiliki berbagai macam manfaat yang dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat. Toko online adalah sebuah tempat penyedia barang yang dibutuhkan oleh masyarakat, tetapi dalam pelaksanaannya, dilakukan secara online melalui smartphone atau alat elektronik lain. 

Toko online adalah sebuah toko yang berbasis pada suatu sistem yang disebut dengan E-commerce. Pengertian dari e-commerce adalah menggunakan internet dan komputer dengan browser web untuk mengenalkan, menawarkan, membeli dan menjual produk (Maulana et al., 2015). E-Commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web(website) (Bisnis et al., n.d.). Sedangkan di Indonesia, e-commerce mulai berdiri pada tahun 1996 yang ditandai dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau yang lebih dikenal dengan sebutan D-Net sebagai perintis transaksi online.

Seiring berjalannya waktu para pengguna smartphone dan internet terus bertambah banyak. Hal ini yang menyebabkan usaha online shop terus mengalami peningkatan. Dari data analisis Ernst & Young, dapat dilihat pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun meningkat 40 persen. Ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia (Setiawan, n.d.). Menurut data GlobalWebIndex, Indonesia merupakan  negara dengan jumlah pengguna e-commerce tertinggi dibandingkan negara lainnya. Oleh karena itu, saat ini banyak pelaku usaha yang memanfaatkan hal tersebut untuk membuka usaha online shop, karena dinilai memiliki jumlah keuntungan yang besar jika dilihat dari para penggunanya yang terus bertambah banyak.  Beragam jenis barang dapat ditemukan pada toko online tersebut, mulai dari alat elektronik, alat olahraga, pakaian, makanan dan minuman, hingga beberapa jenis barang unik yang tidak terdapat dalam toko offline. Beberapa jenis barang yang dipasarkan ditoko online ini juga memiliki kesan yang unik,  dan warna yang bervariasi. Hal ini bisa dikatakan sebagai faktor pendorong, karena dengan begitu masyarakat memiliki ketertarikan yang tinggi untuk membelinya.

Saat ini telah banyak berdiri toko online shop dengan berbagai nama aplikasi yang berbeda-beda. Seperti  Shopee, Lazada, Bukalapak, Tokopedia, dan yang lainnya. Penawaran yang diberikan dari masing-masing toko online kepada konsumen ini pun berbeda-beda. Penawaran yang diberikan biasanya berupa voucher gratis ongkir, voucher diskon, promo buy 1 get 1, dan masih banyak lagi. Dengan berbagai macam penawaran yang diberikan oleh toko online kepada konsumen, hal ini juga menjadi pengaruh dalam peningkatan jumlah pembelian. Banyaknya jumlah konsumen yang membeli barang di masing-masing toko online, juga dapat mempengaruhi popularitas toko online tersebut, sehingga menjadikan toko online tersebut semakin dikenal dan memiliki nama dikalangan masyarakat. Semakin meningkatnya jumlah pembelian, maka semakin besar pula keuntungan yang didapat oleh para pemilik bisnis online shop tersebut. Selain memberikan keuntungan kepada para pemillik bisnis online shop, berbagai kegunaan dan keuntungan lain juga dapat dirasakan oleh masyarakat dari penggunaan e-commerce. Oleh karena itu, hadirnya e-commerce dapat dianggap sebagai hal yang sangat berguna, karena dapat memberikan berbagai keuntungan dan manfaat yang dapat dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat, baik itu pelaku usaha online shop atau para konsumen.

METODE

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode pendekatan kualitatif memiliki berbagai macam jenis, contohnya dengan melakukan wawancara, menyebarkan angket kuesioner, dan observasi. Cara yang dipilih dalam penelitian kali ini, dilakukan dengan cara menyebarkan angket kuesioner kepada para responden yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan topik penelitian. Jenis angket kuesioner yang dibagikan kepada responden dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Angket kuesioner  tersebut berisi daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti, kemudian responden dapat langsung menjawab pertanyaan- pertanyaan menurut pilihan yang telah disediakan sesuai hati nurani tanpa ada paksaan dari siapapun. Setelah selesai menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, responden dapat mengembalikan angket tersebut kepada peneliti untuk dilakukan pengkajian dan pembahasan lebih lanjut. Metode ini memiliki 3(tiga) tahapan dalam proses penelitian, yaitu :

  • Populasi dan Sampel

Sebagai populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah para pengguna aktif smartphone yang menggunakan e-commerce dalam transaksi jual beli yang beli dan respoden yang berada disekitar usia 13-45 tahun, karena biasanya individu diumur tersebut merupakan pengguna aktif smartphone, dan responden yang pernah membaca ulasan di e-commerce.

  • Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner online berupa google form, untuk memberikan pertanyaan dan pernyataan kepada responden yang disebarkan secara acak dengan hasil tanggapan sebanyak 104 responden. Selain dengan menggunakan kuesioner online, penelitian ini juga menggunakan studi pustaka untuk mendapatkan informasi yang beragam dan valid mengenai topik penelitian.

  • Teknik analisis data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil angket kuesioner dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai sistem jual beli yang dilakukan secara online atau yang disebut dengan e-commerce melalui toko online shop. Berikut adalah hasil berupa bukti jawaban dari responden terkait pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan sebelumnya melalui google form.

                      Tabel 1(Seberapa sering pengguna aktif smartphone belanja melalui online)

Pilihan

Jumlah Orang

Persentase

Jarang

62

59,6%

Sering

28

26,9%

Sangat Sering

13

12,5%

Tidak Pernah

1

1%

Berdasarkan tabel 1 diatas terkait pertanyaan 'seberapa sering berbelanja melalui online' didapatkan hasil total 100% dari 104 responden. Masing-masing pendapat memiliki jumlah persen yang berbeda. Untuk pilihan (A). Jarang,  diperoleh hasil 59,6% dengan jumlah responden 62 orang. Kemudian dipihan (B) Sering, diperoleh hasil 26,9% dengan jumlah responden 28 orang. Lalu untuk dipilihan (C) Sangat sering, diperoleh hasil 12,5% dengan jumlah responden 13 orang. Dan pilihan terakhir untuk tabel 1 yaitu pilihan (D) Tidak Pernah, diperoleh hasil 1%, dengan jumlah responden 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan pilihan yang memiliki jumlah responden terbanyak adalah (A) Jarang. Hal ini dapat menunjukan bahwa belanja online masih jarang dilakukan oleh para pengguna smarthphone. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

                                                                    Gambar 1. Diagram Lingkaran atas pertanyaan pertama dari angket kuesioner

                                                                                                                         Sumber : Dokumen Pribadi

                     Tabel 2 ( Jumlah uang yang dikeluarkan untuk sekali dalam berbelanja online)

Biaya Yang Dikeluarkan

Jumlah Orang

Persentase

Kurang dari Rp. 100.000

38

36,5%

Rp. 100.000 -- Rp. 500.000

61

58,7%

Rp. 500.000 -- Rp. 1.000.000

5

4,8%


Berdasarkan tabel diatas terkait pertanyaan 'seberapa sering pengguna aktif smartphone berbelanja melalui online' diperoleh hasil yaitu, untuk jumlah (kurang dari Rp. 100.000) mendapatkan jumlah responden sebanyak 38 orang dengan persentase  36,5%. Untuk pilihan kedua, yaitu untuk jumlah (Rp. 100.000- Rp. 500.000) mendapatkan jumlah responden sebanyak 61 orang dengan persentase 58,7%. Kemudian untuk pilihan terakhir yaitu dengan jumlah (Rp. 500.000- Rp. 1.000.000) mendapatkan jumlah responden sebanyak 5 orang dengan persentase 4,8%. Dapat disimpulkan kebanyakan orang dapat menghabiskan biaya sebesar Rp. 100.000- Rp. 500.000 untuk melakukan sekali transaksi dalam berbelanja online. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

gambar-dok-2-600406248ede4839a7476092.jpg
gambar-dok-2-600406248ede4839a7476092.jpg
                                                                                 Gambar 2. Diagram Lingkaran atas pertanyaan kedua dari angket kuesioner

                                                                                                                                Sumber : Dokumen Pribadi

                    Tabel 3 (Aplikasi E-Commerce yang sering digunakan)

Aplikasi

Jumlah Orang

Persentase

Shopee

87

83,7%

Lazada

8

7,7%

Tokopedia

7

6,7%

Bukalapak

1

1%

Lainnya

1

1%

Berdasarkan tabel diatas terkait pertanyaan 'Aplikasi e-commerce yang sering digunakan' dapat disimpulkan pilihan terbanyak yang dipilih oleh para responden adalah Aplikasi Shopee, dengan banyaknya responden yang memilih berjumlah 87 orang dari total 104 responden dengan persentase 83,7%. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

   

gambar-dok-3-60040633d541df4b4c265843.jpg
gambar-dok-3-60040633d541df4b4c265843.jpg
                

                                                                           Gambar 3. Diagram Lingkaran atas pertanyaan ketiga dari angket kuesioner

                                                                                                                        Sumber : Dokumen Pribadi

                                                   Tabel 4 (Kategori Produk yang dibeli)

Produk

Jumlah Orang

Persentase

Kecantikan

35

33,7%

Pakaian

34

32,7%

Elektronik

11

10,6%

Alat Tulis Kantor

6

5,8%

Makanan dan Minuman

2

1,9%

Alat Olahraga

1

1%

Berdasarkan tabel diatas terkait pertanyaan 'kategori produk yang sering dibeli' untuk pilihan produk kecantikan dan pakaian terdapat selisih persentase yaitu 1%. Dengan jumlah responden untuk produk kecantikan yaitu 35 orang, sedangkan produk pakaian yaitu 34 orang. Dapat disimpulkan produk yang sering dibeli oleh para responden adalah berupa produk kecantikan dengan total persentase 33,7% yang merupakan persentase tertinggi dibanding produk lainnnya. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

gambar-dok-4-6004063e8ede4839e214b442.jpg
gambar-dok-4-6004063e8ede4839e214b442.jpg
                                                                                         Gambar 4. Diagram Lingkaran atas keempat dari angket kuesioner

                                                                                                                             Sumber : Dokumen Pribadi  

                               Tabel 5 (Alasan menyukai belanja online)

Alasan

Jumlah Orang

Persentase

Gratis Ongkos Kirim

42

40,4%

Banyak Voucher Potongan  atau Diskon

32

30,8%

Adanya Cashback

2

1,9%

Buy 1 Free 1

2

1,9%


Berdasarkan tabel diatas, terkait pertanyaan 'Alasan menyukai belanja online' diperoleh hasil tertinggi yang berada pada pilihan pertama yaitu Gratis ongkos kirim yang mendapatkan jawaban sebanyak 42 responden dengan persentase 40,4%. Sedangkan untuk pilihan Adanya cashback dan Buy 1 get 1 diperoleh hasil yang sama dengan masing" 2  jawaban dari responden dengan persentase 1,9%. Dari hasil angket tersebut ternyata alasan seseorang menyukai belanja online yaitu karena adanya voucher gratis ongkos kirim. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

gambar-dok-5-60040669d541df61817694e3.jpg
gambar-dok-5-60040669d541df61817694e3.jpg
                 

                                                                                Gambar 5. Diagram Lingkaran atas pertanyaan kelima dari angket kuesioner

                                                                                                                                  Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel 6 (Apakah Responden sering memberikan ulasan online di aplikasi E-Commerce saat melakukan pembelian)

Jawab

Jumlah Orang

Persentase

Ya

99

95,2%

Tidak

5

4,8%

Berdasarkan tabel diatas, terkait pertanyaan 'Apakah Responden sering memberikan ulasan online di aplikasi E-Commerce saat melakukan pembelian' untuk pilihan Ya mendapatkan jumlah responden sebanyak 99 orang dengan persentase 95,2%, sedangkan untuk pilihan Tidak hanya mendapatkan jumlah responden sebanyak 5 orang dengan persentase 4,8%. Hal ini menunjukan bahwa kebanyakan dari orang yang melakukan belanja online pasti selalu memberikan ulasan berupa penilaian terhadap barang yang
dibelinya. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

      

gambar-dok-6-600406b08ede485117132522.jpg
gambar-dok-6-600406b08ede485117132522.jpg
       

                                                                          Gambar 6. Diagram Lingkaran atas pertanyaan keenam dari angket kuesioner                                                         

                                                                                                                              Sumber : Dokumen Pribadi

            Tabel 7 (Fitur Ulasan yang sering dibaca oleh pengguna e-commerce)

Fitur Ulasan

Jumlah Orang

Persentase

Gambar atau Video

39

37,5%

Rating Penilaian

38

36,5%

Tulis Komentar

27

26%


Berdasarkan tabel diatas, terkait pertanyaan 'Fitur Ulasan yang sering dibaca oleh pengguna e-commerce' diperoleh hasil untuk pilihan pertama yaitu Gambar dan Video mendapatkan jumlah responden sebanyak 39 orang. Jumlah tersebut tidak jauh beda dengan pilihan kedua yaitu Rating penilaian dengan jumlah responden sebanyak 38 orang. Lalu untuk pilihan yang terakhir yaitu Tulis komentas mendapatkan jumlah responden sebanyak 27 orang. Tabel tersebut menunjukan bahwa hal yang sering dilakukan oleh pengguna e-commerce sebelum berbelanja adalah memperhatikan penilaian dari pembeli barang/produk sebelumnya yang berupa Gambar dan Video. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.        

gambar-dok-7-600406c88ede4846eb792c02.jpg
gambar-dok-7-600406c88ede4846eb792c02.jpg
  

                                                                               Gambar 7. Diagram Lingkaran atas pertanyaan ketujuh dari angket kuesioner

                                                                                                                                   Sumber : Dokumen Pribadi

   Tabel 8 (Kendala Yang Dirasakan Ketika Membaca Ulasan Online Di Aplikasi E-Commerce)

Kendala

Jumlah Orang

Persentase

Gambar Yang Disertakan Tidak Sesuai

58

55,8%

Jumlah Rating Yang Tidak Sesuai

23

22,1%

Sulit Memahami Tulisan Komentar Yang Kurang Jelas

20

19,2%


Berdasarkan tabel diatas, terkait pertanyaan 'Kendala Yang Dirasakan Ketika Membaca Ulasan Online Di Aplikasi E-Commerce' diperoleh hasil tertinggi untuk pilihan Gambar yang disertakan tidak sesuai, dengan responden sebanyak 58 orang dengan persentase 55,8%. Hal tersebut menunjukan masih banyak toko online shop yang hanya menunjukan gambar palsu aja untuk menarik pembeli, padahal barang diperjualkan tidak sama dengan gambar yang ditunjukannya. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

gambar-dok-8-600406ef8ede4847d1365542.jpg
gambar-dok-8-600406ef8ede4847d1365542.jpg
                                                                  

                                                                              Gambar 8. Diagram Lingkaran atas pertanyaan kedelapan dari angket kuesioner

                                                                                                                         Sumber : Dokumen Pribadi

          Tabel 9 ( Harapan Pengguna Saat Berbelanja Online  Melalui Aplikasi E-Commerce)

Harapan

Jumlah Orang

Persentase

Deskripsi Produk Sesuai Dengan Produk Aslinya

46

44,2%

Penjual Jujur

17

16,3%

Produk Original

15

14.4%

Penjual Merespon Cepat

8

7,7%

Transaksi Pembayaran Aman dan Terpecaya

8

7,7%

Pengiriman Cepat

4

3,8%

Berdasarkan tabel diatas, terkait pertanyaan' Harapan Pengguna Saat Berbelanja Online  Melalui Aplikasi' adalah Deskripsi produk sesuai dengan produk asli nya dengan perolehan 46 responden. Hal ini merupakan harapan para konsumen kepada para penjual/pelaku bisnis toko online shop untuk tidak membuat deskripsi produk yang tidak sesuai dengan produk yang akan dijual. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

gambar-dok-9-600406dbd541df67f476ce12.jpg
gambar-dok-9-600406dbd541df67f476ce12.jpg
             

                                                                     Gambar 9. Diagram Lingkaran atas pertanyaan kesembilan dari angket kuesioner

                                                                                                                              Sumber : Dokumen Pribadi

                         Tabel 10 ( Masalah Yang Sering Dihadapi Saat Berbelanja Online)

Masalah

Jumlah Orang

Persentase

Produk Tidak Sesuai Dengan Deskripsi

39

37,5%

Pengiriman Lama

32

30,8%

Penjual Yang Kurang Responsif

15

14,4%

Kualitas Tidak Sesuai Dengan Harga

12

11,5%

Lainnya

6

5,8%

Berdasarkan tabel diatas, terkait pertanyaan 'Masalah Yang Sering Dihadapi Saat Berbelanja Online' jawaban yang paling memiliki banyak responden adalah pada pilihan pertama yaitu Produk tidak sesuai dengan deskripsi dengan jumlah responden sebanyak 39 orang dengan persentase 37,5%. Hal tersebut menunjukan banyaknya toko online shop yang melakukan penipuan dengan menjual barang yang tidak sesuai dengan apa yang mereka tawarkan pada keterangan deskripsi produk tersebut. Berikut hasil tanggapan dari angket kuesioner yang diberikan kepada responden.

gambar-dok-10-6004072c8ede485e9b552c42.jpg
gambar-dok-10-6004072c8ede485e9b552c42.jpg
                                                                    Gambar 10. Diagram Lingkaran atas pertanyaan kesepuluh dari angket kuesioner

                                                                                                                          Sumber : Dokumen Pribadi

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tanggapan dari angket kuesioner yang telah dibagikan kepada responden, peneliti mendapatkan hasil bahwa rata-rata pengguna e-commerce sebagai layanan online shop, lebih banyak menggunakan aplikasi shopee sebagai toko online terfavorit. Meskipun banyak toko online shop lainnya seperti Lazada, Tokopedia, Bukalapak, namun hasil angket kuesioner menunjukan penilaian tertinggi pada aplikasi Shopee. Tersedia berbagai jenis produk yang dipasarkan, mulai dari alat olahraga, alat tulis kantor, pakaian, alat kecantikan, makanan dan minuman, dan produk-produk lainnya. Sebagian banyak orang dapat menghabiskan uang sebesar Rp. 100.000- Rp. 500.000 hanya untuk berbelanja satu kali.

Dalam era digital saat ini, dengan hadirnya sistem layanan e-commerce sangat memberikan banyak keuntungan dan manfaat bagi masyarakat. Perdagangan melalui e-commerce juga memberikan berbagai keuntungan bagi para pengguna nya seperti para pedangang usaha kecil. Dengan hadirnya e-commerce sebagai sistem perdangangan elektronik, para pedagang dapat menghemat uang dan tempat, karena mereka tidak perlu lagi untuk menyewa tempat untuk menjajakan barang dagangan, dan tidak terikat oleh waktu penjualanan, karena e-commerce tidak memiliki batasan waktu untuk kegiatan jual dan beli, atau dapat disebut sebagai layanan 24 jam. Begitu juga dengan para konsumen, mereka dapat menghemat waktu dan tenaga. Mereka tidak perlu lagi untuk berkeliling mencari barang yang mereka inginkan, yang dapat menguras tenaga.

Selain dapat menghemat waktu dan tenaga, ada beberapa alasan lain mengapa masyarakat lebih memilih untuk berbelanja melalui online, yaitu karena banyaknya penawaran yang disediakan oleh masing-masing toko online, seperti adanya potongan harga, promo buy 1 get 1, dan tersedianya voucher gratis ongkir. Meskipun banyak kemudahan yang didapat dari belanja online, tak sedikit juga masyarakat yang memilih berbelanja secara langsung di tempat. Hal ini disebabkan sering terjadinya kekecewaan masyarakat dalam melakukan belanja online.  Ada beberapa kelemahan dalam berbelanja online, contoh yang paling sering terjadi pada masyarakat adalah pada saat mereka membeli suatu produk, tetapi pada saat produk tersebut telah sampai, ternyata tidak sama dengan produk yang ditawarkan dalam aplikasi tersebut. Oleh karena itu, dalam sistem belanja online, ulasan pembelian menjadi sebuah faktor pertimbangan bagi para konsumen sebelum membeli suatu produk.

Sebagai salah satu negara tertinggi pengguna e-commerce, banyak perusahaan-perusahaan saat ini yang mengembangkan bisnis nya melalui online shop. Hal ini tentu menjadi suatu dampak positif bagi perekonomian di Indonesia. Dengan banyaknya perusahaan yang melakukan bisnis online, maka hal ini dapat mendorong pelaku ekonomi lainnya untuk bergabung dalam bisnis online ini dengan tujuan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Saat ini sudah banyak perusahan-perusahaan yang menggunakan sistem e-commerce dalam melakukan bisnis nya. Sistem perdangangan melalui e-commerce sebenarnya memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi para penggunanya tergantung dari mana kita menilai tentang sistem perdangangan elektronik atau e-commerce tersebut.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui penyebaran angket kuesioner kepada masyarakat, maka dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai sistem perdagangan elektronik atau e-commerce di era digital ini. E-commerce merupaan sistem perdagangan yang dilakukan secara online melalui layanan internet. Hadirnya e-commerce tentu memberikan banyak dampak positif kepada masyarakat. Seperti kemudahan bagi para konsumen untuk berbelanja, dan memberikan keuntungan bagi para pengusaha bisnis online. Melalui e-commerce, telah banyak berdiri toko online shop yang menyediakan berbagai macam barang untu keperluan masyarakat. Tentu saja toko online shop ini memberikan banyak kemudahan bagi konsumen dalam berbelanja. Online shop ini juga memberikan keuntungan bagi para pemiliknya. Tetapi disamping kelebihan toko online shop, terdapat juga beberapa kekurangan atau kelemahan dari toko online shop ini. Tidak dapat dipungkiri,  bisnis online shop ini juga memiliki pengaruh terhadap peningkatan perekonomian di Indonesia. Oleh karena itu, sampai saat ini toko-toko online shop di Indonesia semakin terus bertambah dan semakin berkembang. Dan masyarakat juga masih mempercayakan e-commerce sebagai suatu sistem perdagangan elektronik yang memberikan banyak kemudahan bagi para penggunanya.

DAFTAR PUSTAKA

Bisnis, A., Susanta, H., Sos, N. S., & Si, M. (n.d.). COMMERCE LAZADA (Studi pada Pengguna Situs Lazada.id di Kota Semarang). 1--11. www.apjii.or.id

Bowo, G. (2018). Galih Bowo Saputro , Kasmi Prodi Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung. 09, 138--143.

Irmawati, D. (2011). Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis. Orasi Bisnis, VI(November), 95--112.

Maulana, S. M., Susilo, H., & Riyadi. (2015). Implementasi E-Commerce Sebagai Media Penjualan Online. Jurnal Administrasi Bisnis, 29(1), 1--9.

Safiranita, T. (2017). Aspek Hukum Transaksi Perdagangan Melalui Media Elektronik Dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dialogia Iuridica: Jurnal Hukum Bisnis dan Investasi, 8(2), 15. https://doi.org/10.28932/di.v8i2.720

Setiawan, R. (n.d.). Pengaruh unicorn terhadap industri 4.0. 1--23.

 

Internet : 

https://www.flokq.com/blog/id/ecommerce-indonesia

http://www.parselday.com/blog/perkembangan-e-commerce-di-indonesia/

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun