Umar mengambil dompet merahnya kembali. Dia meminta umi menghitung uang yang ada di dalam.
"Wah....banyak uang Umar ya. Total uangnya Rp.97.000,00,"kata umi menyusun uang yang sudah dihitung ke dompet.
"Alhamdulillah, uang Umar banyak,"ujar Umar.
"Kok uang Umar bisa sebanyak ini?"tanya umi penasaran.
"Lupa umi. Ya. Kan umi kasih kalau Umarcucu piring. Umar juga menyimpan uang yang diberi sahabat abi,"jelas Umar.
"Masyallah, anak umi memang pintar. Senang menabung dan berbagi,"kata umi mengusap kepala Umar.
Umar menginginkan mainnan baru. Dia meminta umi melihat aplikasi lazada dan mencari mainan Hootwheels. Dia mencari mainan ini dan melihat harganya. Ternyata mahal dan jauh dari uang yang Umar miliki.
Umar masih penasaran. Dia mencari terus dan melihat harga yang tertera di bawah gambar. Ternyata, ada yang murah dan Umar sanggup membelinya. Tapi dia tidak suka dengan model relnya. Umi pun membaca ulasan dari konsumen di tako mainan itu. Banyak komentar yang mengecewakan. Alhasil, Umar semakin tidak suka.
Setelah berpikir panjang, umi menjanjikan untuk mencari mainannya di pasar Kota Solok. Umar pun setuju. Umi mengambil Hp dari tangan Umar dan membuka pesan WAG dari alumni siswa umi setahun yang lalu. Mereka ingin berbuka bersama di rumah hari Senin. Umi mengabulkan permintaan siswanya. Karena mereka sangat merindukan pertemuan ini.
Sejak pandemi, mereka jarang bertemu. Kesibukan siswa belajar daring menyita waktu mereka sehingga jarang berkomunikasi. Semoga dengan acara buka bersama dapat mengobati kerinduan yang sudah tertahan selama setahun ini.
Umi menyampaikan kabar gembira ini pada Umar. Umar ikut senang karena juga merasakan kerinduan dengan siswa umi. Umar sangat dekat pada siswa umi tamatan setahun yang lalu. Siswa yang dua tahun dididik umi. Siswa pertama umi sejak pindah ke Kota Solok.