Teman-temanku punya rumah permenen dan memiliki sepeda. Aku tak perrlu bersedih akan hal ini. Yang aku sedihkan ketika orang menertawakan orang tuaku sibuk kerja untuk sekolah kami 5 bersaudara.
Mereka sering bilang,"udah aja sekolahnya, untuk apa sekolah tinggi-tinggi, akhirnya ke sawah juga. Kumpulkan aja uang untuk buat rumah!"
Kami marah dan sedih, namun ini adalah cambuk bagi kami untuk lebih maju dan harus membuktikan kalau kami bisa sukses dan memiliki pekerjaan selain bertani. Bertani ini lekerjaan yang harus kami miliki sejak kecil, kami pun sudah dilatih dari kecil.
Bertani memang harus kami pelajari karena kami anak petani. Akan tetapi, bukan berarti di masa depan kami jadi petani.
Inilah tekad kami, ingin merubah nasib orang tua. Orang berilmu lebih baik daripada orang kaya tak berilmu.
Tidak perlu bermewah-mewah dimasa kecil sedangkan kita tidak memiliki keterampilan. Orang yang terampillah yang akan sukses dimasa depan.
Alhamdulillah, semua dibuktikan Allah kepada orang yang menghina kami. Orang tuaku sekarang senang, mereka menikmati hidupnya di rumah yang dibikinkan anak-anaknya.
Mereka tidak lagi ke sawah sekarang. Anak-anak mereka juga punya kerja semua. MasyaAllah, AllahuAkbar.
4. Ketika di khianati
Dikhianati teman dekat sungguh menyakitkan. Seperti kata pepatah "pagar makan tanaman". Yang artinya, Â orang yang mestinya menjadi pelindung malah memanfaatkan orang yang dilindunginya untuk sekadar memuaskan hasrat pribadinya.
Kejahatan itu tidak akan dibiarkan Allah. Akhirnya mereka putus dan tidak bersama.