Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Godaan Judi Jackpot: Seribu Rupiah Bisa Dapat Dua Ratus Ribu

25 Oktober 2017   03:23 Diperbarui: 25 Oktober 2017   14:54 6258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ayo...Lonceng!" seru seorang pria bertopi hitam sambil memencet tombol start pada mesin jackpot dihadapannya. Seketika lampu berwarna-warni berputar mengitari 12 gambar searah jarum jam. By the way, mesin Jackpot di sini berbeda dengan mesin jackpot di Las Vegas sana.

Pria itu berharap edaran lampu akan berhenti di gambar lonceng. Sayang seribu saya, ternyata gambar jeruk yang dituju. Umpatan keluar dari mulut pria tersebut. Rupanya "jeruk" adalah pasangan dia sebelumnya.

Beranjaklah ia membeli koin lagi. Dua puluh ribu rupiah dapat 20 koin. Pria tersebut berpikir sejenak mengkalkulasikan kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul. Kali ini dia memasukan 5 koin sekaligus. Artinya ia boleh memilih 5 gambar untuk sekali putaran. Mungkin ia coba menerapkan teori probabilitas.

Pada mesin jackpot terdapat 'keyboard' yang berisi 14 tuts. Dua belas tuts menunjukan gambar. Sisanya adalah tombol start dan withdraw. Di bagian bawah ada semacam laci kecil. Tempat koin jatuh jika menang.

Gambar bernilai tinggi adalah "Diamond". Kalau jackpot maka pemain akan mendapat 200 koin. Gila, modal seribu dapatnya dua ratus ribu! Sedangkan gambar "99" bernilai 20 koin. Beberapa jam mengamati, belum pernah keluar gambar "Diamond". Sedangkan ada sekali keluar "99"

Hujan deras ternyata tidak menyurutkan langkah orang untuk datang. Semakin malam terlihat semakin ramai saja. Padahal hanya ada 2 unit mesin jackpot saja di situ. Sebuah bangunan semi permanen yang aslinya merupakan kedai tuak. 

Karena mesin hanya 2 unit maka orang-orang itu bermain bersama. Satu putaran bisa 2-3 orang yang memasukan koin. Pokoknya asal ingat saja gambar apa yang ia pencet.

Tak lama, salah seorang datang ke meja kasir untuk menukar koin yang sudah dia menangkan. Lima puluh ribu rupiah, cukup lumayan. Di meja kasir sendiri sudah tersusun rapi koin. Masing-masing berjumlah 10 koin senilai sepuluh ribu rupiah.

Koin jackpot (dok.pribadi)
Koin jackpot (dok.pribadi)
Mesin jackpot sudah beroperasi sejak siang. Menunggu orang-orang yang ingin mengadu nasib atau sekedar mencari hiburan. Para pemain itu rata-rata berprofesi sebagai sopir dan pekerja harian. Memainkan uang yang mereka dapat hari itu.

"Banyak yang menang apa yang kalah?". tanya saya pada pemilik kedai tersebut.

"Ya, banyak yang kalah, mesin koq dilawan." katanya sambil tersenyum.

Jackpot adalah mesin yang sudah diprogram. Lagi pula dalam permainan judi, bandar lebih banyak menangnya, bukan?

Betul juga, karena dalam  waktu kurang dari 2 jam saja, beberapa pemain sudah bolak-balik menukar koin. Bahkan ada yang sudah menghabiskan 100 ribu lebih!

Sekedar intermezzo, salah seorang teman mengatakan jika ingin menang jackpot, kuncinya harus sabar. Sabar mengamati kerja mesin jackpot, saat orang lain main, dalam beberapa waktu tertentu. Ada pola dan deretan aritmetika yang terbentuk. Nanti akan ada timinguntuk jackpot. Kalau sudah menang maka harus pulang.

Berapa pengeluaran dalam semalam? Tentu lebih dari itu. Untuk rokok, minum, dan cemilan saja uang 50 ribu tidak kemana.

Mesin-mesin jackpot tersebut bukan milik penjual tuak. Ia hanya dititipi, namun tentu saja ada hitungan sharing profit. Tergantung kesepakatan awal.

Rinciannya adalah untuk sewa tempat 70 ribu rupiah per hari. Biaya listrik perbulan ditanggung pemilik mesin. Jika koin habis, yang artinya mesin jackpot harus dibuka, maka ada tambahan lagi sebesar 200 ribu rupiah per mesin.

Padahal jika sedang ramai maka bisa 2 kali buka mesin dalam sehari. Pengelola sendiri menyediakan 1300 koin.  Sehingga jika seluruh koin tertelan mesin alias habis maka sudah pasti mereka mendapatkan 1,3 juta rupiah. Berapa kira-kira pendapatan dalam sebulan? Silakan hitung sendiri.

"Nggak takut pak?", tanya saya.

Bagaimana pun permainan jackpot dikategorikan sebagai judi, dan itu melanggar hukum. Sering juga diberitakan aparat penegak hukum melakukan penangkapan dan penyitaan terhadap mesin-mesin jackpot.

"Dekingnya kuat..," katanya sambil menyebut pihak-pihak tertentu dibalik bisnis itu. 

"Pantas...." gumam saya.

Mendengar alasan itu saya paham betul bahwa tidak akan ada yang berani datang menggerebek. Di daerah tersebut saja ada beberapa tempat yang menyediakan mesin jackpot. Dan selama ini memang aman-aman saja.

Seperti halnya arena perjudian, di situ juga tumbuh subur praktek peminjaman dan pegadaian partikelir. Untuk peminjaman uang yang bunganya berkisar 10 -- 20 persen. Ada yang harus dicicil per hari, bisa juga per minggu. Biasanya tanpa perlu jaminan karena sudah saling kenal.

Orang juga bisa menggadaikan barang pribadi. Mulai dari handphone, perhiasan sampai sepeda motor. Bagi yang punya modal banyak tentu ini peluang yang menguntungkan. Uang bisa berputar dan menghasilkan.

Hari semakin malam, tawa dan umpatan di depan mesin jackpot terus bergema. Ada yang merasa senang walau pun hanya menang beberapa puluh ribu saja. Padahal modalnya sampai ratusan ribu. Mungkin hanya hiburan saja yang ia cari.

Bagaimana pun hukum judi berlaku di arena tersebut. Lebih banyak yang amsyong. Pokoknya apes, sampai-sampai isi dompet ludes. Siapa ungtung kalau bukan bandar.

Inilah fakta yang terjadi dalam masyarakat. Hampir tidak ada tempat yang betul-betul bebas dari berbagai bentuk perjuadian. Seperti halnya mesin-mesin jackpot yang sudah merambah hingga pelosok yang jauh dari pusat kota sekalipun. Menggoda siapa saja beradu peruntungan dengan cara yang mudah.

Harus diakui bahwa memang sulit untuk memberantas penyakit masyarakat yang satu ini. Ada supply and demand yang besar. Bahkan ada yang mengatakan keberadaan praktek perjudian sama tuanya dengan usia peradaban manusia di muka bumi ini. Seperti halnya prostitusi. Susah diberantas, walau Kitab-kitab Suci sudah dengan tegas melarang. Ya begitulah, memang judi tidak ada matinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun