Mohon tunggu...
Ni Nyoman Vena Riana Dewi
Ni Nyoman Vena Riana Dewi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Currently studying Communication Science. Food and beauty enthusiast. Interested in Journalism. :) Email: venariana.dewi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perjuangkan Kesetaraan, Begini Kisah Feminisme ala Ainun dan Enola

15 Desember 2020   11:49 Diperbarui: 15 Desember 2020   12:52 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thehoya.com dan wartakita.com

Dalam scene tersebut, terlihat percakapan antara Sherlock dan Edith (sahabat Eudora) yang cukup menohok. 

Pada masa itu di Inggris, memang hanya orang-orang terdidik saja yang memiliki kesempatan menggunakan hak pilihnya. Bahkan wanita sama sekali tidak memiliki hak pilih. 

Eudoria bersama sejumlah aktivis wanita lainnya lantas berjuang untuk mendapatkan kesetaraan hak pilih tersebut.

Selain itu, terdapat juga teori feminisme eksistensial dalam film ini. Feminisme eksistensial dicetuskan oleh Simone de Beauvoir, yaitu seorang tokoh terkenal dari Prancis.

Beauvoir mengatakan bahwa aliran feminisme eksistensial mengambil sudut pandang mengenai penindasan perempuan akibat beban reproduksi yang dimiliki oleh mereka dan memiliki ketergantungan dengan kaum pria.

Contoh feminisme eksistensial ini dapat dilihat dalam hampir setiap scene di Enola Holmes. Salah satunya adalah alasan Eudoria mendidik keras Enola. 

Berkat didikan sang Ibu, Enola tumbuh menjadi gadis yang intelek dan mandiri karena mendapat bekal pengetahuan dari sang ibu. 

Salah satunya seperti ketika Enola hampir terbunuh oleh Linthorn. Jika saja Enola tidak mempelajari ilmu bela diri jujitsu, mungkin ia sudah tiada karena gagal melawan Linthorn.

Sumber: Netflix via milled.com
Sumber: Netflix via milled.com

Belajar Feminisme dari Ainun dan Enola

Sumber: Tangkapan layar Pribadi
Sumber: Tangkapan layar Pribadi

Begitulah kisah perjuangan Ainun dan Enola pada jamannya. Bayangkan jika kita hidup di jaman mereka, mungkin saat ini tidak akan ada wanita yang mengenyam pendidikan hingga ke luar negeri, atau menjadi atlet untuk mewakili Indonesia di kancah dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun