Mohon tunggu...
Varhan AZ
Varhan AZ Mohon Tunggu... Auditor - Penyemangat

Beneficial #ActivistPreneur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bencana Untuk Persatuan Indonesia?

1 Oktober 2018   09:57 Diperbarui: 1 Oktober 2018   10:09 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih

Suci lahir dan di dalam batinn

Tengoklah ke dalam sebelum bicara

Singkirkan debu yang masih melekat."

Sepenggal lagu "Untuk Kita Renungkan" , selalu menjadi backsound dalam setiap musibah yg melanda negeri ini. Kontestasi Pilpres membuat konsekuensi pilihan dan dukungan. Namun dalam kadar ultra negatif, fanatisme menyebabkan negeri ini terbelah pada dukung mendukung tanpa akhir.

Ini dimulai sejak 2014, bahkan setelah Presiden terpilihpun, kita masih terbelah. Saya mungkin masih kurang berakal politik ketika 2004 SBY terpilih, dari 5 Kandidat, 2 Masuk Final. Namun saat Presiden Jadi, bahkan anak SMA ingusan ini bisa menilai, saat itu tidak ada disparasi yg ketara seperti yang kini kita rasa.

"Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita 

yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa 

atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita 

Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang"

Satu lagi bait2 lagu yang layak menjadi renungan bersama, sampai kapankah kita begini, sampai jadi 2 Priode dan 2024 Ada kandidat baru? Atau yg lain akhirnya Menang lalu bertarung kembali di final 2024? Adakah Jaminan kita bersatu?

Jangan2 musibah ini terjadi karena Allah mulai bosan, dengan perilaku kita. Lalu ia hadirkan bencana di Lombok. Yang kemudian dalam duka, kita bersama bangkit. Namun masih ada saja yg menyempatkan Bencana sebagai komoditas untuk saling menjatuhkan.

Saya ingat bencana terdahsyat  yg pernah tercatat sejarah. Rekor kengerian terbesar 'dianugrahkan' Allah di 2004 lalu membawa perdamaian yg tdk pernah bisa disatukan oleh upaya manusia. Namun kita disatukan kala bencana membuat kita semua lelah dengan permusuhan.Kemanusiaan menyatukan kita.

Betapa Gerakan Aceh Merdeka, selesai, dengan satu pukulan super keras dari pemilik dunia akhirat. 200ribu nyawa menjadi martir, harga yang mahal untuk  sebuah persatuan. Mereka kembali ke pelukan ibu pertiwi. Gubernurnya mereka pilih dari urang sendiri, veteran GAM Irwandi yusuf menang dengan modal 5 juta rupiah.

Kebetulan beliau ayah sahabat Saya di SMP, SMA. anak baru dari aceh yg pindah ke jakarta setahun sebelum bencana. Tak kukira dia pindah karena ayahnya dipenjara. Tsunami mengubah semua, narapidana itu menjadi gubernur 2 periode di aceh. Bermula kala bencana itu menghancurkan penjara, semua tahanan dibebaskan keluar, dari sanalah kisah bermulai.

Skenario allah teramatlah rumit, komplikatif, tak bisa diterka, penulis cerita yg maha indah. Tak ada yg dapat menyainginya dalam menyajikan kisah nyata. Karena apa yg ditulisnya, itulah yg jadi realita. Kun, maka Jadilah. Lalu kenapa kita masih sombong, mengira satu dan lain hal terjadi karena dosa satu manusia. Tidakah kita semua menanggung peran ini?

Peran2 kecil yg sering lupa kita sumbangkan, lewat perang2 di medsos, caci maki antar pembela, ide2 saling menjatuhkan. Sudahlah, kalau allah muak, selesai kita semua. Tidakkah lombok cukup menjadi persembahan dari Allah agar kita berbenah?

2004 kita bangkit, karema tidak saling menyalahkan. Tidak ada ungkapan bencana ini karena kesalahan pemimpin, atau dosa2 yang dipimpin. 14 tahun berlalu, memoro kelam itu masih terpendam, namun kita telah bangkin bergerak.

Palu donggala, menjadi satu lagi kuasa Allah. Bahwasanya ia bisa menjatuhkan kesedihan sesukanya, pada hambanya. Itu haknya, tiada yg boleh protes. Maka berbenahlah kita , jadikan momen ini untuk refleksi diri, bahwa cukup sudah kita berpecah.

Pemerintah merespon dengan mengirimkan semua bantuan terbaik. Bencana terjadi petang, malam langsung diterjunkan tim advance. Komunikasi terputus, mirip hari pertama di aceh 2004. Korban awal tersebut puluhan, kini 400an, semoga berhenti angka itu. Jangan palu kembali menjadi makam masal, seperti di negeri serambi mekah.

MenkoPolhukam rapat mengkordinasikan tanggap bencana ini malam hingga dini hari, dilanjutkan dengan konferensi pers. Paginya beliau beserta Panglima TNI, Ka BNPB dan rombonhan terbang ke palu, mengkoordinasikan semua penanganan terbaik yg bisa dilakukan. Esoknya presiden menyusul, dan menjanjikan dalam 2hr bbm, logisti dan alat berat akan tiba untuk pembenahan bencana Palu Donggala.

Terimakasih para pemangku kebijakan yg sdh mengupayakan penanganan terbaik. Beberapa info dari kawan didalam, bahkan menkopolhukam.dan jajaranya harus tidur diluar kantor gubernur krn bangunan yg retak dan rawan roboh. Foto beliau2 tidur bersarung beralas seadanya sempat saya lihat, namun beliau minta tdk untuk disebar.

Saya bersyukur. Tidak terdengar suara sumbang seperti di Lombok, ayo fokus menolong. Pemerintah dengan kuasa2 yg dapat dilakukanya, kita apresiasi. Swasta dengan kemampuan donasinya kita support. Relawan dengan tenaganya kita dukung. Doa terbaik untuk sulawesi tengah. Semoga dari tanah bencana itu, terajut kembali persatuan negeri.

Moment Asian Games kemarin, kita bahagia, dua tokoh besar dipersatukan dalam kemenangan bangsa.lalu kenapa yg dibawah masih beriak pecah. Di momen itu sy berurai air mata, seraya berdoa semoga cinta yg terlihat dalam pelukan itu abadi. Kalaupun ada  pembenci yg sudah terlalu hobi memisahkan persaudaraan, biarlah itu jadi tanggunganya pada tuhan.

Kita buktikan bahwa ramalan bung karno tentang perlawanan bangsa Indonesia melawan bangsa sendiri tidak perlu terjadi. Bersatu jaga negeri ini atau Bangsa lain yg akan menjaganya. Saat itu terjadi berarti kkta telah terusir dari negeri sendiri. Atau kembali terjajah, menjadi tuan rumah yg dikuasai oleh tamu2nya, karena si pemilik rumah sibuk bertengkar sesama.

Sekarang Kita masih merdeka. Pastikan tetap merdeka, sebagai warisan masa depan untuk anak cucu nanti.

Atau haruskah bencana sampai tiba di Jakarta?naudzubillah.

Bersatulah Indonesiaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun