Mohon tunggu...
Vania Meisawitri
Vania Meisawitri Mohon Tunggu... Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Sriwijaya

hello!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar

30 November 2021   21:29 Diperbarui: 30 November 2021   21:47 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Arab Saudi bersama Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Qatar pada Juni 2017 sehingga membuat keadaan di kawasan Timur Tengah kembali memanas. 

Arab Saudi dan sekutu menuduh Qatar bahwa mereka negara yang  aktif mendukung terorisme dan ekstremisme, mendukung propaganda yang dibentuk oleh Al-Jazeera, serta memulihnya hubungan Doha-Teheran. 

Qatar sendiri menggunakan pengaruhnya untuk mendukung Hamas mengeluarkan dokumen kebijakan yang dilihat oleh beberapa orang sebagai cara untuk melunakkan citra ekstremisnya pada Mei 2017. 

Tetapi dukungan yang dilakukan oleh Qatar untuk Hamas mengundang perselisihan dengan banyak negara, salah satunya Amerika Serikat yang melihat Hamas sebagai organisasi teroris. 

Imbas dari tuduhan tersebut berujung pada blokade darat, laut, dan udara di Qatar yang dilakukan oleh Arab Saudi beserta sekutunya (Febriandi, Kegagalan Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar, 2018).

Adanya blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi bersama sekutunya terhadap Qatar membuat situasi menjadi rumit sehingga membuat beberapa pihak ingin turut menyelesaikan permasalahan blokade tersebut bahkan beberapa pihak menganggap bahwa tindakan blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya sudah melewati batas dan telah melanggar Hak Asasi Manusia, pandangan ini datang dari salah satu badan PBB, yaitu Office Of The United Nations Hight Commissioner For Human Rights (OHCHR).

Namun, Arab Saudi beserta sekutunya beranggapan bahwa OHCHR tidak memahami konteks dan alasan dari krisis hubungan diplomatik yang terjadi. Mereka juga beranggapan bahwa blokade yang mereka lakukan terhadap Qatar terpaksa dilakukan yang didasarkan pada asas kedaulatan masing-masing negara, hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan nasional negara mereka (Turmudzi, 2019).

Hubungan antara Arab Saudi dan Qatar sendiri memiliki hubungan yang naik turun, selain itu tuduhan mengenai bahwa Qatar yang mendukung teroris bukanlah suatu yang baru. 

Perselisihan hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada tahun 1995 saat kepemimpinan Qatar yang diambil alih oleh Seikh Hamad atas kudeta kepada ayahnya Seikh Khalifah. 

Ketika kepemimpinan Seikh Hamad memutuskan untuk memulai menganut Strategic Hedging. Ketika 2014, negara-negara teluk juga melakukan pembekuan hubungan diplomatik terhadap Qatar atas tudingan bahwa Doha mendukung Ikhwanul Muslimin yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Pemutusan hubungan diplomatik yang dilakukan Arab Saudi terhadap Qatar terjadi lagi pada tahun 2017. Pemerintah Qatar memberikan informasi bahwa Qatar News Agency telah diretas oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab dan menyebarkan berita tanpa bukti yang jelas. 

Lalu, pada tanggal 5 Juni 2017, kampanye anti media terhadap Qatar menjadi keputusan politik terhadap embargo dan juga pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar yang dilakukan oleh beberapa negara teluk yang dipimpin oleh Arab Saudi (Octaviarie, 2019).

Diplomasi ialah sebuah jalan yang dianggap memiliki efektivitas serta efisiensi dibandingkan menggunakan perang untuk menjaga stabilitas perdamaian dunia. Diplomasi memiliki berbagai jenis salah satunya diplomasi koersif. 

Diplomasi koersif merupakan diplomasi yang menggunakan ancaman kepada pihak lawan agar dapat menunda aksinya atau bahkan membatalkan aksinya. Diplomasi koersif sendiri memiliki dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan full ultimatum dan try and see.

Pendekatan full ultimatum memiliki tiga aspek, antara lain adanya tuntutan yang spesifik dan jelas terhadap negara sasaran, adanya pemberian tenggang waktu terhadap negara sasaran untuk bekerja sama, ancaman yang jelas jika negara sasaran tidak mengikuti kerjasama atau tuntutan yang diberikan dari negara pelaku. Sedangkan pendekatan try and see hanya mempertimbangkan aspek pemberian tuntutan yang spesifik dan jelas, untuk pemberian tenggang waktu akan diberikan nanti.

Terdapat tiga bagian yang mencirikan diplomasi koersif, yaitu permintaan, ancaman, dan tekanan waktu. Permintaan bertujuan untuk menghentikan atau mengembalikan dari tindakan yang telah dilakukan oleh lawan. 

Permintaan harus dibantu oleh ancaman, ide umum dari diplomasi koersif ialah mendukung permintaan seseorang terhadap musuh dengan ancaman hukuman tidak menaati bahwa ia akan mempertimbangkan untuk memenuhi permintaan tersebut. Terakhir, diplomasi koersif juga membutuhkan tenggang waktu (Febriandi, Kegagalan Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar, 2018).

Tudingan yang digunakan oleh Arab Saudi serta sekutunya sebagai alasan untuk membenarkan tindakan kepada Qatar dalam krisis GCC ini di antaranya ialah untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran serta menutup pangkalan militer Turki di Doha. 

Arab Saudi tidak menyukai hubungan antara Qatar dan Iran yang yang terjalin dengan erat. Arab Saudi menganggap bahwa Iran merupakan faktor utama terjadinya ketidakstabilan di kawasan.

Diplomasi koersif yang digunakan oleh Arab Saudi sama sekali tidak ditanggapi oleh Qatar dimana Qatar menganggap bahwa tuntutan tersebut tidak memiliki alasan yang jelas dan merupakan cara Arab Saudi untuk melanggar kedaulatan Qatar. 

Arab Saudi sendiri merupakan negara yang memiliki pengaruh kuat di kawasan Teluk dan selalu berusaha menanam pengaruhnya di negara-negara teluk lainnya. 

Tindakan yang dilakukan oleh Arab Saudi dapat dikatakan sebagai tindakan yang wajar, karena mereka melakukan hal itu untuk melawan terorisme  dan ekstrimisme secara bersama-sama.

Namun, ketika melihat dari sisi Qatar jika mereka menerima tuntutan yang diberikan oleh Arab Saudi ini memungkinkan mereka akan selalu menjadi bayang-bayang Arab Saudi. 

Menteri luar negeri Qatar juga mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Arab Saudi dapat melanggar kedaulatan Qatar, meniadakan kebebasan berbicara, memaksakan audit, serta menetapkan mekanisme pengawasan kepada Qatar. Sejak dahulu, Qatar memiliki kebijakan yang independen sehingga tidak memungkinkan Qatar untuk mematuhi tuntutan dari Arab Saudi.

Awalnya, embargo yang dilakukan oleh Arab Saudi terhadap Qatar menyulitkan perekenomian Qatar karena  suplai dalam negeri berasal dari Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab. Namun, adanya dukungan dari Iran dan Turki membuat Qatar menjadi kuat untuk menghadapi krisis diplomatik yang dialaminya. 

Terlepas dari perselisihan yang dihadapi Qatar, mereka mampu mengembangkan jalur perdagangan internasional baru serta mempercepat keragaman ekonomi.

Ancaman yang dilakukan oleh Arab Saudi terhadap Qatar bersifat kredibel karena setelah Qatar menolak untuk memenuhi tuntutan drai Arab Saudi, blokade darat, laut, dan udara langsung dilakukan. 

Adanya, krisis diplomatik yang terjadi antara Qatar dan Turki meratifikasi perjanjian militer mereka hal ini dianggap sebagai salah satu langkah Qatar untuk memperkuat pertahanan negara sehingga mereka dapat mengatasi tekanan dari Arab Saudi bersama sekutunya. Selain itu, Qatar juga memperbaiki hubungannya dengan Iran dimana Iran sendiri merupakan musuh lama Arab Saudi di kawasan. 

Qatar juga mempunyai batas maritim dengan Iran dan dapat menggantungkan di wilayah udara Iran. Qatar sendiri dianggap telah menyiapkan diri untuk menghadapi hal yang akan terjadi, sehingga blokade yang dilakukan Arab Saudi akan sia-sia karena Qatar mampu menjalankan pemerintahannya dengan baik.

Krisis diplomatik yang dialami oleh Qatar ini masih sangat jauh untuk terjadinya eskalasi menuju militer. Namun, langkah-langkah Qatar dalam memperkuat kekuatan militer negaranya sejak terjadinya blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi membuat Qatar menjadi lebih siap jika konflik ini menuju ke eskalasi militer. 

Tenggang waktu yang diberikan oleh Arab Saudi kepada Qatar untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah 10 hari. Tuntutan tersebut pun ada sebanyak 13 tuntutan, antara lain Qatar harus menjauhi Iran dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, Qatar harus menutup kantor berita Al-Jazeera, Qatar harus menutup markas militer Turki di negaranya, Qatar harus membayar biaya ganti rugi kepada 4 negara Teluk akibat kerusakan dari imbas luar negeri Qatar, Qatar harus memutuskan jaringan dan bantuan kepada organisasi teroris seperti ISIS, Ikhwanul Muslimin, Al Qaeda, dan Hizbullah. Qatar dilarang mengikut campur urusan dalam serta luar negeri 4 negara Teluk, Qatar juga harus menutup  media lain selain Al-Jazeera, Arab Saudi harus diiizinkan untuk mengawasi tindakan Qatar terhadap tuntutan tersebut, Qatar harus memberikan semua catatan yang menyatakan dukungan mereka terhadap oposisi luar negeri, Qatar dilarang memberikan kewarganegaraan mereka kepada empat negara Teluk, Qatar harus berhenti untuk mendanai teroris, lakukan semua tuntutan dalam 10 hari.

Adanya tuntutan yang diberikan oleh Arab Saudi terhadap Qatar untuk dilakukan dalam 10 hari, menurut penulis bahwa waktu tersebut kurang cukup terlebih permintaan yang diajukan terlalu besar. 

Walaupun demikian, Qatar juga tidak akan melakukan permintaan dari Arab Saudi karena permintaan tersebut dianggap mengganggu kedaulatan negara mereka. 

Antara Qatar dan Arab Saudi, mereka mempunyai pandangan masing-masing mengenai krisis diplomatik yang terjadi. Kedua  negara tentu memiliki tujuan masing-masing untuk kepentingan nasional negaranya.

Qatar sendiri tidak akan mudah patuh kepada negara yang mencoba ikut campur urusan dalam negerinya. Dalam krisis diplomatik ini, Qatar juga dapat mengatasi blokade yang dialaminya dimana Qatar juga merupakan negara yang kuat dalam perekonomian serta adanya Iran dan Turki yang menjadi kunci Qatar untuk menghadapi tekanan Arab Saudi bersama sekutunya. 

Contohnya, sebelum adanya krisis diplomatik yang terjadi Qatar tidak memiliki peternakan dan kebutuhan susu yang diimpor dari Arab Saudi. Namun, pada saat ini Qatar telah memiliki peternakan dimana sapi-sapi tersebut didatangkan dari Amerika Serikat. 

Dapat dilihat bahwa ancaman yang digunakan oleh Arab Saudi terhadap Qatar hanya akan sia-sia dan berlarut-larut tanpa adanya kejelasan dikarenakan Qatar dapat lebih mandiri dalam menghadapi krisis ini.

Amerika Serikat juga telah menyerukan dialog serta kerjasama untuk menyelesaikan krisis diplomatik yang terjadi antara Qatar dan Arab Saudi beserta sekutunya dan meminta Arab Saudi untuk tidak mengambil tindakan tanpa berdiskusi. 

Dialog tetap diupayakan dari kedua negara melalui GCC serta negara-negara lain yang memiliki pengaruh sebagai mediator agar krisis diplomatik ini benar-benar selesai. Qatar yang tidak memiliki rasa takut sama sekali kepada Arab Saudi menunjukkan bahwa mereka telah benar-benar menjalankan politik bersifat independen dan bebas untuk menjalin hubungan diplomatik dengan siapapun.

Bibliography

  1. Febriandi. (2018). Kegagalan Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar. Indonesian Journal of International Relations, 4-5.
  2. Febriandi. (2018). Kegagalan Diplomasi Koersif Arab Saudi terhadap Qatar. Indonesian Journal of International Relations, 2.
  3. Octaviarie, R. S. (2019). ALASAN KEBIJAKAN ARAB SAUDI MELAKUKAN BLOKADE TERHADAP QATAR. repository unair, 6.
  4. Turmudzi, A. (2019). Analisis Kebijakan Arab Saudi Terkait Blokade Qatar Ditinjau Dari Perspektif Decision Making. dspace uii, 27-29.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun