Mohon tunggu...
Habib Alfarisi
Habib Alfarisi Mohon Tunggu... Freelancer - Peneliti

Politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Rezim Internasional, Konsep Dasar, Pengertian dan Studi Kasus

20 Januari 2020   23:34 Diperbarui: 20 Januari 2020   23:43 25007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pendekatan neoliberalisme merupakan pendekatan yang memusatkan perhatiannya kepada keuntungan absolut yang dimiliki oleh tiap tiap negara. Negara memang fokus kepada penciptaan perdamaian di dunia, tetapi tidak juga melupakan keuntungan pribadi mereka yang bisa didapat melalui kerjasama internasional serta pembentukan rezim internasional. Rezim Internasional bekerja seperti Prisoner's Dilemma yang berlawanan dengan asumsi realis bahwasannnya rezim internasional bekerja seperti Zero Sum Game. Neoliberalis lebih menekankan kepada aspek diplomasi, kerjasama serta keuntungan sedangkan realisme lebih menekankan kepada aspek keamanan tiap negara. Realisme dan Neoliberalisme sama sama memandang bahwa negara merupakan aktor rasional yang berusaha untuk memuaskan dirinya dalam rezim internasional.

  • Pendekatan Konstruktivis

Pendekatan Konstruktivis merupakan pendekatan yang sangat berbeda dari dua pendekatan yang sebelumnya sudah dijelaskan. Pendekatan ini beranggapan bahwa semua yang ada di dunia sosial, termasuk rezim internasional merupaka konstruksi sosial atau suatu benda atau hal yang dibangun atau dibuat maupun dihasilkan oleh masyrakat itu sendiri, berdasarkan pengetahuan, pengalaman, budaya, bahasa serta ideologi masing-masing.

Pendekatan ini beranggapan bahwa setiap aktor memiliki motivasi masing masing dalam melakukan interaksinya dengan aktor yang lainnya pula. Motivasi tersebut tersusun atas pengetahuan, pengalaman serta ideologi masing masing aktor. Lain kata pendekatan konstruktivis menekankan kepada analisis pengetahuan, pengalaman serta ideologi tanpa melupakan faktor sosial lainnya seperti bahasa, agama dan sebagainya. Pendekatan ini beranggapan bahwasannya negara dibentuk oleh masyrakat berdasarkan kepentingan tertentu dan begitu juga pembentukan rezim internasional. Politik global dan politik domestic merupakan kesatuan yang inheren sehingga tidak dapat dipisahkan dari satu sama lain.  Pendekatan ini juga beranggapan bahwasannya pengetahuan menjadi kunci dari terjadinya hubungan manusia. Pengalaman serta pengetahuan menjadi guru utama bagi manusia untuk melakukan interaksi sebaik-baiknya dengan para manusia lainnya guna saling memenuhi kebutuhan masing-masing.

Hasenclever dalam Hennida menjelaskan bahwasannya pendekatan konstruktivis menekankan kepada aspek pengetahuan (Hennida, 2015). Hasenclever menjelaskan bahwasannya pendekatan konstruktivis menekankan kepada aspek kognitif dari para aktor. Aspek kognitif itu seperti ideologi, agama dan sebagainya.

Pendekatan ini mengkritik dua pendekatan sebelumnya dengan menyatakan bahwasannya tidak ada yang disebut dengan objektivitas sosial. Hubungan antara manusia termasuk hubungan internasional merupakan intersubjektif sosial. Pelaku atau subjek merupakan sesuatu hal yang tersusun atas pengetahuan, pengalaman serta kebudayaann yang unik dan tidak bisa diperbandingkan dengan satu sama lain, oleh karena itu untuk memahami hubungan internasional, harus diperlukan berbagai pemahaman mengenai aspek aspek kognitif para aktor yang melakukan tindakannya dalam ranah internasional. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Hasenclever dalam Hennida bahwasannya aktor dalam hubungan internasional terutama dalam rezim internasional melakukan tindakan kausal yaitu ada sebab dan ada akibat (Hennida, 2015).

Pendekatan ini terbagi atas dua yaitu konstruktivis lemah serta konstruktivis kuat. Konstruktivis lemah hanya sebatas membahas ideologi dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang dalam interaksinya dengan tokoh lainnya juga. Konstruktivis lemah tidak membahas secara lengkap mengenai penyebab serta bagaimana tokoh tersebut bertindak dalam hubungannya. Dikatakan pendekatan jenis ini lemah, karena pendekatan jenis ini hanya sebatas membahas latar belakang ideologi serta kepercayaan yang dianut oleh seseorang tanpa menghiraukan hal lain seperti tindakan yang dilakukannya.

Lain dengan halnya dengan pendekatan konstruktivis kuat, yang tidak hanya sebatas membahas ideologi dan kepercayaan yang dianut oleh seseorang, melainkan pendekatan ini juga membahas mengenai alur informasi yang sampai ke seseorang sehingga memotivasinya melakukan sesuatu atau sebuah kebijakan atau sebuah langkah dalam rezim internasional.

Pendekatan konstruktivis merupakan pendekatan yang berbasis terhadap analisis pengetahuan, pengalaman serta budaya yang dimiliki oleh seseorang. Pendekatan ini dinilai oleh penulis merupakan pendekatan yang lebih kompleks daripada pendekatan realis dan neoliberal. Pendekatan ini menekankan kepada intersubjektivitas sosial bahwasannya hubungan internasional dibentuk berdasarkan intersubjektivitas dan bukan objektivitas. Pendekatan ini sama seperti teori kritis lainnya yang mengkritik pendekatan realis dan neoliberal, bahwasannya tidak di dunia internasional tidak ada yang Namanya objektivitas melainkan intersubjektivitas. Pendekatan ini terbagi atas dua jenis yaitu pendekatan konstruktivisme lemah yang hanya sebatas membahas ideologi serta kepercayaan seseorang sementara pendekatan konstruktivisme kuat juga membahas sebab-akibat dari tindakan seseorang.

4.1 Mengapa Rezim Internasional Dibutuhkan?

            Rezim internasional merupakan bentuk nyata dari interaksi antara negara-negara di dunia yang semakin meningkat semakin jaman. Adanya rezim internasional menandakan adanya kebutuhan negara-negara di dunia yang semakin banyak dan tidak dapat dipenuhi sendiri dan juga berguna untuk menjamin rasa aman antara negara-negara yang terlibat. Lantas dari wacana tersebut muncullah sebuah pertanyaan "apakah rezim benar benar dibutuhkan dan mengapa?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan menjelaskan bahwa fungsi utama dari rezim internasional sendiri adalah untuk menerapkan standard tingkah laku antara negara-negara di dunia.

Penerapan standard tingkah laku bisa berupa norma dan aturan tertentu yang disepakati oleh negara-negara di dunia untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan bersama-sama. Penerapan standard tingkah laku dapat dilihat melalui kehadiran International Civil Aviation Organization atau disingkat ICAO. Organisasi sekaligus rezim internasional tersebut berfungsi untuk mengatur keselamatan penerbangan sipil dan guna mencegah kecelakaan dalam dunia penerbangan. Organisasi sekaligus rezim internasional ini mengatur mengenai perlengkapan yang harus dipenuhi oleh maskapai sebelum bisa beroperasi dengan baik dan aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun