Salah satu aspek yang menarik perhatian pengunjung adalah Candi Sambisari memiliki orientasi yang menghadap ke arah barat, berbeda dengan kebanyakan candi Hindu di Jawa yang menghadap ke arah timur.Â
Ada beberapa teori mengenai fenomena ini, salah satunya adalah penyesuaian dengan kondisi geografis dan budaya lokal. Namun, jika kita maknai lebih dalam, orientasi ke arah barat bisa menjadi simbol bahwa perjalanan hidup tidak selalu harus mengikuti arus utama.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada pilihan untuk "berbeda" dari kebanyakan orang. Candi Sambisari mengajarkan kepada kita bahwa menjadi berbeda bukanlah hal yang buruk, justru bisa menjadi keunikan dan kekuatan tersendiri.
Candi Sambisari bukan sekadar tumpukan batu kuno, tapi juga sumber inspirasi dan pelajaran hidup. Sejarah awal penemuan candi ini saja sudah menyimpan makna penting. Karyowinangun membuktikan bahwa siapa pun bisa berperan dalam menjaga dan menemukan sejarah, bahkan tanpa latar belakang pendidikan tinggi. Kisah ini mengingatkan kita untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
Dari sini, kita juga belajar bahwa menjaga warisan budaya adalah tanggung jawab bersama. Sebagai generasi muda, kita bisa ikut berperan dengan cara tidak merusak situs sejarah, ikut serta dalam kegiatan pelestarian, atau menyebarkan informasi positif tentang pentingnya menjaga cagar budaya. Dengan begitu, kita turut memastikan bahwa warisan sejarah seperti Candi Sambisari bisa dinikmati oleh generasi berikutnya. Jadi, jika kamu mencari destinasi wisata sejarah yang berbeda dan penuh makna, Candi Sambisari adalah pilihan yang tepat untuk dikunjungi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI