Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Indikasi Ancaman Masa Depan Negara dari Dalam

2 Mei 2023   11:26 Diperbarui: 2 Mei 2023   12:08 23967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber :unpak.ac.id)

So, In my opinion, and definitely will be different from the others. I believe that Prabowo Subiyanto will be elected as President of Indonesia 2024. He is a patriot even though he has a business, he loves this country very much. Just a note for him, to beware of his vice presidential candidate. And watch out for those closest to him

Tau kan Meritokrasi? Menurut tulisan Michael Young  yang berjudul 'Meritocracy'"  dan diterbitkan oleh  The New York Times. tanggal 13 Januari 2022 mengartikan Meritokrasi adalah sistem politik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial. Kemajuan dalam sistem seperti ini didasarkan pada kinerja, yang dinilai melalui pengujian atau pencapaian yang ditunjukkan. Meskipun konsep meritokrasi telah ada berabad-abad lamanya, istilah ini sendiri diciptakan pada tahun 1958 oleh sosiolog Michael Dunlop Young dalam buku distopia politik dan satirenya yang berjudul The Rise of the Meritocracy.

Nah, yang kita perlu adalah praktek sistem politik ini, Meritocracy bang. Tapi ya apa guna Lexa omong bang, Nasi sudah menjadi bubur dan mereka sedang dan sudah lama melakukan praktek seperti ini.
Gak percaya? Coba telusuri satu persatu Gurita Bisnis 9 Naga ini, ada gak bisnis yang dikelola oleh calon pemimpin negara yang digandang-gandang di pilpres 2014.

Ini Lexa baru omong hanya segelintir masalah tapi berpengaruh kepada keutuhan NKRI di maa depan, yang perlu dicatat di sini, Lexa sedih melihat rakyat yang dininabobokan oleh peran mereka melalui pemerintah. Yang miskin akan semakin miskin, daerah yang kaya sumber daya alam, akan dikeruk abis tak meneteskan sedikitpun manfaat buat masyarakat di daerahnya. Ini setanya Lintah Darat bang.

Dan satu lagi yang terakhir nih Bang, jika Lexa boleh jujur. Lexa membaca pendapat salah satu jurnalis theatlantic-com. Ia bercerita tentang pendapat kawan sejawatnya terkait politisi berusia Tua, mereka dinamakan apa ya pantasnya. Politisi Senior aja deh, buat nyenengin hati....

Salah satunya pendapat dari jurnalis yang bernama Glenn. Menurutnya Jika generasi Perang Dunia II adalah "Generasi Terhebat", maka generasi Baby Boomer adalah "generasi terpanjang". Mereka menolak untuk pensiun; gak bisa membayangkan pensiun; gak akan pensiun!Seperti Post Power Syndrome. Abang tau khan soal ini. Dan jika dalam usia tua, banyak syndrom yang mereka indap, selain penyakit fisik, mental dan psikologi yang mengrogoti langkah dan pemikirannya di dalam dunia politik.  

Kita anggap saja, Generasi perang dunia ke dua ini, adalah keturunannya adalah Generasi Terhebat membuat nama dan reputasinya di medan perang Eropa, sepanjang waktu ingin pulang ke kehidupan normal bersama keluarga mereka, apakah sudah ada atau belum. Begitu pulang di era pascaperang, mereka mulai membangun karier, kehidupan, keluarga, dan bangsa, tetapi selalu melihat ke masa pensiun ketika mereka dapat menikmati hasil kerja mereka dengan cara yang jauh lebih pribadi. Generasi Baby Boom gak seperti itu. Mereka gak pernah merenungkan kehidupan apa pun di luar kehidupan profesional. Jadi, tampaknya rencana mereka adalah untuk mempertahankan kekuasaan, prestise, atau rutinitas apa pun yang diberikan oleh pekerjaan mereka selama mungkin.

Sebagai Catatan Generasi Baby Boomers adalah mereka yaang lahir antara 1946-1964 dan berusia antara 57-75 tahun pada 2021 atau 60-78 Tahun di 2024 nanti.

Kita semua harus memahami sekaligus menghargai mentalitas syndrom "gak akan berhenti" yang keras kepala juga ini, dan tentu saja banyak dari kita dapat menjadi aset yang sangat fungsional untuk profesi pilihan kita di usia lanjut.
Tetapi sama jelasnya bahwa banyak dari kita dapat dan benar-benar kehilangan ketajaman dan kegunaan kita seiring bertambahnya usia.

Realitas fisik ini, ditambah dengan susunan psikologis generasi tertua kita saat ini, telah memaksakan beban untuk menentukan "kapan waktunya pergi" atau dalam bahasa agar kasar lexa "when is the right time to kick them into shutting their mouths and letting them quietly enjoy their retirement ", jauh dari individu yang ngerecokin kembali ke masyarakat pada umumnya. 

Tak satu pun dari mereka akan merasa nyaman menerima keputusan atau kenyataan ini. Paling gak dapat dilihat  dalam keluarga mereka sendiri, apalagi untuk keluarga orang lain. Keputusan ini harus dilakukan secara pribadi lewat pertemuan khusus, atau dengan meberi jabatan sebagai symbol penghargaan saja. Namun biar rakyat memutuskan, agar mereka sadar  dengan kondisi mereka. dan ini tanggung jawab besar lho bang. Mereka ini sukanya ngerecokin dan jadi jembatan para pemilik modal besar dengan para politisi muda yang masih menaruh hormat kepada mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun