Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Konvoi Mobil Mewah, Privilege yang Tak Berempati!

28 Januari 2022   17:27 Diperbarui: 29 Januari 2022   17:45 5084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika di media sosial, gak usah heran jika ada protes, kecaman, bahkan cacian, umpatan kepada polisi. Atas perlakuan "oknum", bisa jadi dialamtkan ke seluruh jajaran polri. Itu sudah merupakan konsekwensi. Sudah biasa itu perilaku netizen.

TMC Polda Metro Jaya, saya rasa gak usah risau dan curhat segala kalau masih menjadi pemberitaan media nasional. Bahkan beberapa anggota menyanggah telah melakukan pelanggaran melalui akun media sosial masing-masing. 

Dan klarifikasi untuk pembelaan diri. Kalau merasa tindakannya sudah benar. No Comment saja. Atau jawab singkat, "sudah sesuai prosedur". Ini diulang-ulang terus pernyataan mereka  di berita online dan sosial media masing-masing oknum. Ini menurut sumber lho ya, bukan kata saya. Upaya pembelaan diri yang mubasir.

Lalu kenapa bisa diperbincangkan? Pasti ada sesuatu yang dirasa janggal dan sebuah keliruan atas tindakan polisi bukan? Dan pasti adalah sedikit kekesalan sama kelakuan dan tindakan penumpang maupun pengendara 7 mobil rombongan itu. Kalau gak. Ngapain diberitakan dan membuang energi netizen mengulang-ulang masalah ini.

Selain anggapan tersebut, seolah-olah ada yang masih menjadi misteri yang belum terungkap. Ya.. namanya juga netizen, apalagi wartawan investigator bakal mencari pelat nomer hingga pemilik mobil itu sendiri.  

Ini belum terang-terangan aja, siapa pemilik, keluarganya dan segala macam. Ya emang, selain ada yang KEPO, udah bisa gitu kan di era TIK gini.

Dan tentunya ada satu hal yang paling mendasar, yaitu para oknum ini gak memiliki empati. Gak punya perasaan pada yang pernah sesama "oknum" juga yang pernah menzolimi para supir truk dan tindakan main malak sudah menjadi perbincangan di mana-mana. Bahkan yang hampir sama menurunkan batas kecepatan minimal 60-100 Km/jam saja langsung ditilang.

Lha, rombongan yang ini malah cuman ditegur karena alasan kooperatif, dilepas dan gak ditilang? Yakin nih, mereka gak melakukan pelanggaran lainnya? 

Yakin gak pak polisi (dalam hal ini yang saya maksud polisi yang bertugas pada saat itu dan kemudian saya sebutkan oknum saja, biar gak merepresentasikan atau menggeneralisasikan polisi di indonesia).

Rasa empatipun secara luas pun gak ada, dengan memajang foto pencegatan tanpa tilang di akun  TMC Polda Metro Jaya @TMCPoldaMetro, Tanggal Jan 23, 11.07 dengan isi tweet, #Polri Sat PJR Dit Lantas PMJ melakukan Penindakan kepada Para Pengemudi kendaraan mobil mewah yang beriringan yang sedang melaksanakan dokumentasi di dalam Ruas Tol sehingga menyebabkan kemacetan dan mengganggu Pengemudi lain di KM 02+400 Andara.

Nah, dari statement itu sendiri sudah menyebutkan beberapa idikasi pelanggaran.  Tapi kembali dulu ke soal empati dan kepekaan terhadap kondisi masyarakat yang tengah lagi mengalami kesusahan, apalagi pernah "dikerjain sama. "Oknum" polisi.  Semakin menjadi-jadilah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun