Mohon tunggu...
Tovanno Valentino
Tovanno Valentino Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya Seorang Pemimpi

Hanya Seorang Pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perjalanan Sejarah Adanya "Resolusi Tahun Baru" hingga Pemahamannya Kini

27 Desember 2021   19:42 Diperbarui: 30 Desember 2021   15:20 4785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relif Orang Babilonia memulai tradisi Resolusi Tahun Baru pada perayaan Tahun Baru 12 hari (Sumber: Pixabay/mzmatuszewski0 via trafalgar.com) 

Semua sering disebut sebagai 'Pangeran', terlepas dari gelar sejarah mereka. Dalam bahasa Prancis mereka disebut Les Neuf Preux atau "Sembilan Pemberani", memberikan gagasan yang lebih spesifik tentang kebajikan moral yang mereka contohkan, seperti keberanian dan kewibawaan tentara. Di Italia mereka adalah i Nove Prodi.

The Nine Worthies termasuk tiga orang "penyebah berhala/dewa" (Hector, Alexander Agung dan Julius Caesar), tiga orang Yahudi (Joshua, David dan Yudas Maccabeus) dan tiga orang Kristen (Raja Arthur, Charlemagne dan Godfrey dari Bouillon).

Seperi ditulis oleh James Ewing Ritchie (1870), melalui buku yang berjudul "The Religious Life of London". Terbitan Tinsley Brothers. halaman. 223. Hal yang sama juga dikemukakan dalam sebuah artikel "Watch Night Service". Terbitan The United Methodist Church. 15 October 2013.

Pada kebaktian menjelang malam tahun baru, banyak orang Kristen mempersiapkan tahun depan dengan berdoa dan membuat resolusi ini. Dalam Kekristenan Metodis, liturgi yang digunakan untuk kebaktian jaga malam untuk Tahun Baru adalah Ibadah Pembaruan Perjanjian; selain secara tradisional diadakan pada Malam Tahun Baru, banyak gereja menawarkan Layanan Pembaruan Perjanjian pada Malam Tahun Baru dan pada pagi Hari Tahun Baru.

Tradisi ini memiliki banyak persamaan agama lainnya. Selama Tahun Baru Yudaisme, Rosh Hashanah, melalui Liburan Tinggi dan berpuncak pada Yom Kippur (Hari Penebusan), seseorang harus merenungkan kesalahannya sepanjang tahun dan keduanya mencari dan menawarkan pengampunan. 

Orang dapat bertindak serupa selama masa liturgi Kristen Prapaskah, meskipun motif di balik hal ini lebih banyak berkorban dari pada memikul tanggung jawab. Konsepnya lainnya yang terlepas dari keyakinan, adalah untuk merenungkan perbaikan diri setiap tahunnya.

***

Jadi sampai pada kesimpulan, Resolusi tahun baru yang dimaksud dalam artikel ini, adalah dalam menyambut 1 Januari setiap tahunnya, kebetulan tahun ini kita akan memasuki 1 Januari tahun 2022. 

Perlu diakui banyak kalender sipil (resmi negara) nasional di Dunia Barat dan sekitarnya telah berubah menggunakan satu tanggal tetap untuk Hari Tahun Baru, yaitu 1 Januari, dan sebagian besar dunia dalam kenyataan menggunakan penanggalan ini misalnya dalam perhitungan hari, atau dikenal sebagai kalender umum atau global, semuanya setelah diadopsi dari penjelasan kalender Gregorian di atas.

Resolusi Tahun Baru memang dikenal hingga saat ini, di sepanjang perjalanan sejarah yang panjang. Namun resolusi dalam esensinya, dapat dilakukan kapan saja, dan bisa dilakukan dalam peringatan khusus, seperti halnya Tahun Baru kebudayaan, ajaran, dan aliran agama yang menggunakan sistem kalender lain misalnya atara bulan dan matahari, serta perhitungannya sendiri sesuai metodologi dan budaya, bahkan dapat berasal dari fenomena alam yang secara rutin dialami kelompok masyarakat tertentu.

So? Mungkin ada yang dapat menambahkan. Namun sekiranya, artikel ini dapat menambah pemahaman bersama. Karena saya yakin, jika dibahas apalagi oleh ahli sejarah, ahli perbintangan, budayawan dan tokoh/pimpinan aliran kepercayaan atau agama bakalan lebih seru lagi melengkapi wawasan kita bersama. Dengan semangat menghargai satu dengan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun