Mohon tunggu...
Valencia Novanca
Valencia Novanca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNJ

Read and write

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

telaah aspek diksi dalam puisi "di kulkas: namamu karya joko pinurbo dengan pendekatan ekspresif

17 Juni 2023   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2023   20:56 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

tersimpan dalam botol-botol waktu.

Berikut ini adalah pembahasan mengenai aspek pemilihan kata atau diksi dalam puisi tersebut:

Pada bait pertama, sudah terlihat pemilihan kata yang sesuai dengan keunikan dari kepenulisannya, yakni menggunakan nama barang sebagai lambang atau penggambaran dari pemikirannya. Pemilihan kata “kulkas” pada puisi ini bukan hanya sekadar kulkas, tetapi berupa lambang dari pikiran suatu manusia yang tergolong sebagai makna konotasi.  Pemilihan kata “gumpalan-gumpalan” memiliki makna denotasi yang bisa juga berarti sekumpulan. Pemilihan kata “batukmu” tergolong makna konotasi yang bisa berarti kenangan. Pemilihan kata “mengendap” termasuk makna denotasi yang bisa berarti berada di dasar. Sesuai dengan keunikan kepenulisannya, penggunaan barang dalam kata “kaleng-kaleng susu” bisa termasuk makna konotasi yang berkaitan dengan memori ingatan seseorang. Jadi, bisa berarti jika Joko Pinurbo menggambarkan adanya sekumpulan memori ingatan terhadap kenangan seseorang yang telah mendasar di pikiran tokoh utamanya. 

Pada bait kedua, masih terdapat penggunaan kata “kulkas” sebagai pikiran manusia. Pemilihan kata “engahan-engahan nafasmu” bermakna denotasi yang berarti hembusan napas seseorang. Pemilihan kata “meresap” merupakan makna denotasi yang berarti melekat di dalam sesuatu. Penggunaan kata barang kembali digunakan pada kata “anggur-anggur beku” yang juga bisa bermakna memori ingatan seseorang. Jadi, bisa berarti jika Joko Pinurbo menggambarkan memori memori ingatan terhadap hembusan napas seseorang yang telah melekat di pikiran tokoh utamanya.

Pada bait ketiga, tetap  terdapat penggunaan kata “kulkas” sebagai pikiran manusia. Pemilihan kata “sisa-sisa” memiliki makna denotasi yang artinya tetap sama. Pemilihan kata “sakitmu” merupakan makna konotasi yang bisa berarti sebuah kenangan yang menyakitkan. Pemilihan kata “membekas” bermakna denotasi dengan arti yang tetap sama. Pemilihan kata “daging-daging layu” bermakna konotasi yang bisa berarti perasaan seseorang yang telah disakiti. Jadi, bisa berarti jika Joko Pinurbo menggambarkan adanya sisa dari kenangan menyakitkan yang membekas dalam perasaan tokoh utama yang telah disakiti.

Pad bait keempat, juga masih terdapat penggunaan kata “kulkas” sebagai pikiran manusia. Pemilihan kata “bisikan-bisikan rahasiamu” bermakna denotasi dengan arti yang tetap sama. Pemilihan kata “tersimpan” bermakna denotasi juga dengan arti yang tetap sama atau bisa juga berarti terkenang. Pemilihan kata “botol-botol waktu” juga  berarti kenangan memori ingatan seseorang. Jadi, bisa berarti jika Joko Pinurbo menggambarkan masih adanya segala bisikan dan perkataan dari seseorang yang tersimpan di dalam kenangan ingatan memori tokoh utamanya. 


PENUTUP

Karya sastra memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya adalah puisi. Puisi merupakan bentuk kesusasteraan dengan pemilihan kata yang bernilai estetika mengungkapkan perasaan atau pemikiran dari pengarangnya. Karya tersebut dapat diapresiasi melalui kajian dengan menggunakan pendekatan yang berpokok pada sudut pengarangnya, yakni pendekatan ekspresif. Pendekatan ekspresif merupakan pendekatan yang berkaitan erat dengan perasaan pengarang dan memandang sastra sebagai sarana dalam memahami keadaan jiwa pengarangnya. Dalam artikel ini pokok bahasan akan difokuskan pada puisi “Di Kulkas: Namamu” karya Joko Pinurbo berdasarkan pendekatan ekspresif dengan aspek pemilihan kata atau diksi dalam unsur batin yang mencakup makna konkret (makna kata pengimajinasian) dan makna denotasi (makna kata sesungguhnya).

Melalui keempat bait puisi “Di Kulkas: Namamu”, Joko Pinurbo menggunakan kata barang berupa “kulkas” dan barang-barang lain yang merupakan isinya sebagai lambang dari sebuah kenangan. Beliau menggambarkan bagaimana kehidupan seorang manusia yang sedang terjebak di dalam kenangannya sendiri. Oleh karena itu, pemilihan kata dalam pendekatan ekspresif ini menjelaskan jika Joko Pinurbo berusaha menggambarkan perasaannya yang terjebak dalam sebuah ingatan akan kenangan yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Andika, F. (2019). Analisis Kumpulan Puisi Setungkul Benang Karya Ubai Dillah Al Anshori Dengan Pendekatan Ekspresif (Doctoral dissertation).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun