Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Memori

11 Mei 2022   21:24 Diperbarui: 16 Mei 2022   00:30 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Lesly Juarez, sumber: Unsplash.com

Osa tidak hanya berencana mengantar Lea kembali ke Jakarta besok, dia juga mengantar Lea ke kamarnya saat ini. Dia ingin memastikan Lea aman dan nyaman.

Cowok itu ingin Lea tahu bahwa dia akan selalu ada untuknya. Dia raih tangan Lea, dia berikan genggaman sebagai teman. Genggaman itu tidak dia lepas sampai di depan pintu kamar Lea walau cewek itu sempat menariknya ketika melewati lobi. Untung Osa menahan erat, selanjutnya Lea tidak berusaha melepas lagi.

"Aku akan carikan kamu tiket terpagi," ujar Osa setelah Lea membuka pintu kamar dan kata-kata itu simbol pamitnya.

Tidak dinyana, Lea memeluknya erat, dalam diam. Osa membalasnya tapi tidak terlalu heboh walau dalam hati dia ingin menahan pelukan itu selama mungkin.

"Sorry, Os. Aku tidak bisa cerita sekarang, tapi aku janji suatu waktu aku akan memberi tahu kamu semuanya," kata Lea setelah pelukan itu berakhir. "Jangan khawatir, hari ini kamu sudah membuat memori baru untukku. Pertama kalinya hari ini kamu hanya diam di dalam mobil. Ternyata bisa."

Osa terbahak senang ketika melihat wajah nakal Lea ketika mengucapkan kalimat terakhir.

+

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun