Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Urban #8] Taksi

11 Juli 2021   20:59 Diperbarui: 12 Juli 2021   21:24 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Car photo created by wirestock - www.freepik.com

"Kamu jadi beneran pulang sama aku?" tanya Axl ketika Tim mulai mematikan lampu-lampu kafe. Pim mengangguk.

"Naik taksi, ya?" ajak Axl. Kening Pim berkerut, dia tidak paham.

"Tadi aku dijemput Mia, pakai mobilnya. Kita pesan taksi saja, aku antar kamu pulang. Toh, mobil Mia sudah isi Nat, Dio sama Josh, nggak cukup kalau nambah kamu," jelas Axl dengan penuh keilmiahan. Pim mengangguk.

"Aku pikir kamu bawa mobil sendiri," kata Pim untuk menetralkan suasana. Dia agak merasa nggak enak Axl memisahkan diri dari teman-temannya.

"Aku tidak punya mobil, Mia sudah rajin antar jemput aku," sahut Axl, dia lalu menelpon salah satu nomor perusahaan taksi. Cowok itu tidak tahu Pim memandang aneh padanya ketika dia menjelaskan tentang mobil yang tidak dipunyainya.

Di dalam taksi, Pim merasa tidak nyaman. Axl sibuk dengan HPnya dan tertawa-tawa sendiri tanpa mengajaknya ngobrol. Cewek itu yang sibuk menjelaskan pada sopir taksinya arah ke rumahnya. Axl tidak memperhatikan percakapan itu. Sinar dari layar HP menerangi wajah tampannya dan senyumnya yang mempesona, menurut Pim. Axl masih sangat berkualitas, nilainya semakin naik sampai angka 10.

"Itu apa?" akhirnya Pim tidak tahan untuk tidak bertanya.

"Oh, ini Mia baru Instagram Live di mobil sama anak-anak. Tim yang jadi sopir karena dikerjain Mia, kalah tebak-tebakkan," lalu Axl tertawa terbahak sendiri mendengar keramaian di mobil tersebut.

"Kamu aktif di Instagram, ya?" tanya Pim. Dia tidak tertarik membicarakan Mia dan teman-temannya.

"Enggak juga, cuma buat ginian. Kontak yang perlu saja. Lagian aku dikerjain sama Nat, katanya followersku minta aku post foto, eh yang nge-like dikit banget padahal followersku 5K lebih. Dia sendiri nggak nge-like postinganku," Axl jadi ingat kekesalannya pagi tadi.

"Emang kamu post foto apa?" Pim pura-pura bertanya. Dia follow akun Axl dengan akun online shopnya. Dia juga sudah nge-like postingan terbaru Axl, hanya cowok itu tidak tahu.

"Waktu sepedaan di gunung, cuma sepedaku dengan latar gunung," Axl tetap menatap layar HPnya, bahkan sibuk menulis komentar di chat Live Mia. Lalu dia tiba-tiba tertawa geli.

"Ada apa?" Pim jadi penasaran juga. Dia mengesampingkan keinginannya untuk mengobrol topik yang bukan tentang teman-teman Axl.

"Tim, dia lupa kunci rumahnya ketinggalan di kafe. Mereka balik lagi," lalu Axl terbahak. Pim diam, dia tidak menganggap itu lucu. Saat itulah Axl menyadari bahwa Pim tidak ikut tertawa dengannya.

"Are you okay?" tanya Axl. Dia merasa Pim masih merasa kesal dengan tembakan Leo di kafe tadi.

"Not really. Ulang tahunku ke dua puluh lima yang mengesankan," jawab Pim dengan nada sarkasme. Tangannya bersidekap di dadanya lalu dia melemparkan pandangannya ke luar jendela taksi. Axl lalu mematikan HPnya.

"Do you want to talk about it?" kalau Pim memulai percakapan dalam Bahasa Inggris, kesannya serius banget topiknya. Axl tidak mau main-main.

"Kenapa kamu bayar taruhan ke Dio? Kamu kan belum tentu kalah? Aku kan sudah bilang kalau akan putus sama Leo dua minggu lagi," Pim sedikit berteriak, tapi tertahan karena sopir taksi menoleh ke belakang sejenak.

"Aku sudah tidak mau lagi taruhan," Axl memainkan HPnya.

"Hey, kamu sudah punya cewek, ya?" tanya Pim. Dia lalu meluruskan duduknya menghadap langsung ke cowok itu.

"Oh, belum," jawab Axl cepat walau wajah Mia tiba-tiba terlintas di benaknya. 

Dia kaget sendiri. Cewek itu kan teman mainnya? Kenapa malah muncul di bayangannya ketika memikirkan tentang teman hidup? Memang dia bisa membayangkan lebih nyaman hidup berdua dengan Mia. Tapi ih, Mia kan cowok? Dia selalu menganggap Mia cowok.

"Tunggu dua minggu lagi, Axl!" kata Pim. Saat itu taksi sudah ada di depan rumahnya. 

Axl melambai sopan kepada Pim yang sudah berdiri di pagarnya.

[Bersambung]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun