Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Elemen Road Movie dalam "Ada Apa Dengan Cinta 2"

27 Juni 2021   09:40 Diperbarui: 27 Juni 2021   09:46 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016)

Tidak banyak film Indonesia yang bergenre road movie (film perjalanan). Tapi paling tidak sudah ada beberapa film yang diperankan oleh Nicholas Saputra yang menyerempet elemen-elemen genre ini. Contohnya: "Janji Joni" (2005), "3 Hari untuk Selamanya" (2007), dan "Aruna dan Lidahnya" (2018). Silakan menambah di komentar bila menemukan yang lain.

Menurut Costanzo (2014), secara sederhana genre road movie bercirikan: ada kendaraan, ada tujuan perjalanan dan proses perjalanan itu sendiri. Jadi silakan cek tiga judul di atas, minimal tiga ciri itu menurut saya ada. Satu hal lagi, tiga ciri tersebut dikembangkan lebih dalam dengan mengartikan secara metafor ketiga elemen ini: kendaraan, lokasi dan proses.

Lalu bagaimana bisa film "Ada Apa Dengan Cinta 2" masuk ke dalam genre ini?
Foto scene di atas sangat menunjukkan ciri-ciri road movie dengan mudah: ada jeep sewaan, ada tujuan yaitu lokasi ciamik di sekitaran Jogja dan Magelang, dan proses - yaitu Rangga menjelaskan hilangnya dirinya selama beberapa purnama.

Seperti road movie yang lain, yang saya tulis dalam "How It Ends", Sebuah Genre Road Movie, efek genre ini berdampak pada nilai-nilai budaya, promosi wisata dan meraih pasar global. Dengan mudah kita lihat, dampak film AADC 2 adalah meningkatnya kunjungan wisatawan di obyek-obyek pariwisata Gereja Ayam, Punthuk Setumbu, Sellie Coffee, dan Greenhost Boutique Hotel yang menjadi setting cerita perjalanan Rangga dan Cinta.

Kendaraan sudah jelas. Lokasi tujuan sudah terpampang manis. Lalu ada proses perjalanan apa selain ungkapan Rangga tentang alasannya dia menghilang?

Sebenarnya tidak ada transformasi yang signifikan dalam hubungan keduanya, Rangga dan Cinta. Dari awal AADC 1 (2002) kita sudah tahu, mereka tidak terpisahkan. Ending AADC 2 pun sama, mereka kembali di adegan terakhir yang sama. Hanya saja genre road movie membantu kita memahami proses perjalanan hubungan mereka. 

Proses yang dialami adalah kesalahpahaman. Rangga memutuskan secara sepihak karena merasa tidak mampu membahagiakan Cinta. Cinta sebenarnya akan menikah dengan Trian, tunangannya. Namun, pertemuan dengan Rangga selama sehari semalam mengubah semuanya. Perubahan ini tidak dalam hubungan Rangga-Cinta tapi Cinta-Trian. 

Road movie sekali lagi menegaskan bahwa happy ending bisa diwujudkan dengan kebersamaan, percakapan, keterbukaan dan quality time. Rangga masih kadang memunculkan kalimat-kalimat sinis, namun Cinta sudah terbiasa bahkan rindu ungkapan sinis Rangga. Karena pertemuan ini menunjukkan perbedaan Rangga dengan Trian, Cinta memilih Rangga yang dengan ungkapan sarkastisnya tetap membuat Cinta lebih baik dan lebih bahagia. 

AADC 2 (2016)
AADC 2 (2016)

Genre ini bukanlah satu-satunya yang menggambarkan AADC 2, tapi genre ini menjadi salah satu simbol perbedaan AADC 1 dengan AADC 2. Kedua foto di atas, yang dibedakan suasana malam dan siang, sangat representatif makna dari AADC 2. Rangga dan Cinta naik jeep yang menghantarkan mereka ke happy ending.

Maafkan spoilernya. 

Referensi:
Costanzo, William V. (2014). World Cinema through Global Genres. West Sussex: Wiley Global Research

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun