Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

'Busking' di Melbourne

23 Desember 2012   06:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:10 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu kemarin (22/12) saya jalan-jalan ke kota Melbourne untuk menghabiskan tiket ‘weekend saver’ metcard yang berlakunya hanya sampai 29 Desember tahun ini. Saya rencanakan sekalian makan siang saja di resto Portugis favorit saya: Nando’s.

Walaupun tahu dua teman Indonesia saya memiliki ijin franchise Nando’s di Melbourne, saya tetap kaget ketika bertemu dengan kasir resto itu. Dua-duanya orang Indonesia! Saya jadi penasaran nih, apakah ada resto Nando’s di Indonesia? Dengar-dengar dulu di Jakarta ada?

Saya juga tahu banyak pengamen di CBD Melbourne. Bahkan pernah saya tulis artikel di Kompasiana yang judulnya: “Ada Malioboro di New Zealand?” Namun, hari Sabtu itu benar-benar saya panen foto-foto pengamen. Berikut saya bagikan cerita dan foto hasil jalan-jalan sampai sore kemarin.

Turun di Stasiun Flinders Street yang monumental itu, para penumpang disambut lantunan terompet menyanyikan lagu-lagu Natal. Bisa ditebak para pemainnya dari institusi sosial Salvation Army yang mencari dana dengan cara menghibur di tempat-tempat umum, seperti mall, perempatan yang ramai atau stasiun kereta seperti saat itu.

[caption id="attachment_216120" align="aligncenter" width="588" caption="Pemusik dari Salvation Army, foto: vita"][/caption] Di luar stasiun saya menemukan gaya ‘busking’ (mengamen tidak hanya musik) favorit saya: patung manusia! Yang saya lihat biasanya pria tapi hari ini wanita. Setelah memotret, saya masukkan satu koin dolar dengan puas.

[caption id="attachment_216121" align="aligncenter" width="450" caption="Malaikatnya memberi sesuatu, foto: vita"]

13562420191636344978
13562420191636344978
[/caption]
1356242079265366151
1356242079265366151
Busking seperti ini diijinkan oleh Pemkot Melbourne asal mendaftar dengan resmi. Biaya busking sekitar $10 - $50 tergantung jenis dan lamanya yang ijinnya bisa berlaku untuk satu tahun.

Habis makan siang, saya berjalan menuju South Yarra River. Bertemu lagi dengan cewek-cewek yang memainkan musik. Di Australia, anak-anak sudah diperkenalkan alat-alat musik sejak SD. Jadi tidak mengherankan, para cewek ini bermain musik dengan bagus.

[caption id="attachment_216123" align="aligncenter" width="600" caption="Pengamen pakai teks not balok, foto: vita"]

1356242157124487949
1356242157124487949
[/caption] Di Southbank, sepanjang Yarra River, ‘busker’ yang saya temui pertama kali adalah pemain pertunjukan akrobat. Banyak peralatan lengkap dibawanya. Salah satunya hula hoop. Nantinya dia juga memainkan api di pertunjukan selanjutnya.

[caption id="attachment_216124" align="aligncenter" width="450" caption="Cewek ini cerewetnya minta ampun, foto: vita"]

13562422182023980458
13562422182023980458
[/caption] Busker selanjutnya adalah orang Aborijin. Dia baru berdandan mempersiapkan diri di depan alat musik tradisional masyarakat Aborijin: didgeridoo atau didjeridu. Jangan kaget, dia juga menjual CD musiknya. Saya lanjutkan memotret busker di sampingnya: pelukis surealis. Dan dia melukis ditempat!!

[caption id="attachment_216125" align="aligncenter" width="703" caption="Badan dicat adalah kostumnya, foto: vita"]

1356242289277543980
1356242289277543980
[/caption] [caption id="attachment_216126" align="aligncenter" width="600" caption="Penonton muda disuruh bantu, foto: vita"]
1356242341792236778
1356242341792236778
[/caption] [caption id="attachment_216127" align="aligncenter" width="600" caption="Dari atas pasti indah, foto: vita"]
1356242410556211995
1356242410556211995
[/caption] Tak jauh dari mereka ada satu grup pemusik yang memainkan lagu-lagu jazz. Eh setelah beberapa lama, nadanya berubah dengan halus menjadi musik reggae. Tidak bisa tidak bergoyang mendengar permainan musik mereka. Hahaha. [caption id="attachment_216129" align="aligncenter" width="600" caption="Susah beranjak dari tempat ini, foto: vita"]
1356242690929643256
1356242690929643256
[/caption] Busker selanjutnya hampir sama, pemain akrobat, tapi ini pria. Dia memakai api dan balon untuk menunjukkan ketrampilan akrobatik dan trik-trik mengejutkan, seperti menelan balon! Lihat sepatunya yang sudah sangat menghibur. Busker ini juga membawa speaker lengkap.

[caption id="attachment_216128" align="aligncenter" width="600" caption="Kostumnya unik, foto: vita"]

1356242552505267485
1356242552505267485
[/caption] Busker terakhir yang saya lihat adalah dari Asia, mungkin China karena dia memainkan alat musik semacam siter di Jawa. Kalau tidak salah namanya erhu. Agak susah memotret dia dari depan karena lokasi mengamennya di pertigaan dan banyak orang lalu lalang jalan terus dengan cepat.

[caption id="attachment_216130" align="aligncenter" width="375" caption="Pemain Erhu yang magis, foto: vita"]

1356242748232029630
1356242748232029630
[/caption] Beberapa dari busker di atas sangat menghibur, tidak hanya dengan ketrampilan fisik dan motorik mereka tapi juga dengan ketrampilan Public Speaking. Mereka melontarkan kalimat-kalimat lucu, menggoda para penonton, bahkan orang yang hanya lewat. Bahkan ada yang berinteraksi dengan cara melibatkan salah satu penonton untuk membantu trik mereka.

Saya belajar banyak dari para pejuang jalanan ini. Apa yang mereka lakukan di jalan adalah realita kehidupan. Kadang sedih kalau dicuekin orang yang lewat. Kadang senang ada yang memberi koin. Apapun respon para pejalan, mereka tetap terus mempertunjukkan ketrampilan mereka.

~avnpa~

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun