Sabtu kemarin (22/12) saya jalan-jalan ke kota Melbourne untuk menghabiskan tiket ‘weekend saver’ metcard yang berlakunya hanya sampai 29 Desember tahun ini. Saya rencanakan sekalian makan siang saja di resto Portugis favorit saya: Nando’s.
Walaupun tahu dua teman Indonesia saya memiliki ijin franchise Nando’s di Melbourne, saya tetap kaget ketika bertemu dengan kasir resto itu. Dua-duanya orang Indonesia! Saya jadi penasaran nih, apakah ada resto Nando’s di Indonesia? Dengar-dengar dulu di Jakarta ada?
Saya juga tahu banyak pengamen di CBD Melbourne. Bahkan pernah saya tulis artikel di Kompasiana yang judulnya: “Ada Malioboro di New Zealand?” Namun, hari Sabtu itu benar-benar saya panen foto-foto pengamen. Berikut saya bagikan cerita dan foto hasil jalan-jalan sampai sore kemarin.
Turun di Stasiun Flinders Street yang monumental itu, para penumpang disambut lantunan terompet menyanyikan lagu-lagu Natal. Bisa ditebak para pemainnya dari institusi sosial Salvation Army yang mencari dana dengan cara menghibur di tempat-tempat umum, seperti mall, perempatan yang ramai atau stasiun kereta seperti saat itu.
[caption id="attachment_216120" align="aligncenter" width="588" caption="Pemusik dari Salvation Army, foto: vita"][/caption] Di luar stasiun saya menemukan gaya ‘busking’ (mengamen tidak hanya musik) favorit saya: patung manusia! Yang saya lihat biasanya pria tapi hari ini wanita. Setelah memotret, saya masukkan satu koin dolar dengan puas.
[caption id="attachment_216121" align="aligncenter" width="450" caption="Malaikatnya memberi sesuatu, foto: vita"]


Habis makan siang, saya berjalan menuju South Yarra River. Bertemu lagi dengan cewek-cewek yang memainkan musik. Di Australia, anak-anak sudah diperkenalkan alat-alat musik sejak SD. Jadi tidak mengherankan, para cewek ini bermain musik dengan bagus.
[caption id="attachment_216123" align="aligncenter" width="600" caption="Pengamen pakai teks not balok, foto: vita"]

[caption id="attachment_216124" align="aligncenter" width="450" caption="Cewek ini cerewetnya minta ampun, foto: vita"]

[caption id="attachment_216125" align="aligncenter" width="703" caption="Badan dicat adalah kostumnya, foto: vita"]




[caption id="attachment_216128" align="aligncenter" width="600" caption="Kostumnya unik, foto: vita"]

[caption id="attachment_216130" align="aligncenter" width="375" caption="Pemain Erhu yang magis, foto: vita"]

Saya belajar banyak dari para pejuang jalanan ini. Apa yang mereka lakukan di jalan adalah realita kehidupan. Kadang sedih kalau dicuekin orang yang lewat. Kadang senang ada yang memberi koin. Apapun respon para pejalan, mereka tetap terus mempertunjukkan ketrampilan mereka.
~avnpa~
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI