Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tinggal Satu Kata "Selamatkan"

3 April 2019   08:54 Diperbarui: 3 April 2019   09:08 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(pic.sekitarmata.blogspot.com)

Kenyataan sekarang ini tak bisa dipungkiri lagi jika apapun yang dilakukan dimanapun berpijak semua bermuara pada kesibukan fatamorgana yang tidak pernah habis-habisnya.

Lihatlah di sekeliling sudah sangat jarang terlihat seorang gadis yang bangun pagi-pagi dan membereskan segala sesuatu di sekitarnya yang ada hanya tidur bangun kembali sampai tidur lagi tetap sibuk dengan Smartphone.

Lebih aneh lagi bayi yang baru lahir yang mestinya diajarkan dengan berlari, berjalan, berguling-guling dan bersosialisasi tetapi sudah diperkenalkan dengan benda yang bernama smartphone, tidak jarang terdengar berbagai alibi di ungkapkan oleh ibu-ibu zaman now bahwa anaknya tidak merasa nyaman, bila tidak diberikan smartphone atau Tab.

Sesungguhnya jika kita menggunakan Nalar menggunakan Logika dan menggunakan ilmu yang sudah banyak diketahui bahwa pada saat pertumbuhan seorang anak sangat memerlukan pergerakan fisik sehingga hal demikian itu dapat membentuk dan menyempurnakan pertumbuhan fisiknya dan mentalnya.

 Sangat mengerikan tidak dapat terbayangkan Bagaimana kehidupan masa depannya nanti apabila pada saat masih kecil masih membutuhkan pergerakan fisik lalu dihalangi oleh benda yang bernama smartphone yang notabene belum dapat menjadi sebuah alasan untuk diberikan kepada anak-anak tersebut karena sebagai seorang anak yang masih seperti lembaran putih maka para orang tua lah yang paling bertanggung jawab untuk mendidiknya tidak perlu diberikan smartphone pada anak-anak bayi ataupun pada anak-anak yang masih membutuhkan pertumbuhan pergerakan fisik. 

Bisakah dibayangkan Bagaimana akibatnya pada perkembangan fisik dan mentalnya yang sudah anti sosial karena sudah terbiasa kan dengan sibuk berbicara dengan Smartphone nya dan tidak memperdulikan lingkungan sekelilingnya dan juga dapat mengakibatkan anak terkena penyakit sindrom smartphone.

Sebenarnya tidak perlu berpura-pura tidak tahu karena secara umum sudah diketahui bahwa anak yang kurang bergerak akan menjadikan dia tidak sehat anak yang difokuskan pada pandangan yang mengandung cahaya terus-menerus akan merusak matanya kemudian anak bayi yang masih memerlukan komunikasi kontak fisik dengan ayah Bundanya sudah di recoki dengan komunikasi melalui smartphone saja. Bayangkanlah sendiri apa yang akan terjadi pada buah hati generasi penerus bangsa yang sudah keadaannya seperti ini.

Adakah cara untuk menyadarkan para orang tua zaman now para guru zaman now yang terlalu memilih cara modern modern canggih dan dianggap bergengsi. Adakah Suatu cara yang menyadarkan sistem ini bisa menyelamatkan generasi kita di masa depan. Tinggal satu kata segera "Selamatkan" anak-anak kita.

Tugas semua sektor yang terkait, untuk merencanakan, memikirkan, memberikan pemahaman  jangan perkenalkan smartphone pada anak dibawah usia 12 tahun. Galakkan pendidikan untuk mendukung perkembangan kesehatan fisik dan mentalnya, karena tidak mudah aral rintang di masa depannya dimana memerlukan modal fisik yang sehat, mental yang sehat, sehingga dapat menjadi modal masa depannya yang paling berharga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun