Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titian Cita-Cita

18 Juli 2018   21:31 Diperbarui: 8 Januari 2019   22:30 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenangan Rabu 18 Juli 1993 ;

"Perlu baca ini ...cerecet cucurut..kapan-kapan  mungkin catatan ini membuat ...kalian ingat, kalau tidak mudah melewati titian cita-cita."

Bermodalkan ijasah SMA, dan sedikit pengalaman kerja, berangkat ke Irian Jaya (Papua).

Dari Jl.Percetakan Jayapura (Deppen) Ke A.P.O. Kantor Depnaker dulu disitu di Dok Dua, jalan kaki bolak-balik urus kartu kuning.

Penerimaan lowongan kerja di Deppen (Departemen Penerangan). Pas dengan cita-cita ingin jadi Penyiar RRI. Sederhana ya cita'citaku.

Jangan ditanya bagaimana rasanya naik kapal tujuh hari tujuh malam dikapal dengan bekal uang seadanya.

Hanya satu dalam hati yang menguatkan kaki melangkah, selalu membayangkan wajah mama dan bapak, bagimana agar bisa kerja dan bisa meringankan beban orangtua.

Hidup di rantau berkasur tikar, kadang makan indomie satu bungkus untuk satu hari, kadang hanya makan lauk sayur kangkung dengan nasi...nanti tidur baru tangan kering...bulak balik bantuin apasaja yang bisa meringankan beban orangtua...sampai pernah aku mengelus tanganku sambil menetes air mata tak henti saking perihnya seharian kena air dan sabun. Tapi tak pernah keluhan keluar dari ucapanku ..selain doa siang malam pada Allah.

Seperti bermain film jalan kaki berkilo-kilo meter dan disirami hujan, kayak film yah, tapi ini kenyataan bukan film.

Waktu itu singgah di rumah salah seorang kerabat, ditanya "berapa uang yang kau bawa dari kampung (Palopo)." Tutur kerabatku itu, aku jawab "bagaimana mau bawa uang, sedang ini kita merantau untuk cari uang'

"O tidak bisa titip-titip nomor kalau tidak ada uang pelicin" tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun