Memasuki kawasan Pasar Kanoman, Dasmin mendapati orang yang dicarinya terkantuk-kantuk di atas becak miliknya. Pelan-pelan ditabrakkanlah roda depan sepedanya ke bemper becak. Yang empunya becak kaget, seketika memandang ke wajahnya seolah hendak melakukan perlawanan.
 "Din," sapa Dasmin.
"Siapa ini? Hah, kamu Dasmin?"
Dasmin tertawa kecil. "Ngantuk melulu, bagaimana mau dapat sewa!"
"Semalam habis nonton bola. Bagaimana kabarmu Das, sehat?"
"Beginilah seperti yang kau lihat. Bagaimana tarikan, ramai?"
"Kadang-kadang ramai, tapi lebih banyak sepinya. Pangling aku sama kamu Das."
"Tambah tua, Din."
"Wajarlah sudah belasan, eh sekitar dua puluh lima tahun tidak ketemu. Merantau di mana sekarang?"
"Tangerang."
"Kerja apa?"