Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Belajar menebar kebaiakan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemuan Dua Hati

31 Oktober 2021   07:45 Diperbarui: 31 Oktober 2021   07:48 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau kau tidak keberatan, sejujurnya aku ingin meneruskan hubungan kita yang dulu terputus."

"Maksudmu?"

"Seperti saran keluarga, sebaiknya kita menikah. Semoga kau tidak keberatan."

Seketika jantung Dasmin berdebar-debar. "Keadaanku seperti ini, namanya juga kuli, penghasilan kecil, tidak tentu pula. Pekerjaan tidak bisa dipastikan. Kalau ada pekerjaan ada penghasilan, kalau tidak ada pekerjaan ya nganggur. Kau biasa hidup berkecukupan, penghasilan suami besar apakah dapat menerima keadaan seperti ini nantinya."

"Pendapatan almarhum suamiku memang besar terutama kalau sehabis dapat proyek, tapi penghasilan yang besar itu pengeluarannya juga besar dan sering dihabiskannya di luar. Sampai berhari-jari dia tidak pulang. Tidak enak menghadapi kebiasaan suami seperti itu. Aku tidak kuasa mengubah kebiasaannya itu. Sedangkan kuli seperti Bapak, besar atau kecil penghasilan diberikan kepada istri."

"Kau yakin aku akan begitu?"

"Atas dasar keyakinan pula aku datang ke sini. Kau pasti bisa melakukannya. Kita sudah sama-sama tua, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari aku, tidak bakalan aku berulah macam-macam. Aku ingin menghabiskan sisa hidup bersamamu. Sebelum aku berangkat ke Jakarta, Emak dan kakak menyataan setuju jika kita menikah."

"Kalau begitu adanya, aku terima. Dalam waktu dekat kita pulang. Aku akan mengurus surat-surat agar bisa menikah secara resmi. Sudah larut malam, kau menginap saja di sini, besok baru kembali ke rumah majikan."

"Tapi..."

"Tidak tidur sekasur, aku akan begadang bersama panitia di tempat pemungutan suara pemilihan ketua RW. Kau berani sendiri bukan?"

"Berani. Terima kasih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun