Mohon tunggu...
Uswatul Fitriyah Osadi
Uswatul Fitriyah Osadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Instagram @pesan.us

I'm happy, hurting and healing at the same time..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Anak Anda Masuk Ketegori Kecerdasan Linguistik?

10 Desember 2017   19:31 Diperbarui: 10 Desember 2017   19:38 4595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kecerdasan linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini mencakup kepekaan terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme dan intonasi dari kata yang di ucapkan. Termasuk kemampuan untuk mengerti kekuatan kata dalam mengubah kondisi pikiran dan menyampaikan informasi. Menurut Chatib dan Said (2012) kecerdasan linguistik adalah kemampuan berpikir dalam bentuk kata-kata, menggunakan bahasa untuk mengekpresikan, dan mengolah sekaligus menggunakan kata dengan sangat benar, baik dilihat dari lisan ataupun tulisan.

 Kecerdasan linguistik dalam dunia psikologi sering disebut "word smart". Kecerdasan linguistik ini kecerdasan yang lebih menekankan pada kata, kalimat atau bahasa. Dalam lingkup anak, anak akn menjadi lebih cerewet dan kritis, senang dalam bercerita atau membagi pengalamannya. Anak-anak yang memiliki kecerdasan linguistik senang akan membaca dan mencari tahu apa yang mereka tidak mengerti dan mereka tidak ketahui.

Karakteristik dari Kecerdasan Linguistik, antara lain:

  • Mereka yang memiliki kecerdasan linguistik memiliki kelebihan dalam menguasai bahasa lainnya selain bahasa ibu atau bahasa yang biasa dipergunakan sehari-hari. Mereka yang pintar dalam mengolah kata tentu memiliki perbendaharaan kata yang sangat banyak.
  • Individu yang memiliki kecerdasan linguistik memiliki karakteristik belajar menggunakan media membaca, dan menulis. Sedangkan untuk mengasah mereka menggunakan metode diskusi ataupun menyimak pembicaraan dan penjelasan orang lain.
  • Membaca secara efektif dan memahami serta dapat meringkas yang yang telah mereka baca. Tak hanya itu saja, mereka bisa kembali menerangkan dan menafsirkan apa yang telah mereka baca dan menjelaskannya secara rinci dan detail kepada orang lain.
  • Menirukan suara, bahasa serta membaca dan menulis dari orang lain. Terutama jika mereka ingin menjadi profesi tertentu yang membutuhkan kecerdasan linguistik.
  • Mendengar dan merespon setiap suara, ritme dan warna suara serta ungkapan kata dari orang lain dengan benar dan efisien.
  • Berbicara efektif kepada pendengar, dimana mereka tidak menggunakan kata yang berbelit-belit atau sulit dimengerti serta menjelaskan dengan bahasa yang sederhana dan disesuaikan dengan pendengar. Individu yang memiliki kecerdasan linguistik juga bisa fasih namun bergairah di waktu yang tepat dan benar.

Untuk memancing si anak mengetahui kecerdasan lingustiknya, maka ada beberapa contoh kegiatan yang dapat Guru praktekkan dalam kelas, antara lain :

Cara pertama, berilah anak-anak gambar-gambar hewan satu anak mendapatkan satu gambar, dengan pembagian itu anak-anak diberi perintah untuk menceritkan gamabr hewan yang sudah Guru bagikan, dengan cara : Tunjuk satu anak maju kedepan dengan percaya diri, suruh menceritakan ciri-ciri hewan yang dibagikan menggunakan bahasa sendiri, setelah si anak bercerita maka suruh si anak untuk menirukan suara hewan tersebut.

Contoh :Dina siswi kelas B1 di sekolah RA MUSLIMAT AL-FITROH MALANG. Hari ini guru memberikan pelajaran mengenai kecerdasan lingustik dengan cara sesuai ketentuan diatas. Dina mendapat pembagian gambar hewan kucing, dan Dina menceritakannya

Guru    : Ayo Dina maju kedepan, menceritakan gambarnya?

Dina    : "Ini gambar Kucing, dia sangat lucu berbulu halus dan lembut. Kucing mempunyai banyak sekali warna bulu seperti warna hitam, cokelat, putih dan banyak sekali warnanya"

Guru    : Dina pintar, suara kucing gimana yah?

Dina    : Meong... Meong....

dan cara kedua, mendongeng atau bercerita. Teknik ini Guru dituntut untuk bercerita kepada anak-anak, cerita fabel atau cerita islami. Dengan ini anak-anak bisa mendengarkan cerita yang disampaikan oleh gurunya dan anak-anak diperintahkan untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah disampaikan oleh gurunya.

Sumber : Munif Chatif & Alamsyah Said - Sekolah Anak-anak Juara: Berbasis Kecerdasan Jamak dan Pendidikan Berkeadilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun