Mohon tunggu...
Usep Saeful Kamal
Usep Saeful Kamal Mohon Tunggu... Human Resources - Mengalir seperti air

Peminat masalah sosial, politik dan keagamaan. Tinggal di Depok.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jihad Gus Muhaimin Atas Perubahan Iklim

9 Desember 2019   12:08 Diperbarui: 9 Desember 2019   12:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran Gus Muhaimin di forum COP 25 Madrid Spanyol adalah gairah tersendiri bagi bangsa Indonesia. Melalui beliau, paling tidak peran serta demokrasi politik parlemen terus diikhtiarkan supaya membangun sinergi yang lebih luas dengan semua kalangan terkait kepentingan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dinegeri subur ini.

Dalam pidatonya yang napak kalem dan penuh semangat pada saat pembukaan paviliun Indonesia yang penulis saksikan melalui link YouTube, Gus Muhaimin sebagai representasi parlemen Indonesia mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menghadapi tantangan implementasi Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang cukup berat.

Kehadiran beliau pada forum COP 25 adalah bagian dari jihad politik untuk meraih dukungan internasional terkait komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon berdasarkan Paris Agreement. Dukungan internasional diharapkan bisa meminimalisir kesulitan "jihad' beliau mengarusutamakan perubahan iklim dalam penyusunan UU di DPR.

Jihad untuk mengimplementasi NDC (Nationally Determined Contribution) sebagai ruh dari Paris Agreement terkait mengurangi target emisi 29% tanpa syarat dan hingga 41% pada tahun 2030 ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan karena ia melibatkan berbagai pihak, terutama korporasi sebagai aktor utamanya.

Dalam forum itu, Gus Muhaimin tidak henti menegaskan ajakan kepada berbagai pihak, khususnya dunia internasional untuk saling bersinergi dan menjalankan komitmen bersama Paris Agreement secara operasional yang dilandasi political will berbagai stakeholder sehingga iktiar yang didengungkan tidak berjalan serampangan.

Dalam pidatonya, beliau mengungkapkan ambisinya untuk memprakarsai politik "hijau" di Indonesia dengan akan memasukkan RUU Perubahan Iklim pada Prolegnas tahun 2020  di DPR. Hal ini sudah terlaksana di DPR. Pada saat yang sama beliau tidak akan menghentikan jihadnya untuk mendorong keterlibatan aktor politik regional dan internasional untuk aksi perubahan iklim.

Gus Muhaimin haqul yakin bahwa ikhtiar mitigasi dan adaptasi perubahan iklim adalah aksi kolektif, karenanya proses yang ditempuhpun harus lebih inklusif. 'Ambisi ' beliau untuk mengkonsolidasi para pemimpin politik, partai politik, dan anggota legislatif adalah jihad berikutnya. Termasuk di internal PKB, partai yang beliau pimpin.

Pelan tapi pasti, rupanya jihad Gus Muhaimin sedang menguji tesis "Paradok Giddens" yang merasa skeptis terhadap milenial terkait minimnya keterlibatan mereka terhadap masalah perubahan iklim.

Lebih dari itu, Gus Muhaimin nampaknya sedang menyongsong tumbuhnya gairah kaum milenial terhadap diskusi-diskusi warung kopi bertema perubahan iklim yang tentu akan sangat membantu jihadnya paska COP 25 di Madrid Spanyol. Wabilkhusus,  sense of care beliau terhadap nasib jutaan petani, nelayan, pelaku usaha dan lainnya.

'Menarik' diskusi-diskusi warung kopi kaum milenial ke gedung parlemen dengan melibatkan para expert (praktisi, peneliti, akademisi) penulis kita akan menguatkan jihad politik perubahan iklim Gus Muhaimin di DPR berikutnya, dimana selama ini belum terjadi tradisi itu. Meskipun ada, nampaknya masih sebatas klise. Wallahu'alam biash showab.

Penulis adalah pengurus di Dewan Pengurus Nasional Gerbang Tani. Tinggal di Depok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun