Dalam hadis di atas, berkata baik dihubungkan dengan iman kepada hari akhir. Ini berarti berkata baik adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk kehidupan kita kelak.
Setiap kebaikan yang kita ucapkan akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir meskipun kita telah tiada.
Rasulullah SAW bersabda, "Sedekah paling utama adalah memberi makan orang lapar, mengucapkan kata-kata yang baik kepada orang yang sedih, dan memudahkan urusan orang yang sulit." (HR. Bukhari).
Setiap hari, luangkan waktu sejenak untuk merenungkan kata-kata positif yang dapat kita ucapkan kepada orang lain. Misalnya, ucapan terima kasih, pujian, atau kata-kata semangat.
Menjaga Lisan: Kunci Ketenangan Hati
Menjaga lisan adalah kunci untuk meraih ketenangan hati. Ketika kita berbicara dengan baik, hati kita akan merasa tentram dan lapang.
Hindari gosip dan berita bohong. Jika ada informasi yang tidak pasti, lebih baik diam daripada menyebarkannya.
Di Era Digital, Tulisan Adalah Lisan
Hadis yang mengajarkan kita untuk berkata baik atau diam semakin relevan di era digital saat ini. Tulisan kita di media sosial, baik itu di platform media sosial, blog, atau forum online, sejatinya adalah perpanjangan dari lisan kita. Setiap kata yang kita tulis memiliki potensi untuk dibaca oleh banyak orang dan dapat meninggalkan jejak yang abadi.
Oleh karena itu, kita perlu bijak dalam memilih kata-kata yang akan kita tulis. Sama seperti kita perlu berhati-hati dalam berbicara, kita juga perlu berhati-hati dalam menulis.
Sebelum menekan tombol "posting", bacalah kembali tulisan kita. Apakah tulisan kita bermanfaat, inspiratif, dan membangun? Atau justru sebaliknya, tulisan kita mengandung unsur kebencian, fitnah, atau hoaks?