Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Amalan Hati Pengantar ke Surga

9 April 2022   06:34 Diperbarui: 9 April 2022   06:35 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di suatu hari, saat Rasulullah saw berkumpul bersama para sahabatnya di mesjid, tiba-tiba beliau berkata, "Seorang calon penghuni surga akan datang sebentar lagi".

Para sahabat saling tatap, bertanya-tanya dalam hati, 'Siapa gerangan orang yang dimaksud Rasulullah?'

Rasulullah Saw melanjutkan memberikan nasihat-nasihatnya, para sahabat tertunduk mendengarkan. Namun, mereka tetap gelisah, penasaran. Ingin segera tahu siapa yang dimaksud Rasulullah sebagai calon surga.

Tak lama kemudian datang seseorang, yang ternyata orang biasa saja, tidak terlihat tanda-tanda bahwa dia calon surga. Orang itu kemudian salat dua rakaat lalu berdzikir seperti biasa dan kemudian bergabung dengan majelis Rasulullah Saw.

Esoknya, saat Rasulullah kembali berkumpul bersama para sahabat, kembali Rasulullah saw berkata, "Sebentar lagi akan datang calon penghuni surga."

Para sahabat kembali penasaran, mereka menunggu-nunggu gerangan siapa yang akan datang. Beberapa saat kemudian, datang orang yang sama, yang kemarin disebut juga oleh Rasulullah sebagai calon penghuni surga. Orang itu tidak melakukan sesuatu yang istimewa, dia hanya salat kemudian berdzikir dan ikut mendengarkan nasihat-nasihat Rasulullah.

Tentu saja, tanpa disadari oleh orang tersebut, para sahabat mencuri lirik padanya. Bertanya-tanya apa istimewanya orang ini. Namun, satu pun takada yang menemukan keunikan orang tersebut.

Keesokan harinya, terulang lagi peristiwa yang sama. Rasulullah mengatakan bahwa sebentar lagi akan datang calon penghuni surga, dan yang datang orang yang sama. Orang tersebut pun melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.

Kejadian ini membuat seorang sahabat (satu riwayat menyebutkan Abdullah bin Amir bin Ash) penasaran. Abdullah kemudian mencari dalih, bagaimana supaya dia dapat melihat keseharian 'si calon penghuni surga' itu. Untuk mengetahui, ibadah apa yang dia lakukan, sehingga Rasulullah saw menyebutnya sebagai calon penghuni surga.

Abdullah mendekati 'si calon penghuni surga' dan bercerita bahwa dia sedang punya persoalan di keluarganya dan memohon izin untuk ikut bermalam beberapa hari di rumah 'si calon penghuni surga'.

Tanpa menaruh curiga 'si calon penghuni surga' mengizinkan Abdullah tinggal di rumahnya. Bermalamlah Abdullah, dan tanpa sepengetahuan tuan rumah, dia memperhatikan kehidupan 'si calon penghuni surga', terutama dalam hal ibadahnya.

Setelah tiga hari tiga malam memperhatikan, Abdullah tidak melihat ibadah istimewa yang dilakukan 'si calon penghuni surga', semua ibadah yang dilakukannya adalah ibadah-ibadah yang juga sama dikerjakan oleh sahabat Rasulullah yang lain.

Akhirnya karena penasaran, setelah tiga hari tiga malam menginap, Abdullah bertanya kepada 'si calon penghuni surga', "Ya sahabat, gerangan ibadah apakah yang engkau lakukan, sehingga Rasulullah sampai tiga kali menyebutmu sebagai calon penghuni surga?"

'Si calon penghuni surga' termenung sejenak. Dia sendiri tidak tahu apa keistimewaannya. Dia menjawab, "Engkau lihat sendiri, kan, saya tidak melakukan ibadah-ibadah lain selain ibadah-ibadah yang juga engkau lakukan."

"Justru itu, saya makin penasaran. Barangkali ada sesuatu yang saya tidak tahu?" tanya Abdullah lagi.

'Si calon penghuni surga' kembali terdiam untuk beberapa jenak. Lalu dia berkata, "Mungkin ini yang Rasulullah maksudkan, bahwa setiap malam, sebelum tidur saya selalu berlapang dada, selalu memaafkan perilaku orang lain terhadap saya. Terutama yang siang harinya berinteraksi dengan saya. Dan saya tidak pernah menyimpan rasa benci dan dendam dalam hati apa pun yang mereka lakukan."

Merasa puas dengan jawaban 'si calon penghuni surga', Abdullah bin Amir bin Ash pun pamit, dan kemudian menemui Rasulullah Saw untuk menyampaikan apa yang diutarakan 'si calon penghuni surga'. Dan Rasulullah Saw membenarkan, bahwa hal itulah yang menyebabkannya menjadi calon penghuni surga.

***

Ternyata amal saleh tidak hanya berupa aktivitas fisik. Aktivitas hati pun ternyata merupakan amal yang dapat mendatangkan pahala. Contoh kisah di atas membuktikannya. Hanya dengan berlapang dada, menerima perlakukan orang lain kepada kita, dan kemudian memaafkan mereka, dapat mengantarkan kita ke surga.

Hati memang poros dari seluruh aktivitas kehidupan manusia. Sabda Rasulullah Saw dalam sebuah hadis menggambarkan posisi hati tersebut.

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah (segumpal daging) itu ialah hati." (HR. Muslim)

Hati memang raja, yang berkuasa atas prajuritnya, semua anggota tubuh. Sebagaimana diucapkan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah: "Amalan badan tidak akan diterima tanpa perantara amalan hati. Karena hati adalah raja, sedangkan anggota badan ibarat prajuritnya. Bila Sang Raja buruk, maka akan buruk pula seluruh prajuritnya." (Majmu' Al Fatawa, 11/208).

Wallahu'alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun