Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran kuliner kekinian, satu pelaku usaha kecil di Sungai Miai memilih untuk tetap setia menjaga warisan kuliner Banjar: Kokoleh. Tak sekadar mempertahankan resep lama, pelaku UMKM ini kini tengah berinovasi menghadirkan varian rasa baru agar panganan tradisional itu tak kehilangan penggemarnya di era digital.
Kokoleh dikenal sebagai salah satu makanan khas Banjar berbahan dasar tepung beras dan santan, yang diolah dengan cara dikukus hingga bertekstur lembut dan legit. Cita rasanya yang sederhana namun autentik membuatnya menjadi hidangan favorit di berbagai acara adat dan keagamaan masyarakat Banjar. Kini, pelaku UMKM di Sungai Miai mencoba memberikan sentuhan segar tanpa menghilangkan nilai tradisi yang melekat.
"Kami ingin Kokoleh tetap dikenal masyarakat luas, tapi juga bisa diterima oleh generasi muda. Karena itu kami berinovasi dengan rasa-rasa baru seperti cokelat, keju, pandan, dan durian," ujar pelaku UMKM Kokoleh saat ditemui di rumah produksinya di kawasan Sungai Miai.
Kreativitas di Tengah Keterbatasan
Â
Inovasi ini tidak datang tanpa tantangan. Sebagai usaha rumahan, modal dan peralatan produksi masih sangat terbatas. Meski demikian, semangat untuk terus berkreasi menjadi dorongan utama bagi pelaku UMKM Kokoleh agar produk lokal khas Banjar tidak tenggelam di antara produk-produk kuliner modern.
Pelaku usaha mengaku, permintaan mulai meningkat sejak memperkenalkan varian rasa baru dan memanfaatkan media sosial untuk promosi. Foto dan video proses pembuatan Kokoleh yang diunggah di platform digital menarik perhatian banyak pengguna, terutama generasi muda yang penasaran dengan cita rasa kuliner tradisional khas Banjar.
"Dulu pembeli hanya datang dari sekitar kampung, sekarang sudah ada pesanan dari luar daerah. Promosi lewat media sosial sangat membantu," ujarnya sambil tersenyum.
Peran Pemerintah dan Harapan ke Depan
Â
Meski perkembangan positif mulai terlihat, pelaku UMKM Kokoleh tetap berharap adanya perhatian dan dukungan lebih besar dari pemerintah daerah. Dukungan tersebut diharapkan tidak hanya berupa modal usaha, tetapi juga pelatihan manajemen, inovasi kemasan, hingga pendampingan pemasaran.