Mohon tunggu...
Faby Uran
Faby Uran Mohon Tunggu... Petani -

aku anak Petani, rindu kembali menjadi Petani, membangun kampung halaman.\r\nDengan menulis, kubingkai potret kehidupan berpanorama sudut waktu antara garis pantai dan bukit ladang, kudendangkan sekuat deburan ombak, mewartakan kearifan Lokal yang harus dilindungi, kuletakan jiwaku di belantara pencaharian ini untuk generasi selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pualam

30 November 2013   02:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:30 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

catatan rindu buat sahabat Lia

remang cahaya gariskan alur
menarik sepanjang dinding retak
berputar, berlikuk bak tarian akar pohon

liku retak berlekak
ada garis setes air temukan jalan
menerobos keremangan
agar menakap seberkas cahaya empunya rembulan

pualam
mendandan dirinya
retak setiap tepi
tergores setiap duka

saat tetes air temukan jalan
ada cahaya pancarkan rindu
memanggil setiap mata menatap
keagungan dari kerapuhan

pualam retak untuk air
temukan jalan menggapai cahaya

dan engkau
tetap agung
karna sang Pujangga menantimu
bersama menatap keindahan cahaya
dari tetes embun di cela retaknya pualam

Pualam
retak untuk air
temukan jalan

30 November 2013
menanti Fajar

Goresan anak Petani

Uran Oncu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun