Mohon tunggu...
Untung Sudrajad
Untung Sudrajad Mohon Tunggu... Freelancer

Hobi membaca artikel Ekonomi dan Politik, Novel, Cerpen dan Puisi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Anjani Sekar Arum: Menjaga Napas Batik, Menghidupkan Jiwa Bantengan

6 Oktober 2025   07:34 Diperbarui: 6 Oktober 2025   07:34 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Bantengan (Sumber:Instagram:@anjanibatikgaleri )

Perlahan, langkah Anjani mulai membuahkan hasil. Kini Batik Bantengan dikenal luas dan telah dipamerkan di berbagai negara, antara lain Praha (2018), Taiwan (2019), India (2020), Malaysia (2021), Singapura (2022), dan Australia (2023). Galerinya di Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, juga menjelma menjadi destinasi wisata baru yang melengkapi daya tarik kebun apel dan sumber air yang lebih dulu populer.

Dampak sosialnya terasa nyata. Anak-anak yang dulu hidup dalam keterbatasan kini mampu menabung dan membantu biaya sekolah dari hasil membatik. Anjani menerapkan sistem bagi hasil 90:10. Dari setiap lembar batik yang dijual seharga Rp500.000, sekitar Rp450.000 (90%) dikembalikan untuk pembatik muda. Komponen itu terbagi dalam tiga bagian: 60% untuk upah langsung, 20% untuk tabungan pendidikan, dan 10% untuk biaya sekolah atau kebutuhan belajar. Sisanya, 10% (Rp50.000) digunakan untuk pajak, kemasan, serta operasional sanggar.

Sebelum tahun 2017, Kota Batu bahkan belum memiliki batik khas sendiri, dan kegiatan membatik nyaris tidak dikenal di sekolah-sekolah. Kini, Sanggar Batik Tulis Andhaka mampu memproduksi sekitar 200 lembar batik per bulan dengan omzet rata-rata Rp40 juta, sebagian besar mengalir kembali kepada para pembatik muda. Lebih dari itu, sebanyak 36 siswa telah menjadi tutor cilik yang mengajarkan batik di sekolah lain, sebuah lompatan besar dari masa ketika tradisi ini nyaris tidak tersentuh generasi muda.

Secara budaya, Bantengan pun menemukan bentuk baru. Bantengan tidak lagi sekedar tontonan musiman, tetapi hadir dalam motif kain yang menembus ruang tamu, kantor pemerintahan, hingga pasar internasional. Untuk melindungi karyanya dari duplikasi, Anjani mendaftarkan desain Batik Bantengan ke Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan mempublikasikan katalog digital dengan watermark dan detail terbatas di akun resmi sanggar di Instagram dan YouTube.

Kini, Kota Batu memiliki batik khas yang diakui, sekaligus menjaga roh Bantengan agar tetap hidup dan berdenyut dalam setiap guratan malam di kain.

Cerita-Cerita Kecil yang Menghidupkan

Ilustrasi Gadis Kecil Belajar Membatik (Sumber: Instagram @anjanibatikgaleri)
Ilustrasi Gadis Kecil Belajar Membatik (Sumber: Instagram @anjanibatikgaleri)

Banyak kisah lahir dari perjalanan ini. Salah satunya tentang Aliya, gadis sembilan tahun yang pertama kali belajar membatik di sanggar. Kini ia tumbuh sebagai pembatik andal, sekaligus pengajar. Ada juga cerita tentang pameran di Praha, ketika Anjani hanya bisa membawa sepuluh lembar batik karena keterbatasan waktu. Namun justru dari keterbatasan itulah dunia mengenal Batik Bantengan.

Anjani sendiri menolak disebut pengusaha. "Saya lebih senang disebut seniman. Karena seniman itu selalu membawa manfaat untuk masyarakat," katanya. Baginya, seniman adalah pegiat sosial: bukan soal memberi uang, tapi memberi kebahagiaan, memberi arti.

Menjaga Roh Tradisi di Kain

Kisah Anjani Sekar Arum adalah bukti bahwa pelestarian budaya bukanlah pekerjaan romantis belaka. Pelestarian budaya adalah perjuangan panjang, sering kali melawan arus modernisasi, bahkan melawan logika bisnis. Namun justru di situlah letak keindahannya di mana seni yang lahir dari cinta mampu menjadi sumber ekonomi, pendidikan, dan identitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun